indoposnews.co.id – Garuda Indonesia (GIAA) kuartal I-2022 mencatat rugi bersih USD224 juta alias Rp3,18 triliun. Itu dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia (BI) per 31 Maret 2022 sekitar Rp14.190 per dolar Amerika Serikat (USD). Hasil itu, menyusut 41 persen dari periode sama tahun lalu USD384 juta.
Pendapatan usaha Garuda Indonesia USD350 juta alias Rp4,96 triliun. Turun tipis 0,84 persen dari periode sama tahun lalu USD353 juta. Itu disumbang penerbangan terjadwal USD270 juta atau Rp3,83 triliun, tekor 2,8 persen dari edisi sama tahun lalu USD278 juta.
Penerbangan tidak terjadwal Garuda Indonesia justru melesat 9 persen menjadi USD24 juta setara Rp341 miliar dari edisi sama tahun lalu sejumlah USD22 juta. Lainnya menyumbang USD55 juta, naik dari periode sama tahun sebelumnya USD52 juta.
Beban usaha USD526 juta setara Rp7,46 triliun. Turun 25 persen dari periode sama tahun lalu USD702 juta. Itu dikontribusi beban operasional penerbangan USD330 juta, turun dari periode sama tahun lalu USD392 juta. Beban pemeliharaan dan perbaikan USD108 juta, tereduksi 32 persen dari periode sama tahun lalu USD159 juta.
Selanjutnya, beban umum, dan administrasi USD35 juta, turun dari perioda sama tahun lalu USD46 juta. Beban bandara USD32 juta, turun dari edisi sama tahun lalu USD46 juta. Beban tiket, penjualan, dan promosi USD24 juta, naik 9 persen dari periode sama tahun lalu USD22 juta.
Baca juga: Mantul! Semester I-2022 Multi Bintang Cetak Laba Rp394 Miliar
Beban usaha lainnya USD14 juta alias Rp206 miliar, turun signifikan 77 persen dari periode sama tahun lalu USD62 juta. Rugi usaha USD161 juta setara Rp2,29 triliun, turun 43 persen dari periode sama tahun lalu USD287 juta. Rugi sebelum pająk USD257 juta, turun 40 persen dari edisi sama tahun lalu USD430 juta.
Total ekuitas minus Rp89,89 triliun alias USD6,33 miliar, menanjak dari periode akhir 2021 sejumlah USD6,11 miliar. Total utang Rp189 triliun atau USD13,38 miliar, menanjak dari periode akhir 2021 senilai USD13,30 miliar. Tota aset USD7,04 miliar setara Rp100 triliun, turun dari akhir 2021 sebesar USD7,19 miliar. (abg)