indoposnews.co.id – Barbie melanjutkan komitmen terus menginspirasi anak perempuan. Tepatnya, berani mengembangkan potensi diri mengejar impian. Itu dilakukan melalui campaign You Can Be (YCB) A Champion for Change se-Asia Tenggara.
Mewakili Indonesia terpilih Emma Syakira Jasmine, finalis dari Jakarta baru berusia 7 tahun, dan telah melewati beberapa fase penilaian, mulai penjurian awal, mentoring, hingga presentasi akhir di depan para Role Models Asia Tenggara.
Baca juga: Seto Mulyadi Kritik Pendidikan Pesantren
Membawa ide water filtration atau penyediaan air bersih melalui penyulingan, Emma kemudian berangkat ke Sokola Sumba, merupakan bagian Sokola Institute, merealisasikan proyek tersebut bersama para murid, dan komunitas lokal. Program YCB A Champion for Change merupakan kontinuitas program Barbie Role Model.
Di mana, tahun lalu Butet Manurung, Co-Founder Sokola Rimba menerima penghargaan tersebut. ”Sebagai program regional, YCB a Champion for Change memainkan peran penting dalam prakarsa global Dream Gap Project sebagai dukungan bagi anak perempuan untuk berani menjadi apapun sesuai impian. Melalui program itu, mereka dapat menjadi game changer sejak dini. Barbie percaya setiap anak perempuan memiliki suara, dan peran penting soal isu-isu sosial, seperti keberlangsungan, iklim dan bumi, inklusivitas, hingga kesetaraan gender,” tutur Dwanty Eka Putri, Brand Manager Dolls Mattel Southeast Asia.
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter Ditanamkan Sejak Dini
Selama tiga hari di Sumba, Emma mendapat banyak pengalaman baru seperti berkunjung ke mata air untuk mencoba sistem water filtration menjadi idenya, belajar dan berdiskusi bersama teman-teman Sokola Sumba. Selain itu, Emma bersama Barbie juga menyerahkan donasi untuk sistem penyulingan air bersih di area Sokola Sumba senilai Rp20 juta.
Program YCB A Champion for Change diikuti ratusan anak perempuan berusia 5-12 tahun memiliki ide untuk membuat perubahan (change maker) bagi sekitarnya. Peserta dari berbagai negara ASEAN. Seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tentu para peserta harus mengikuti beberapa fase penilaian. Misalnya, seleksi dan presentasi pertama tingkat nasional, kemudian satu peserta mewakili setiap negara mengikuti sesi mentoring dengan seluruh finalis dari negara lain.
Baca juga: UT Dorong Pekerja Migran Indonesia Raih Pendidikan Tinggi
Para finalis itu, kemudian harus melakukan presentasi terakhir di depan seluruh mentor. Yaitu, Butet Manurung (Indonesia), Princess Zatasha (Malaysia), Chesca Gracia Kramer (Filipina), Rebekah Lin (Singapura), dan Maria Poonlertlap (Thailand).
Kesetaraan pendidikan bagi anak perempuan salah satu prioritas penting bagi Barbie. Mengenai itu, Barbie juga ikut berpartisipasi dalam perayaan 20 tahun Sokola Institute “Kado untuk Sokola”,. Di mana, Barbie menyediakan hadiah berupa mainan bagi para peserta pelatihan.
Baca juga: Asma Nadia : Pendidikan di Indonesia itu Butuh Kurikulum Akting
”Kami selalu mendukung berbagai upaya membuka kesempatan lebih besar bagi anak perempuan seluruh dunia mengembangkan potensi, dan mengejar cita-cita. Kami meyakini Sokola Institute memiliki misi selaras dengan komitmen ini. Jadi, kolaborasi kedua pihak mendorong anak perempuan berani bermimpi, dan membawa perubahan positif di masa depan,” harap Dwanty. (abg)