Indoposonline.NET – Pengembang properti PT Intiland Development (DILD) memproyeksi industri properti terus beradaptasi dan mencari titik balik untuk mencapai pertumbuhan. Seluruh pelaku industri properti dituntut mampu menyesuaikan dan mencari cara-cara inovatif menghadapi dinamika pasar dan konsumen.
Meski begitu, Intiland optimistis situasi dan kondisi akan berangsur membaik. Saat ini, justru memberi peluang cukup baik bagi konsumen untuk melakukan pembelian, dan berinvestasi properti saat pasar sedang turun. Apalagi, banyak insentif kemudahan pembelian dari pengembang dan pemerintah. ”Saat ini momentum terbaik bagi konsumen dan investor untuk pembelian properti. Pasar properti dalam tren positif seiring peningkatan permintaan masyarakat, dan insentif kebijakan pemerintah,” tutur Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, di Jakarta, Selasa (22/6).
Baca juga: Infrastruktur Marak, Bisnis Baut dan Mur Sangat Potensial
Insentif kebijakan pemerintah berdampak positif bagi sektor properti. Stimulus itu, bukan hanya berpengaruh terhadap penjualan produk-produk properti masuk dalam kriteria insentif, namun juga berimbas kepada produk-produk properti lainnya. Kebijakan itu, dinilai mampu memberi efek psikologis kepada masyarakat dengan menumbuhkan kembali keyakinan untuk pembelian properti.
Tahun ini, Intiland berupaya maksimal menjaga kinerja usaha dan meningkatkan penjualan. Pengembangan baru fokus pada sejumlah proyek berjalan, dan peningkatan penjualan dari inventori atau stok produk. Saat ini, perusahaan memiliki cukup stok unit-unit siap huni sejumlah proyek high rise. Mislanya, apartemen 1Park Avenue, Regatta, Graha Golf, Praxis, The Rosebay, Sumatra36, dan Aeropolis.
Baca juga: Wall Street Terbang, Pemodal Cemas Lockdown
Mempertimbangkan situasi dan kondisi saat ini, Intiland cenderung konservatif memutuskan setiap pengembangan proyek baru, khususnya proyek-proyek segmen mixed-use & high rise. Meski begitu, Intiland tetap menimbang setiap peluang ekspansi dengan memperhitungkan secara matang setiap risiko, dan daya serap pasar.
Tahun ini, Intiland sukses meluncurkan pengembangan baru sejumlah proyek. Beberapa pengembangan baru itu, seperti peluncuran klaster DUO perumahan Talaga Bestari, klaster Sierra proyek Serenia Hills, dan tiga klaster baru perumahan Graha Natura Surabaya.
Baca juga: Lompatan Kasus Covid-19 Hantui Investor, IHSG Labil
Sementara proyek baru, Intiland memulai pengembangan kawasan mixed use terpadu Tierra Kota Surabaya. Pengembangan baru dimulai dengan peluncuran produk komersial Tierra SOHO tersebut sukses, dan mendapat sambutan sangat baik dari masyarakat. ”Kami percaya permintaan pasar dan daya beli masih ada. Jadi, tantangannya jeli menangkap kebutuhan dan mampu memberikan produk-produk inovatif mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” ucap Archied.
Menghadapi situasi tidak menentu, Intiland telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk menjaga operasional usaha. ”Prospek bisnis ke depan masih sangat menantang. Kami perlu mengambil langkah-langkah prioritas untuk menjaga roda operasional terus berputar, menciptakan stabilitas keuangan, dan mendorong kinerja penjualan,” tegasnya.
Baca juga: Kebut Pengembangan KEK Lido City, MNC Land Gelar Ini
Intiland juga berusaha maksimal menjaga kinerja dan tetap fokus menjalankan empat strategi utama pertumbuhan. Empat strategi itu, pertumbuhan secara organik, peluang akuisisi, menjalankan kerja sama strategis melalui joint venture atau joint operation, dan pengelolaan modal dan investasi.
Intiland mencermati perubahan pola pasar properti menjadi lebih optimistis sejak awal 2021. Permintaan masyarakat dan konsumen terhadap produk-produk properti mulai tumbuh. Gejala itu, juga terjadi pada sejumlah pengembangan proyek Intiland, khususnya pasar rumah tapak.
Baca juga: PHRI Dukung Penuh Langkah Pemerintah Tertibkan Restoran Langar Prokes
Potret perubahan itu, juga terlihat dari kinerja penjualan kuartal pertama 2021. Intiland membukukan marketing sales Rp310 miliar, atau naik 166 persen dibanding periode sama 2020. Jumlah itu, belum termasuk kontribusi pendapatan berkelanjutan mencapai Rp176 miliar dari segmen properti investasi, seperti perkantoran sewa, pengelolaan lapangan golf, dan sarana olahraga.
Penjualan segmen kawasan perumahan berkontribusi senilai Rp222 miliar atau 71,5 persen. Sisanya dari penjualan segmen kawasan industri berkontribusi 19,2 persen, dan mixed-use hanya 9,4 persen. Sementara itu, pemegang saham menyetujui alokasi perolehan laba bersih Rp74,8 miliar sebagai laba ditahan dan sisa Rp2 miliar sebagai cadangan wajib. (abg)