indoposnews.co.id – PT Autopedia Sukses Lestari (ASLC) baru menyerap dana initial public offering (IPO) senilai Rp299 miliar. Alokasi itu setara 47 persen dari raihan dana IPO bersih sejumlah Rp638 miliar. Jadi, masih tersisa Rp339 miliar alias 53 persen.
Serapan dana IPO itu menggelinding pada sejumlah pos. Misalnya, untuk melunasi utang senilai Rp225 miliar atau sekitar 75,3 persen total realisasi dana IPO. Dan, sisanya Rp74 miliar setara 24,7 persen untuk modal kerja.
Baca juga: NFC Indonesia Bersinergi dengan PLN Luncurkan EVDS
Selanjutnya, sisa dana IPO senilai Rp339 miliar mengendap pada sejumlah lembaga perbankan. Investasi pada instrumen deposito membiak di Bank Jago Rp50 miliar dengan bunga 3,50 persen per tahun. Lalu, Bank BTPN mendapat Rp35 miliar dengan bunga 2,65-3 persen per tahun.
Kemudian Bank Permata Rp10 miliar dengan tingkat bunga 2,50 persen per tahun. Bank OCBC NISP Rp35 miliar berbunga 2,75 persen per tahun. Bank Muamalat Indonesia Rp60 miliar dengan tingkat bunga 3,50 persen, Bank BRI Rp30 miliar dengan bunga 2 persen per tahun.
Baca juga: Kembangkan Bisnis, Bekasi Fajar Peroleh Kredit Sindikasi USD90 Juta
Untuk jenis giro menyasar sejumlah bank. Antara lain Bank Central Asia Rp5,11 miliar dengan bunga 0,50 persen per tahun. BTPN sejumlah Rp230 juta dengan bunga 1 persen per tahun. Bank OCBC NISP Rp608 juta dengan bunga 1 persen per tahun. Bank Rakyat Indonesia Rp298 juta dengan bunga 1 persen per tahun.
Selanjutnya, Bank CTBC Indonesia Rp20 miliar dengan tingkat bunga 3,25 persen per tahun. Bank Maybank Indonesia Rp40 miliar dengan bunga 4,75 persen per tahun. Bank Danamon Rp50 miliar dengan level bunga 3,50 persen per tahun, dan Bank Mandiri Rp2,2 miliar dengan bunga 1,40 persen per tahun.
Baca juga: November 2022, Wilton Makmur Produksi Komersial Emas Dore
Pada 25 Januari 2022, perseroan total mengantongi dana IPO Rp652 miliar. Setelah dikurangi sejumlah biaya Rp13,74 miliar, hasil bersih dana IPO tersisa Rp638 miliar. Underwriting fee Rp3 miliar. Management fee Rp3 miliar. Selling fee Rp3 miliar. Biaya jasa profesi penunjang pasar modal Rp3 miliar. Biaya lain-lain Rp909 juta. (abg)