• Redaksi
Rabu, Oktober 15, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Headline Utama

Menyulam Nasib

abu by abu
5 Desember 2022 05:27
Menyulam Nasib

Presiden Jokowi menyulam nasib untuk menyelamatkan investasi Rp3 Triliun. FOTO - ISTIMEWA

Share on FacebookShare on Twitter

indoposnews.co.id – UANG besar sudah telanjur ditanam: Rp3 triliun. Di Kijing. Di pertengahan antara Pontianak-Singkawang. Pelabuhan baru itu sudah jadi. Di pantai barat Kalbar. Menghadap ke Laut Tiongkok Selatan. Ke mana pun dekat: Singapura, Bangkok, Ho Chi Minh, pun ke Hong Kong, dan sekitarnya. Lalu, kapan pelabuhan itu mulai dipergunakan? Agar investasi besar itu segera menghasilkan pertumbuhan ekonomi?

“Kami sudah mengusulkan agar jalan dari Pontianak ke Kijing dilebarkan,” ujar Arif Suhartono, direktur utama Pelindo Holding. Kini jalan itu sempit. Terutama untuk angkutan kontainer. Kalau begitu, boleh dikata investasi pelabuhan Kijing akan memaksa Kalbar punya jalan lebar. Tanpa pelabuhan itu, proyek pelebaran jalan bisa saja dianggap kurang penting. Nah, kini ada investasi Rp3 triliun harus diselamatkan. Tidak boleh mubazir. 

Mau tidak mau jalan harus dilebarkan. Syukur-syukur kelak bisa sampai Singkawang. Membangun pelabuhan di Kijing satu keberanian luar biasa. Harus diakui. Presiden Jokowi sangat pemberani di bidang ini. Namun, investasi Rp3 triliun itu bisa dikritik sebagai pemborosan. Satu-satunya jalan: segeralah digunakan. Tentu mengoperasikan pelabuhan Kijing tidak akan sukses kalau pelabuhan lama masih dipakai. Yang di kota Pontianak itu. 

Baca Juga

Emiten Menantu Megawati Bantah Koneksi dengan CBRE

Tambah Lini Bisnis Baru, SBMA Buru Restu Investor

UBS AG Cabut, Energy Collier Tampung 1,85 Miliar Saham KKGI

Wika Gedung Hadapi Empat Gugatan PKPU

Baca juga: Tiada Musuh Abadi

Yang di pinggir sungai itu. Yang dalamnya hanya 4-6 meter itu. Yang dua tahun sekali harus dilakukan pengerukan mahal. Biaya pengerukan Kapuas bisa sampai Rp60 miliar. Lalu dangkal lagi. Keruk lagi. Rp60 miliar lagi. Dangkal lagi. Terus menerus. Itulah problem pelabuhan sungai. Pun di Banjarmasin (Sungai Barito), dan Samarinda (Sungai Mahakam). Baru pemerintahan Jokowi berani melangkah ke Kijing. Meninggalkan pelabuhan sungai. 

Studi Kijing sudah sangat lama. Tapi baru sekarang direalisasikan. Kalau Kijing harus dioperasikan sekarang, pelabuhan sungai harus ditutup sekarang. Ini juga bisa dikritik sebagai pemborosan. Pelabuhan lama ini masih memadai. Untuk ukuran Pontianak. Betul pelabuhan lama itu masih memadai. Tapi tidak bisa lagi dipakai sebagai penggerak ekonomi Kalbar. Fungsinya hanya sebatas melayani pertumbuhan alami. 

Tidak bisa menjadi  mendorong pertumbuhan baru lebih cepat. Maka ayam dan telur terjadi di sana. Pelabuhan baru belum bisa dioperasikan kalau jalan dari Pontianak belum dilebarkan. Pelabuhan lama belum bisa ditutup kalau pelabuhan baru belum dioperasikan. Dua-duanya tergantung satu faktor: pelebaran jalan. Panjang jalan harus dilebarkan itu 90 km. Dari Pontianak ke Kijing. Melewati Jungkat, Sungai Pinyuh, dan Mempawah.

Baca juga: Perang Terbuka

Pantai Kijing dipilih karena ada pulau kecil di kejauhan sana: sekitar 4 km dari pantai. Pulau itu bisa berfungsi sebagai break water. Yakni penghalang gelombang dari laut lepas. Jadi, ombak besar tidak menghantam pelabuhan baru. Pelindo telah membebaskan 200 hektare tanah di pantai kosong Kijing. Dermaganya tidak bisa dibangun di pantai. Pantainya landai. Maka harus dibangun jembatan menuju tengah laut.

Panjang jembatan itu sekitar 3,5 km. Di ujung jembatan itu dermaga pelabuhan Kijing dibangun. Di laut dalam. Agar dermaga itu memiliki kedalaman 14 meter. Tanpa pendangkalan. Kapal-kapal besar bisa sandar di Kijing. Bandingkan dengan pelabuhan sungai. Yang dalamnya hanya 4-6 meter. Hanya kapal kecil bisa datang ke Pontianak. Akibatnya, harga angkutan lebih mahal: per kilogramnya. Investasi Rp3 triliun itu harus diselamatkan. 

Tentu tidak visible kalau hanya untuk menampung aktivitas pindahan dari pelabuhan lama. Ibarat supermarket diisi barang mracangan. Harus diciptakan: apalagi yang bisa diangkut dengan kapal besar. Agar pelabuhan Kijing ekonomis. Hanya ada dua bisa dipilih di Kalbar: sawit, dan bauksit. Soal sawit rasanya tidak perlu terlalu dipikirkan. Kalau sawit di Kalbar sudah sangat besar ia akan otomatis perlu pelabuhan itu.

