indoposnews.co.id – PT MNC Energy Investments (IATA) akhirnya mencatat laba bersih setelah bertahun-tahun merugi. Itu hasil langkah strategis perseroan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan pemilik 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).
Pada kuartal pertama 2022, MNC Energy mencatat pendapatan sebesar USD40,4 juta, naik 2.543 persen dibanding periode sama tahun lalu USD1,5 juta. Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA juga meningkat tajam dari negatif EBITDA USD0,3 juta menjadi positif EBITDA USD23,5 juta.
Baca juga: Susut 14,35 Persen, Laba Cita Mineral Terkumpul Rp568 Miliar
Nah, untuk kali pertama sejak bertahun-tahun, perseroan mencatat laba bersih USD9,4 juta. Bahkan kinerja keuangan pada kuartal pertama 2022, masih lebih unggul dibanding kinerja keuangan sepanjang 2021. Padahal, BCR baru tercatat dalam laporan keuangan MNC Energy mulai 1 Desember 2021.
Untuk tahun buku 2021, perseroan mencatat pendapatan USD17,2 juta, EBITDA USD4,6 juta, dan rugi bersih USD0,5 juta. BCR mencatat peningkatan produksi pada kuartal I-2022 dibanding kuartal I tahun lalu. Pada kuartal I-2022, BCR mencapai total produksi 852.322 metrik ton (MT), naik 95,4 persen dibanding periode sama tahun lalu dengan 436.251 MT.
Baca juga: Cek, Ini Jadwal Dividen Chandra Asri USD11 Juta
Dibanding kuartal IV-2021, produksi BCR meningkat 13,3 persen dari 752.299 MT. Putra Muba Coal (PMC) menyumbang 66,9 persen dari total produksi BCR kuartal pertama 2022. Produksi pada 2022 diperkirakan masih terus meningkat dengan penambahan dua area tambang baru di PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), dan PT Arthaco Prima Energi (APE), mulai beroperasi kuartal kedua tahun ini.
Penjualan batu bara juga meningkat seiring peningkatan produksi. Perseroan mencatat penjualan 823.543 MT pada kuartal I-2022, naik 70,3 persen dibanding periode sama tahun lalu 483.719 MT. China, India, Vietnam, Thailand, dan Malaysia merupakan negara tujuan ekspor batu bara perseroan.
Baca juga: Nyerah, Multipolar Technology Tinggalkan Bisnis Data Center
Peningkatan produksi itu, memanfaatkan momentum lonjakan permintaan dan harga batu bara di pasar internasional. Peningkatan itu, tidak luput dari harga gas dan minyak tinggi sehingga banyak beralih ke batu bara. Embargo komoditas Rusia menyusul invasi ke Ukraina. Energi terbarukan masih belum dapat diandalkan untuk menggantikan peran batu bara. Pemulihan ekonomi pasca-pelonggaran lockdown Covid-19.
Diakuisisi pada akhir 2021, BCR perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. BCR menargetkan produksi 7,8 juta MT pada 2022 dari ke empat IUP milik Putra Muba Coal (PMC), Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), Arthaco Prima Energi (APE), dan Indonesia Batu Prima Energi (IBPE).
Baca juga: Jual 79,5 Juta Saham Yelooo Integra, Artalindo Bungkus Dana Rp9,14 Miliar
Edisi 2021, tahun berbeda. Menilik perubahan drastis dilakukan negara, dan orang-orang bersedia beradaptasi dengan new normal. Sentimen serupa dirasakan manajemen, dan para pemegang saham untuk mengambil lompatan mengubah perseroan menjadi perusahaan energi. Itu keputusan tepat dan jihu. Saat ini, MNC Energy berkembang pesat. Baru-baru ini, perseroan memperluas portofolio energi masuk sektor minyak dan gas. ”Kami berharap dapat menjajaki peluang investasi lain sektor energi, seperti sumber daya terbarukan, dan perseroan akan siap membantu bangsa membangun masa depan lebih hijau ketika saatnya tiba,” tutur Hary Tanoesoedibjo, Executive Chairman of MNC Group. (abg)