Indoposonline.NET – Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street terkapar pada perdagangan Kamis (8/7). Dow Jones Industrial Average minu 259,86 poin atau 0,75 persen menjadi 34.421,93. S&P 500 melepuh 37,31 poin atau 0,86 persen menjadi 4.320,82. Nasdaq merosot 105,28 poin atau 0,72 persen menjadi 14.559,78.
Kekhawatiran tersendatnya pemulihan ekonomi global mengemuka menyusul ledakan kasus baru Covid-19. Sepekan terakhir, kasus Covid-19 tersebab varian delta meningkat 10 persen pada 24 negara bagian AS.
Baca juga: Market Memerah, Koleksi Saham-Saham Ini
Jepang mengumumkan status darurat sampai 22 Agustus mendatang, termasuk kala berlangsung Olimpiade Tokyo, untuk menghambat penyebaran Covid-19. Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok pekan ini, melaporkan jumlah kasus baru Covid-19 harian tertinggi sejak 30 Januari lalu.
Sementara pada perdagangan Kamis (8/7), bursa Asia Pasifik mayoritas ditutup melemah. Indeks KLSE minus 1,40 persen, KOSPI tekor 0,99 persen, Strait Times tersungkur 1,08 persen, Nikkei menukik 0,88 persen, Shanghai Stock Exchange merosot 0,79 persen, dan Hang Seng melepuh 2,89 persen.
Baca juga: Waw, Bukalapak Bidik Dana IPO Maksimal Rp21,9 Triliun
Pelemahan pasar saham Asia Pasifik menyusul lonjakan kembali kasus infeksi Covid-19, terutama Jepang mengumumkan kondisi darurat Ibu Kota Tokyo. Sedang pasar saham Hang Seng disebabkan oleh kekhawatiran para investor akan pengetatan peraturan China terhadap perusahaan.
Lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (8/7) melemah 0,07 persen ke level 6.039,0. Total volume perdagangan 17,53 miliar saham dengan total nilai transaksi Rp11,77 triliun. Pergerakan Indeks cenderung mixed disebabkan sentimen negatif perkembangan pandemi Covid-19 Indonesia, dan juga sentimen positif hasil FOMC Minutes membahas mengenai tapering yang kemungkinan besar tidak dilakukan tahun ini.
Baca juga: Resmi Jejak Bursa, Pam Mineral Lepas 2 Miliar Saham
Nah, sepanjang pagi ini, Jumat (9/7), Indeks akan bergerak mixed dengan support level 6.028, dan resisten level 6.102. Secara teknikal, Indeks kemarin berhasil bertahan di atas support level 6.028, dan sempat mengalami penguatan hingga level 6.080. ”Perdagangan hari ini, akan diwarnai respons para investor soal ledakan kasus Covid-19 Indonesia. Investor masih menunggu efek PPKM Darurat diperkirakan akan menurunkan penambahan kasus aktif Covid-19 Indonesia,” tutur Equity Research Analyst Victoria Sekuritas Salvian Fernando, Jumat (9/7).
Secara teknikal, saham layak beli yaitu Smartfren (FREN). Saat ini, saham Smartfren bertengger di level Rp118, dekat dengan support level Rp115. Sedang resisten Smartfren di level Rp134. Selain itu, indikator MACD juga terlihat sudah berada di area oversold. Oleh karena itu, melihat potensi risk & reward menarik itu, trading buy saham Smartfren dengan target price level Rp123. Beberapa saham lain juga layak beli Surya Esa perkasa (ESSA), Tower Bersama (TBIG), dan Timah (TINS). (abg)