Indoposonline.NET – PT Krakatau Steel (KRAS) menuntaskan pembentukan Subholding Sarana Infrastruktur (SSI). Itu merupakan hasil integrasi sejumlah anak perusahaan Krakatau Steel. Pembentukan subholding itu, dilakukan dalam tempo tiga bulan terhitung sejak Maret 2021.
Dokumen pembentukan SSI Krakatau Steel telah diteken Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, dan pemegang saham lain pada Rabu (30/6). SSI merupakan perusahaan bergerak bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama. Meliputi kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Baca juga: Bayar Utang, Waskita Karya Jual Tol Semarang-Batang Rp3 Triliun
Adapun anak perusahaan bergabung antara lain PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), dan PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS). Subholding memiliki pondasi kuat secara finansial. Penggabungan empat perusahaan itu, memiliki pendapatan Rp3,4 triliun dengan nilai Ebitda Rp1 triliun tahun lalu. ”Dan, akan terus berkembang seiring pertumbuhan kebutuhan kawasan industri di Indonesia,” tutur Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.
Tahun lalu, ada puluhan perusahaan multinasional dan perusahaan domestik ternama telah berinvestasi dengan potensi pertumbuhan lebih besar tahun mendatang. Beberapa industri itu, antara lain seperti Semen Indonesia, Holcim, Pupuk Indonesia, Posco, Nippon Steel, PT Timah, Asahimas, Lotte Chemical, Chandra Asri, Indofood, Charoen Pokphand, JAPFA, Astra Internasional, Indonesia Power, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Eks Dirjen Bea Cukai Isi Posisi Komisaris Pertamina
”Nah, dari pembentukan subholding itu, diproyeksi menghasilkan pendapatan hingga Rp7,8 triliun sepanjang lima tahun mendatang. Sementara Ebitda diproyeksi meningkat mencapai Rp2,2 triliun pada 2025,” imbuh Silmy.
Pembentukan SSI Krakatau Steel itu, bagian transformasi Krakatau Steel, untuk peningkatan value perusahaan melalui pengelolaan lebih baik, pengembangan fokus, dan terukur. Sejumlah anak usaha tergabung dalam SSI memiliki sejumlah keunggulan.
Antara lain PT KIEC mengelola 3.250 hektare (ha) lahan industri dengan 920 ha lahan industri tersedia untuk pengembangan tiga tahun ke depan. Area kawasan industri dikelola PT KIEC, salah satu dari lima kawasan industri terbesar Indonesia. Sementara PT KDL memiliki kapasitas 120 megawatt (MW). Saat ini, tengah membangun fasilitas energi terbarukan melalui energi surya terapung mulai beroperasi pada 2023.
Baca juga: Market Tenaga Kerja Pulih, Wall Street Bergairah
Perusahaan lain yaitu PT KTI, penyedia jasa air industri terintegrasi terbesar Indonesia berkapasitas 3.000 liter per detik di Cilegon, dan penambahan 1.600 liter per detik, saat ini sedang dikembangkan di Gresik, Kendari, dan Sumbawa. Terakhir, PT KBS memiliki kapasitas bongkar muat pelabuhan 25 juta ton per tahun dengan ketersediaan 17 jeti. Selain itu, PT KBS juga pelabuhan curah terbesar dan terdalam secara alami di Indonesia dengan fasilitas pergudangan terintegrasi dan efisien.
Segala keunggulan infrastruktur itu, berada dalam satu kawasan industri sehingga akan membuat SSI Krakatau Steel lebih kompetitif dibanding kawasan industri lain di Indonesia. ”Kawasan industri itu berada pada lokasi strategis dan memiliki konektivitas baik, dekat bandara internasional Soekarno Hatta, Ibu Kota Jakarta, terhubung dengan jalur kereta api pulau Jawa, dan lokasi pelabuhan PT KBS merupakan perlintasan jalur logistik dunia. Beragam keunggulan itu, area SSI berpotensi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),” tutup Silmy. (abg)