Indoposonline.NET – Indeks bursa Wall Street menyudahi perdagangan kemarin ditutup melemah. Dow Jones terkapar 260 poin (0,75 persen) pada level 34.422, S&P 500 terkoreksi 37 poin (0,86 persen) menjadi 4.321, Nasdaq menukik 105 poin (0,72 persen) ke posisi 14.560, dan EIDO melorot 0,28 poin (1,38 persen) pada level 20,02.
Kekhawatiran investor akan prospek pemulihan ekonomi global menjadi sentimen negatif utama yang mendorong pelemahan tersebut. Kekhawatiran itu, menyeruak setelah Jepang mendeklarasikan kondisi darurat Kota Tokyo sebagai penyelenggara olimpiade 2020. Itu seiring lonjakan penyebaran kasus Covid-19.
Baca juga: Waw, Bukalapak Bidik Dana IPO Maksimal Rp21,9 Triliun
Sementara itu, data klaim pengangguran mingguan juga menunjukkan adanya kemungkinan pelambatan pada sektor tenaga kerja di tengah proses pemulihan ekonomi dari goncangan pandemi Covid-19. Klaim pengangguran baru mingguan pada pekan lalu tercatat 373 ribu, naik tipis dari sebelumnya 371 ribu. Namun, jauh lebih tinggi dibanding konsensus hanya mengharapkan klaim 350 ribu.
Seiring kekhawatiran akan proses pemulihan ekonomi global, dan data klaim pengangguran tidak sesuai ekspektasi, saham-saham diuntungkan dengan pembukaan ekonomi seperti Carnival, Norwegian Cruise Line, Royal Caribbean, United Airlines, dan Delta Air Lines mengalami koreksi lebih dari satu persen. Saham sektor ritel dan pembuat chip juga mengalami hal serupa.
Baca juga: Resmi Jejak Bursa, Pam Mineral Lepas 2 Miliar Saham
Nah, menyusul koreksi Indeks bursa Wall Street seiring kekhawatiran investor akan proses pemulihan ekonomi global melambat, menurut Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas akan menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, lompatan harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan batu bara berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).
Indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan support level 5.990, dan resisten level 6.090. Sejumlah saham laik beli yaitu Aneka Tambang (ANTM) support Rp2.500, dan resisten Rp2.600, Bank Syariah Indonesia (BRIS) support Rp2.380, dan resisten Rp2.480, Adaro Energy (ADRO) support Rp1.205, dan resisten Rp1.250, dan Ramayana Lestari (RALS) support Rp650, dan resist Rp680. (abg)