indoposnews.co.id – PT Bank Tabungan Negara (BBTN) melalui 2022 dengan gemilang. Pada tahun sangat menantang itu, BUMN spesialis pembiayaan rumah itu, sukses memperbaiki fundamental, melakukan transformasi digital, kembali ke khittah bisnis kredit rumah tapak, dan kini tengah menuntaskan aksi korporasi penerbitan saham baru.
Berbagai upaya itu membuat manajemen optimistis terhadap pencapaian kinerja 2022. Aset bank diperkirakan tembus Rp400 triliun, dan laba bersih diestimasi mencapai Rp3 triliun (unaudited), alias di atas konsensus analis sebelumnya dengan prediksi laba bersih Rp2,8 triliun. Salah satu penopang utama laba bersih keberhasilan manajemen menurunkan biaya dana secara signifikan.
Baca juga: BTN Bidik Penyaluran KPR FLPP dan Tapera Rp27,33 Triliun
Itu dilakukan dengan memperbanyak porsi dana murah alias current account saving account (CASA) melalui inovasi digital. ”Ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 bakal tembus Rp400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp300 triliun,” tutur Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu, beberapa waktu lalu.
Selain mengubah struktur biaya dana, perbaikan fundamental juga dilakukan dengan memperbaiki kualitas kredit. Ada tiga cara dilakukan. Pertama, menjual atau mengalihkan kredit macet senilai Rp1 triliun. Karena kredit macet ini berhasil dikeluarkan dari neraca, manajemen dapat menurunkan biaya pencadangan dan meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit baru.
Baca juga: Bereskan Sengkarut Sertifikat, BTN Bentuk Tim Task Force
Kedua, kembali ke khittah sebagai bank penyalur kredit rumah. Nixon menjelaskan, manajemen belajar banyak dari kekeliruan membiayai proyek apartemen. Segmen ini bukanlah bisnis utama BTN. “Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” kata Nixon.
Ada beberapa inovasi yang ditempuh manajemen. Antara lain meluncurkan KPR dengan skema rent to own untuk menggarap pasar milenial dan pasangan mudah, memberikan top up loan untuk debitur eksisting hingga menyalurkan kredit berbasis ekosistem dengan menggandeng digital platform fokus pada pemenuhan kebutuhan rumah.
Baca juga: Sah Jadi Bank Kustodian, BTN Bidik Dana Kelolaan Rp12 Triliun
“Kita sudah puluhan tahun menyalurkan KPR dan kondisi debitur tentu terus berubah setiap waktu. Penghasilan mereka, kebutuhan dan rencana finansial lainnya. Ini tentu peluang bagus bagi kami untuk memenuhi kebutuhan finansial dengan men top up KPR,” katanya.
Ketiga, mendigitalisasi proses pemberian KPR. Terkait hal ini, Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini. “Milenial dan para keluarga muda sangat menginginkan KPR yang prosesnya mudah, cepat dan bisa dijangkau oleh aplikasi. Kami menjawab kebutuhan itu dan responnya sangat tinggi,” kata Andi.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Libur Nataru 2023, Bank BTN Siapkan Dana Taktis Rp19 Triliun
Andi menjelaskan BTN Digital Mortgage Ecosystem dirancang untuk dapat menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling. Dengan begitu, nasabah tidak hanya mudah mencari properti dan mengajukan pinjaman, tapi juga memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk perawatan dan kebersihan hunian.
Demi menunjang fitur-fitur layanan super apps, BTN menggandeng inovator dan provider yang relevan. “Open banking memungkinkan kita bekerja sama dengan para inovator, termasuk start up-start up yang sesuai,” katanya.
Baca juga: Dapat Restu OJK, CIMB Sekuritas Jadi Pembeli Siaga Right Issue BTN Rp4,13 Triliun
Andi menuturkan, dana yang dibelanjakan untuk mengembangkan aplikasi supper apps yang rencananya diluncurkan Februari 2023 ini tidak sampai Rp10 miliar. Sedangkan secara keseluruhan, dengan memperhitungkan biaya infrastruktur dan keamanan, kebutuhan dana masih di bawah Rp50 miliar. ”Kita menargetkan tahun pertama, super apps akan mendorong penambahan 1 juta pengguna baru, yang dikombinasikan dengan kenaikan 25-30 persen volume transaksi,” ujarnya. (abg)