indoposnews.co.id – Daaz Bara Lestari (DAAZ) optimistis pendapatan tumbuh 20 persen sepanjang tahun ini. Proyeksi itu, akan dicapai melalui strategi diversifikasi usaha. Lalu, ekspansi layanan pertambangan didorong program hilirisasi, dan industrialisasi pemerintah.
”Kami akan terus mendorong, dan mengembangkan rencana diversifikasi dengan dukungan integrasi dari pemerintah,” tutur Mahar Atanta Sembiring, Direktur Utama Daaz Bara, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin, 11 November 2024.
Komitmen tidak hanya bertindak sebagai kontraktor tambang, tetapi juga memperluas layanan. Misalnya, melakukan survei lapangan, pemetaan kualitas, dan eksplorasi sumber daya. Strategi itu, dirancang untuk memberi nilai tambah kepada para mitra, baik dalam dan luar negeri.
Baca juga: Surplus 84 Persen, Produsen Bimoli Serok Laba Rp806 Miliar
Nah, untuk bisnis inti, perseroan mengandalkan tiga pilar utama. Meliputi perdagangan komoditas bijih nikel, batu bara, dan bahan bakar solar. Lalu, jasa pertambangan, dan jasa angkutan. Sektor perdagangan menjadi kontributor utama pendapatan sekitar 20 persen dari total pendapatan.
Saat ini, perseroan tengah berekspansi dengan memperluas fokus ke pasar luar negeri, terutama untuk produk batu bara. Daaz Bara berencana memanfaatkan peluang untuk memperluas jaringan distribusi dan menjawab permintaan global meningkat, terutama negara-negara berkembang.
Daaz Bara mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 11 November 2024. Itu menjadi milestone penting dalam perjalanan untuk meningkatkan ekspansi bisnis, dan penguatan modal. Saham perseroan menjadi santapan para investor. Itu terbukti dengan mentok auto reject atas (ARA) setelah melejit 25 persen menjadi Rp1.100 hingga akhir perdagangan.
Baca juga: Anjlok 45 Persen, Golden Eagle Jala Pendapatan Rp421 Miliar
Anteran beli mengular sekitar 3,8 juta lot saham di posisi Rp1.100. Selama masa penawaran umum pada 1-7 November 2024, permintaan saham Daaz Bara mengalami kelebihan permintaan 323x. Itu sebagai bukti initial public offering (IPO0 perseroan mendapat respons luar biasa pelaku pasar.
Perseroan mengemas dana taktis sekitar Rp264 miliar. Itu dari pelepasan 300 juta saham perdana dengan harga pelaksanaan Rp880 per helai. Pelepasan saham perdana itu, setara dengan 15,02 persen dengan nilai nominal Rp100 per lembar.
”Kesuksesan penawaran umum mencerminkan kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis, dan potensi pertumbuhan jangka panjang Daaz Bara. Oversubscription atas saham perseroan menjadi tambahan energi dan semangat bagi kami, karena walau banyak emiten baru menjalankan IPO namun penawaran umum Daaz Bara juga tetap menarik perhatian masyarakat,” tegas Muljanto, Direktur Keuangan Daaz Bara.
Baca juga: Melejit 71 Persen, Bank Jago Cetak Laba Rp85 Miliar
Dana hasil IPO untuk modal kerja, dan anak usaha perseroan. Berdasar rencana, 33,34 persen untuk pembelian bijih nikel, dan modal kerja. Lalu, 66,66 persen disalurkan melalui pinjaman digunakan untuk pembelian batubara, pembelian bahan bakar solar, dan modal kerja anak usaha.
Dalam IPO itu, perseroan menunjuk Henan Putihrai Sekuritas, dan CGS International Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek sekaligus Penjamin Emisi Efek. (abg)