Indoposonline.NET – PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) semester I-2021 membukukan laba bersih Rp586,6 miliar. Melesat 24,8 persen dibanding periode sama 2020 sejumlah Rp470 miliar. Itu didorong pendapatan naik 8 persen menjadi Rp6,66 triliun dibanding edisi sama 2020 senilai Rp6,17 triliun.
Kenaikan pendapatan itu, tersebab peningkatan volume penjualan. Volume penjualan secara total menanjak 11,3 persen dari pertumbuhan penjualan domestik 8,8 persen, dan pertumbuhan penjualan ekspor 513,4 persen. ”Pangsa pasar kami semester pertama 2021 sebesar 25,6 persen,” tutur Direktur dan Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos, Selasa (3/8).
Baca juga: Dukung Industri, PLN Pasok 30 Ribu kVA Listrik Semen Grobogan
Indocement membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan 8 juta ton, meningkat 642 ribu ton dari periode sama tahun lalu. Nah, dari penjualan domestik itu, volume penjualan luar Jawa tumbuh 10,6 persen (pangsa pasar 15,7 persen) lebih tinggi dari pertumbuhan Jawa 3,0 persen (pangsa pasar 34,3 persen).
Peningkatan luar Jawa terutama Sulawesi dengan pertumbuhan volume penjualan 61,3 persen (pangsa pasar 8,9 persen) didukung proyek smelter Konawe, diikuti pertumbuhan penjualan Kalimantan 15,7 person (pangsa pasar 22,3 persen), dan Sumatera 10,8 persen (pangsa pasar 13,1 persen). ”Margin laba kotor, Ebitda, dan laba periode berjalan meningkat tersebab pertumbuhan volume penjualan dan efisiensi operasional berkelanjutan,” imbuhnya.
Baca juga: Menukik 28,5 Persen, Laba Maybank Tersisa Rp762 Miliar
Paruh pertama tahun ini memberi sinyal positif terhadap pemulihan ekonomi. Hanya, sejak Juli Indonesia kembali mengalami gelombang pandemi kedua diikuti pembatasan mobilitas ketat, Covid-19 merupakan faktor ketidakpastian berkelanjutan pada pemulihan ekonomi.
Meski begitu, Indocement tetap optimistis konsumsi semen domestik tahun ini dengan perkiraan tumbuh 5 persen. Menilik tahun-tahun sebelumnya, konsumsi semen semester kedua telah tumbuh lebih dari 30 persen dibanding semester pertama.
Baca juga: Operasikan Pabrik Baru, Panca Mitra Optimistis Raup Penjualan USD190 Juta
Tren sama diperkirakan berlanjut disebabkan penyelesaian anggaran belanja akhir tahun pada proyek-proyek sedang berjalan, lebih banyak proyek-proyek infrastruktur, swasta akan mulai semester kedua, dan sektor perumahan mendapat keuntungan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah baru, suku bunga lebih rendah, termasuk relaksasi pada rasio LTV/FTV.
Tentu harapan akan pemulihan konsumsi semen itu, pada akhirnya banyak bergantung pada tingkat penyebaran Covid-19 dapat terkendali dengan baik. Faktor lain juga membuat ketidakpastian berkenaan dengan kenaikan biaya energi baik harga pembelian batu bara maupun harga bahan bakar. ”Itu membuat perseroan terus melakukan efisiensi. Baik biaya produksi dan berbagai inovasi untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif,” ucap Marcos. (abg)