indoposnews.co.id – Transaksi digital industri perbankan, termasuk bank syariah Indonesia makin pesat. Kehadiran teknologi sangat membantu menjangkau nasabah baru, dan meningkatkan penetrasi layanan keuangan syariah Indonesia. Per Juli 2023, nilai transaksi digital banking Indonesia mencapai Rp5.035,37 triliun.
Angka itu, berdasar data Bank Indonesia (BI) melonjak 15,5 persen dibanding periode sama pada 2022. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara Asia Tenggara dengan potensi transaksi digital terus tumbuh. BCA Syariah paruh pertama 2023 mencatat 6 jutaan transaksi. Di mana, 63 persen transaksi nasabah melalui mobile banking. ”Itu menunjukkan kemudahan transaksi layanan perbankan elektronik menjadi kebutuhan mutlak nasabah,” tutur Lukman Hadiwijaya, Direktur Teknologi Informasi BCA Syariah, di Jakarta, Selasa, 12 September 2023.
Oleh sebab itu, BCA Syariah secara berkelanjutan melakukan modernisasi layanan digital dengan mengembangkan berbagai fitur makin mudah diakses nasabah. “BCA Syariah menyadari salah satu perhatian transformasi digital faktor keamanan dalam bertransaksi. Kami terus memastikan infrastruktur teknologi BCA Syariah memenuhi standardisasi dapat menjamin keamanan, dan kenyamanan nasabah menggunakan fitur-fitur dalam platform digital BCA Syariah,” imbuh Lukman.
Baca juga: Hot Papa! Bos Ini Hibahi Anak 8 Juta Saham BCA Rp74 Miliar
Salah satu pengembangan fitur BCA Syariah yaitu pembukaan rekening online melalui BCA Syariah Mobile. Melalui platform itu, kebutuhan nasabah membuka rekening dapat dilakukan dari mana saja, tanpa harus datang ke kantor-kantor cabang. Nasabah tertarik membuka rekening di BCA Syariah cukup melakukan melalui aplikasi BCA Syariah Mobile, dan mengisi data secara elektronik. Seluruh informasi nasabah terekam dijamin kerahasiaannya, dan keamanannya oleh BCA Syariah.
”Pengembangan, dan inovasi berkelanjutan, diharap mempermudah masyarakat menjangkau produk BCA Syariah melalaui kanal perbankan elektronik. Itu juga menjadi komitmen BCA Syariah mendukung pertumbuhan inklusi keuangan syariah nasional,” ucap Lukman.
Pada kesempatan sama, Adrian Anwar, Managing Director VIDA, mengatakan perkembangan teknologi digital sektor keuangan terus berkembang, dan makin memudahkan pelaku industri keuangan menjangkau nasabah-nasabah baru secara mudah, cepat, dan akurat. ”VIDA hadir sebagai perusahaan penyedia layanan identitas digital berbasis sertifikat elektronik dengan memberikan metode layanan identitas digital yang nyaman bagi pelanggan bisnis, dan individu,” bebernya.
Baca juga: Renovasi Rumah, Bos BCA Jual 1 Juta Saham Rp8,73 Miliar
VIDA memastikan data nasabah industri keuangan terlindungi dengan baik. Dengan begitu, nasabah lebih percaya diri menjalankan aktivitas layanan keuangan melalui platform digital. Sebagai penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) berinduk pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, VIDA menyediakan sertifikat elektronik, dan tanda tangan digital secara aman, dan terpercaya kepada individu maupun lembaga untuk dapat berinteraksi pada ekosistem digital Indonesia dengan aman, dan terpercaya.
“VIDA telah melakukan lebih dari 1,8 juta proses verifikasi biometrik, dan liveness detection, dengan proses sampai 10 transaksi per detik. Produk kami telah digunakan oleh puluhan perusahaan teknologi digital berbagai industri seperti layanan finansial, e-commerce, transportasi, telekomunikasi, dan bidang kesehatan,” tukas Adrian. (abg)