Baca juga: Alvin Kuya

Bagaimana dengan bauksit? Hasil tambang bauksit bisa diolah untuk alumina. Alumina bisa diolah menjadi aluminium. Kalbar, penghasil bauksit terbesar Indonesia. Seperti halnya nikel di Sulawesi Tenggara/Tengah, dan Halmahera. Presiden Jokowi pasti berpikir ke sana. Tinggal kapan memulai. Terutama apakah cukup masa jabatannya. Kecuali, seperti diusulkan tokoh DPR Effendi Simbolon dari PDI-Perjuangan, masa jabatan itu ditambah 3 tahun lagi.

Alangkah idealnya kalau hilirisasi bauksit dilakukan di Kalbar. Seperti juga sukses hilirisasi nikel di Morowali. Sebenarnya agak aneh kita punya pabrik aluminium di Kuala Tanjung, Sumut. Provinsi itu sama sekali tidak punya bauksit. Bahan baku untuk Sumut itu diimpor dari Australia. Sedang Kalbar punya bahan baku melimpah. Justru tidak punya industrinya. Kebalikan dengan  Sumut yang punya industrinya tanpa punya bahan baku.

Baca juga: Korban Gempa Cianjur

Itu karena di Kuala Tanjung tersedia sumber listrik murah: dari PLTA Asahan. Dengan cara memanfaatkan limpahan air dari Danau Toba. Jepang membangun PLTA itu. Khusus agar Jepang bisa membangun pabrik aluminium di Kuala Tanjung. Bahan baku bisa diimpor. Masalahnya, Kalbar tidak punya sumber listrik murah seperti itu. Berarti jalan buntu. Kecuali pemerintah berani memutuskan ini: membangun pembangkit tenaga nuklir di pulau kecil di tengah laut itu.

Luas pulau itu lebih 200 ha. Jauh dari daratan. Apalagi dengan teknologi nuklir masa kini. Kalau itu terwujud, kita harus ingat: lokomotif pendorongnya investasi Rp3 triliun di pelabuhan Kijing. Bisa jadi saat ini dianggap pemborosan itu ternyata lokomotif besar masa depan. Gara-gara pelabuhan itu, jalan dilebarkan. Industri sawit dibangun. Hilirisasi bauksit terwujud. Listrik nuklir jadi kenyataan. Kalbar tidak hanya berstatus provinsi penerima nasib. Ia bisa merencanakan nasib. Kalau sempat. (Dahlan Iskan)

Tags: diswayinvestasiJumboKalbarKijingMenyulam NasibMerencanakanPelabuhanRp3 Triliun

Berita Terkait

Emiten Menantu Megawati Bantah Koneksi dengan CBRE
Ekonomi

Emiten Menantu Megawati Bantah Koneksi dengan CBRE

2025/10/13
Tambah Lini Bisnis Baru, SBMA Buru Restu Investor
Ekonomi

Tambah Lini Bisnis Baru, SBMA Buru Restu Investor

2025/10/13
UBS AG Cabut, Energy Collier Tampung 1,85 Miliar Saham KKGI
Ekonomi

UBS AG Cabut, Energy Collier Tampung 1,85 Miliar Saham KKGI

2025/10/13
Wika Gedung Hadapi Empat Gugatan PKPU
Ekonomi

Wika Gedung Hadapi Empat Gugatan PKPU

2025/10/13
Puri Sentul Ungkap Aksi Baru
Ekonomi

Puri Sentul Ungkap Aksi Baru

2025/10/13
Berkembang Pesat, LPEM FEB UI Beber Fakta Menarik Aset Kripto
Ekonomi

Berkembang Pesat, LPEM FEB UI Beber Fakta Menarik Aset Kripto

2025/10/10

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Terbelit Kasus Ini, Kejati Sulteng Garap Direktur Astra Agro

Terbelit Kasus Ini, Kejati Sulteng Garap Direktur Astra Agro

19 November 2024 14:27
Tjoet Nya' Dhien

Film “Tjoet Nya’ Dhien” Kembali Diputar di Gedung Bioskop

4 Mei 2021 08:13
Tambah Porsi, Lo Kheng Hong Raup Dividen ABM Investama Rp40,84 Miliar

Tambah Porsi, Lo Kheng Hong Raup Dividen ABM Investama Rp40,84 Miliar

23 Mei 2024 20:57
FFWI telah diluncurkan tanggal 7 Juli lalu, dan malam puncaknya akan diselenggarakan tanggal 28 Oktober (indoposonline.NET)

BPI Dukung Penuh Gelaran FFWI

14 Juli 2021 17:23
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol E Zulpan, (tengah) menunjukkan barang bukti sabu di Polres Metro Jakarta Pusat, Kemayoran, Jumat (28/1/2022).

Penyelundupan Sabu 11,3 Kg Digagalkan Polres Metro Jakarta Pusat

29 Januari 2022 01:31
Jubir PPIH Akhmad Fauzin

Alhamdulillah, 61.070 Calon Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Tanah Suci

24 Juni 2022 21:22
Matt Damon (indoposonline.NET/net)

Matt Damon Menangis

11 Juli 2021 10:20
Intan Baruprana

Bahaya, Keuangan Intan Baruprana Defisit Rp1,18 Triliun

3 Juni 2021 14:07
Bisokop CGV

Pengelola CGV, Graha Layar Restorasi Fasilitas Pinjaman Jadi USD6 Juta

17 Oktober 2021 13:27
Kemenkop dan UKM

Sokong Gerakan Pangan Berbasis Ekonomi Kerakyatan, Ini Dukungan Kemenkop

18 Agustus 2021 14:27

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu