indoposnews.co.id – PT Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) mencatat total dana kelolaan turun 9,9 persen secara kuartalan namun, menanjak 2,4 persen secara tahunan mencapai Rp35,7 triliun alias USD2,48 miliar. Lonjakan itu, melebihi pertumbuhan industri hanya 0,4 persen pada akhir Maret 2022.
Rata-rata dana kelolaan Ashmore periode sembilan bulan tumbuh 22 persen menjadi Rp36,7 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp30,1 triliun. Sepanjang triwulan ini, dana kelolaan menurun Rp3,9 triliun tersebab arus dana keluar Rp4,9 triliun setara USD0,35 miliar. Itu kemudian diimbangi kinerja Investasi naik Rp1 triliun atau USD0,07 miliar.
Baca juga: Bayar Utang, Dwi Guna Jajakan Surat Utang Rp200 Miliar
Indeks acuan saham Indonesia menyentuh titik tertinggi baru pada triwulan berakhir 31 Maret 2022 dengan kenaikan 7,4 persen sejak akhir 2021. Kondisi itu, mendorong aksi ambil untung para investor, dan menjelaskan terjadi arus dana keluar triwulan tersebut. Sementara itu, kenaikan imbal hasil obligasi secara global diakibatkan inflasi tinggi, dan kenaikan suku bunga acuan The Fed telah menyebabkan rotasi arus dana keluar dari obligasi jangka panjang ke produk obligasi durasi lebih pendek.
Ashmore membukukan kinerja baik untuk tema investasi saham sepanjang triwulan ini. Tema saham membukukan kinerja investasi Rp1,7 triliun, dan reksadana utama Ashmore mengalahkan indeks acuan dengan kisaran 0,4-3,1 persen di atas indeks dengan reksadana saham berkapitalisasi kecil, dan dikelola secara aktif memberi kinerja di ujung atas kisaran.
Baca juga: Incar Saham Industri Keuangan, Ini Pertimbangan Investor Gen Z
Tema pendapatan tetap membukukan kinerja investasi negatif Rp0,3 triliun sepanjang triwulan mengikuti kenaikan imbal hasil obligasi dunia yang menyebabkan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia untuk 10 tahun 45 basis points (bps) ke level 6,7 persen. Kinerja jangka panjang Ashmore dalam tema ekuitas, dan pendapatan tetap terus menerima pengakuan industri, dengan tiga penghargaan untuk kinerja pada periode berakhir Desember 2021.
PT Ashmore Asset Management menyebut perekonomian makro Indonesia terbukti tangguh menghadapi sejumlah tantangan global. Mulai krisis energi hingga perang Ukraina-Rusia pada kuartal pertama 2022. ”Upaya pemerintah Indonesia memperbaiki kualitas perdagangan telah memungkinkan negara mengurangi dampak dari peristiwa tersebut,” tutur Ronaldus Gandahusada Presiden Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia.
Baca juga: Pefindo Tegaskan Peringkat Adi Sarana idA-, Ini Alasannya
Namun, krisis energi saat ini terus meningkatkan motivasi industri untuk fokus pada sumber daya berkelanjutan di masa depan. Termasuk melalui investasi fokus pada faktor LST, sebuah tema yang Ashmore telah miliki dalam bentuk portofolio dana publik dikelola secara aktif. ”Ashmore Indonesia melanjutkan upaya strategisnya untuk memperluas jangkauan distribusi di luar jalur tradisional, memanfaatkan pertumbuhan industri yang dihasilkan dari perbaikan literasi keuangan,” imbuhnya.
Kemitraan strategis Ashmore dengan Bukalapak, Buka Investasi Bersama (BIB), baru-baru ini direstrukturisasi untuk memungkinkan kemitraan menawarkan lebih banyak variasi produk investasi. BIB saat ini mengelola dana kelolaan reksa dana Rp1,0 triliun, menawarkan 33 produk dari 11 fund manager terkemuka termasuk Ashmore Indonesia. Aplikasi BIB bMoney (diluncurkan pada Juni 2021) telah diterima dengan baik, dan mengalami unduhan bulanan 40 persen lebih tinggi pada kuartal ini dibanding kuartal sebelumnya, dan memiliki total pengguna 475,000 per 31 Maret 2022. (abg)