Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk fase konsolidasi. Secara teknikal Indeks membentuk pola candlestick bullish counterattack dengan whipsaw moving average 20 dan 50 hari. Indikator stochastic bergerak terkonsolidasi dengan MACD bergerak bearish.
Karena itu, menurut Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, Indeks berpotensi mencoba menguat dan kembali ke level psikologis 6.000. Sepanjang perdagangan Selasa (22/6), indeks akan menjelajahi area support 5.978, dan resisten 6031.
Baca juga: Keren, Ternyata ini Penampakan Hyundai Alcazar
Sejumlah laik koleksi secara teknikal antara lain Astra International (ASII), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Tabungan Negara (BBTN), Ciputra Development (CTRA), Indofood CBP (ICBP), Japfa Comfeed (JPFA), Malindo Feedmill (MAIN), Medco Energi (MEDC), Summarecon Agung (SMRA), Unilever (UNVR), dan Wijaya Karya (WIKA).
Pada perdagangan kemarin, Indeks minus 0,18 persen atau 10,87 poin ke level 5.996,25 setelah sempat dibuka gap down hingga dua persen di awal sesi perdagangan. Beberapa faktor penyebab Indeks tersungkur yaitu aksi capital outflow investor asing menyikapi langkah the Fed mengenai prospek pengetatan kebijakan.
Baca juga: Erick Thohir Pastikan Stok Obat COVID-19 Aman
Lalu, respons investor terhadap rencana Bank Indonesia (BI) untuk pembobotan indeks, dan lompatan kasus Covid-19 Indonesia meningkat tajam. Saham-saham sektor konsumer dan kesehatan menjadi leader penguatan. UNilever (UNVR) naik 4,1 persen, dan Kalbe Farma (KLBF) melesat 8,8 persen. Investor asing melakukan aksi jual pada bursa reguler Rp159,06 miliar.
Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah. Indeks Nikkei minus 3,29 persen, Topix tekor 2,42 persen, Hang Seng turun 1,08 persen, dan CSI300 melemah 0,24 persen mengiringi pelemahan indeks berjangka Amerika Serikat (AS) akibat rencana pengurangan pembelian aset oleh the Fed di tengah pemulihan ekonomi lebih cepat.
Baca juga: Kebut Pengembangan KEK Lido City, MNC Land Gelar Ini
Sedang bursa Eropa membalik keadaan dengan menyudahi perdagangan di zona hijau menyusul kekhawatiran pasar global atas kebijakan hawkish (agresif) bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed). Pan-European Stoxx 600 naik 0,7 persen, setelah terpangkas lebih 0,8 persen. Otomotif naik 3 persen memimpin penguatan. Hampir seluruh sektor dan bursa utama berakhir positif.
Fluktuasi perdagangan Eropa mengikuti pergerakan serupa bursa lain. Setelah jatuh tajam awal perdagangan pra-pasar, saham AS bangkit kembali ke wilayah positif. Namun, saham Asia-Pasifik turun, dipimpin Nikkei 225 Jepang ambles 3,3 persen. Gerak saham terjadi karena investor mencerna proyeksi ekonomi baru the Fed, dan khawatir kenaikan suku bunga bisa terjadi lebih cepat dari ekspektasi.
Baca juga: Jangkau Indonesia Timur, RNI Group Perkuat Bisnis Ritail
The Fed Rabu lalu menaikkan ekspektasi inflasi dan memperkirakan kenaikan suku bunga pada 2023. The Fed memprediksi suku bunga naik paling lambat tahun 2022. Pergerakan harga saham Eropa, jaringan supermarket Inggris Morrisons melonjak 34,6 persen setelah menolak usulan pengambilalihan 5,52 miliar euro (USD7,62 miliar) dari perusahaan ekuitas swasta Clayton, Dubilier & Rice. (abg)