indoposnews.co.id – WIKA Beton (WTON) semester I-2023 membukukan laba bersih Rp13,59 miliar. Melorot 77 persen dari episode sama tahun sebelumnya Rp60,72 miliar. So, laba per saham dasar tergerus ke posisi Rp1,56 dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp6,97.
Perosotan laba itu menyusul pendapatan usaha Rp1,81 triliun, turun tipis 2,16 persen dari posisi sama tahun lalu Rp1,85 triliun. Beban pokok pendapatan Rp1,7 triliun, bengkak dari posisi sama tahun sebelumnya sejumlah Rp1,68 triliun. Laba kotor terakumulasi senilai Rp117,97 miliar, susut dari edisi sama tahun sebelumnya sejumlah Rp169,71 miliar.
Baca juga: Wijaya Karya Beton, Borong Peralatan Milik Wika Konstruksi Rp69,13 Miliar
Beban umum dan administrasi Rp61,27 miliar, bengkak dari Rp46,08 miliar. Beban pengembangan bisnis Rp1,56 miliar susut dari Rp1,91 miliar. Beban pemasaran Rp659,17 juta, bengkak dari Rp269,42 juta. Total beban usaha Rp63,49 miliar, naik dari Rp48,26 miliar. Laba usaha Rp54,47 miliar, anjlok dari posisi sama tahun lalu Rp121,45 miliar.
Beban nilai instrumen keuangan Rp13,8 miliar, bengkak dari Rp7,67 miliar. Pendapatan bunga Rp2,73 miliar, susut dari Rp4,28 miliar. Bagian atas laba entitas asosiasi nihil dari Rp778,3 juta. Bagian atas laba pada ventura bersama Rp1,11 miliar, melambung dari minus Rp713,08 juta. Rugi kurs Rp390,89 juta, dari untung Rp80,59 juta.
Baca juga: Bongkar Pengurus, Wijaya Karya Beton Guyur Dividen Rp16,56 Miliar
Beban pajak final Rp8,83 miliar, bengkak dari Rp7,73 miliar. Beban bunga Rp36,4 miliar naik dari Rp27,85 miliar. Penghasilan lain-lain Rp17,54 miliar, melangit dari minus Rp13,43 miliar. Jumlah Beban lain-lain Rp38,03 miliar, susut dari edisi sama tahun lalu Rp52,27 miliar. Laba sebelum pajak Rp16,43 miliar, turun dari Rp69,17 miliar.
Laba periode berjalan Rp11,2 miliar, anjlok dari edisi sama tahun lalu Rp60,29 miliar. Jumlah ekuitas Rp3,61 triliun, turun dari akhir tahun sebelumnya Rp3,63 triliun. Total liabilitas Rp4,81 triliun, susut dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp5,8 triliun. Jumlah aset menyusut menjadi Rp8,43 triliun, dari episode akhir tahun lalu Rp9,44 triliun. (abg)