indoposnews.co.id – Kucing dan anjing adalah hewan yang sering dijadikan hewan peliharaan. Tingkahnya yang menggemaskan membuat banyak orang ingin sekali memelihara dan merawatnya.
Namun, memelihara anabul bukan tidak ada risikonya bagi kesehatan, bulu-bulu anabul ini juga bisa mempengaruhi kesehatan kita apabila kita tidak waspada kepada kebersihan anabul.
Beberapa kelompok orang, seperti ibu hamil dan orang yang mengidap penyakit autoimun juga dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi terkena dampaknya.
Baca juga : Tips Bima Aryo merawat, Bermain dengan Hewan Peliharaan
Berikut beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh bulu anabul :
Reaksi Alergi
Apabila Anda alergi terhadap kucing dan anjing, sentuhan atau berdekatan dengan kedua binatang ini dapat memicu reaksi alergi yang ditandai dengan bersin-bersin, batuk , mata gatal dan berair , hidung meler atau mampet , kelopak mata bengkak dan tampak kebiruan , serta rasa gatal pada hidung , langit-langit mulut atau tenggorokan.
Pada penderita asma, ada bahaya tersendiri yang muncul dari memelihara kucing. Anda mungkin akan mengalami gejala asma yang semakin parah seperti sesak nafas , dada terasa sesak dan nyeri, gangguan tidur akibat sesak nafas.
Penyakit Cakar Kucing
Banyak sekali yang terkena cakaran kucing lalu mendiamkan nya hingga kering dan hilang dengan sendirinya. Namun, tahukah anda bahwa cakaran kucing juga bisa menimbulkan penyakit salah satunya cat scratch disease. Penyakit ini adalah penyakit yang muncul dari cakaran kucing yang telah terinfeksi bakteri Bartonella Henselae.
Bakteri merupakan salah satu bakteri yang sering menyerang kucing , bakteri ini paling banyak terdapat di mulut dan cakar kucing. Bakteri dapat menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya paling dekat dari cakaran kucing.
Jamur Kulit / Ringworm
Penyakit jamur kulit bisa menular dari hewan ke manusia begitupun sebaliknya , kita akan mudah tertular ringworm apabila sering tidur bersama hewan peliharaan selain itu barang-barang yang sering disentuh oleh hewan peliharaan juga bisa menyebabkan infeksi jamur ini.
Baca Juga : Hewan di Ragunan Tidak Terpapar COVID
Kamu dan hewan peliharaanmu bisa saja saling menularkan penyakit ini melalui sentuhan. Jika terinfeksi, maka kamu atau hewan peliharaanmu akan mengalami gatal pada hari keempat hingga dua minggu setelah terpapar. Jamur ini lebih suka tumbuh di area yang lembap dan bagian tubuh yang sering berkeringat. Wilayah yang beriklim tropis dan hangat seperti Indonesia juga dapat menjadi tempat yang memudahkan jamur tumbuh.
Toksoplasma
Toxoplasmosis merupakan suatu penyakit zoonosis (dapat menular dari hewan ke manusia) yang disebabkan oleh parasit protozoa, biasanya sebagai hospes pembawa penyakit antara lain dari kotoran kucing, kotoran anjing, kotoran karnivora lainnya, mengonsumsi sayuran yang tidak bersih dan mengonsumsi daging yang belum matang. Sedangkan kucing merupakan hospes utama penyakit toxoplasmosis.
Gejala yang muncul adalah muncul gejala syaraf , kejang dan stress , kelesuan dan kelemahan otot , kelumpuhan anggota gerak , demam dan diare , timbul gejala kekuningan pada mata , gusi dan kulit , gangguan pernafasan , dsb.