indoposnews.co.id – Bentoel Internasional Investama (RMBA) resmi meninggalkan lintasan pasar modal nasional. Produsen rokok asal Malang, Jawa Timur (Jatim) itu, pilih go private. Penghapusan pencatatan (delisting) Bentoel Investama efektif hari Selasa, 16 Januari 2024.
Penghapusan pencatatan saham Bentoel Investama telah memenuhi persyaratan, dan prosedur delisting. Itu sebagaimana terdapat pada ketentuan III.2 Peraturan Bursa No.: I-I tentang penghapusan pencatatan (Delisting), dan pencatatan saham kembali (Relisting).
”Bursa menyetujui penghapusan pencatatan efek perseroan dari percaturan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia efektif sejak hari Selasa, 16 Januari 2024,” tulis Rina Hadriyani, P.H Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI.
Baca juga: Lanjut! Pengendali Ini Kembali Jaring 9,05 Juta Saham Induk Suara.com
Menyusul pencabutan status perseroan sebagai perusahaan tercatat (delisting), Bentoel Investama tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia akan menghapus nama perseroan dari daftar perusahaan tercatat yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.
”Dalam hal perseroan akan kembali mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, proses pencatatan saham dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan berlaku,” imbuh Pande Made Kusuma Ari A, Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan.
Per 30 Juni 2023, Bentoel Investama mencatat laba bersih Rp40,68 miliar. Meroket 154 persen dari periode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp16 miliar. Dengan begitu, laba per saham dasar ikut terkerek menjadi Rp1,12 dari posisi sama tahun sebelumnya Rp0,44.
Baca juga: Siap-Siap! Prajogo Pangestu Bakal Gulung Saham Barito Energy
Lompatan laba itu didukung penjualan Rp4,31 triliun, melesat 27 persen dari edisi sama tahun lalu Rp3,38 triliun. Beban pokok penjualan Rp3,55 triliun, bengkak dari episode sama tahun sebelumnya senilai Rp2,94 triliun. Laba kotor terakumulasi sebesar Rp752,41 miliar, menanjak dari edisi sama tahun lalu sejumlah Rp436,66 miliar.
Beban penjualan Rp241,69 miliar, bengkak dari Rp144,55 miliar. Beban umum dan administrasi Rp252,65 miliar, naik dari Rp151,24 miliar. Beban operasi lainnya Rp63,23 miliar, susut dari Rp263,19 miliar. Penghasilan lainnya minus Rp80,94 miliar dari surplus Rp224,85 miliar. Total beban Rp638,51 miliar, bengkak dari Rp334,12 miliar.
Baca juga: Simak! Ini Alasan BEI Buka Gembok Emiten Prajogo Pengestu
Laba usaha Rp113,89 miliar, naik dari Rp102,54 miliar. Beban keuangan Rp1,71 miliar, susut dari Rp32,22 miliar. Penghasilan keuangan Rp1,84 miliar, melejit dari Rp199 juta. Beban sebelum pajak Rp114,02 miliar, naik dari Rp70,51 miliar. Beban pajak penghasilan Rp73,31 miliar, bengkak dari Rp54,49 miliar. Laba tahun berjalan Rp40,7 miliar, naik dari Rp16,01 miliar.
Jumlah ekuitas terakumulasi Rp6,77 triliun, menanjak tipis dari episode akhir tahun sebelumnya sejumlah Rp6,73 triliun. Jumlah liabilitas terkumpul sebesar Rp2,55 triliun, melesat dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp2,14 triliun. Jumlah aset tercatat Rp9,33 triliun, melejit dari periode akhir tahun lalu sebesar Rp8,87 triliun. (abg)