indoposnews.co.id – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat Barito Pacific (BRPT) menjadi idA+. Itu juga berlaku untuk obligasi berkelanjutan I Tahun 2019-2020, dan obligasi berkelanjutan II Tahun 2021-2022. Rating itu, merefleksikan profil keuangan, dan likuiditas membaik.
Itu selaras dengan perbaikan kinerja anak-anak usaha dari segmen petrokimia terutama disebabkan harga komoditas tinggi, dan segmen energi panas bumi stabil. Perbaikan performa sejumlah anak usaha utama diharap menghasilkan pendapatan dividen lebih tinggi, selanjutnya meningkatkan likuiditas pada perusahaan induk. Prospek peringkat perusahaan stabil.
Baca juga: Menanjak 129 Persen, Adhi Karya Koleksi Kontrak Baru Rp3,9 Triliun
Efek utang berperingkat idA mengindikasikan kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut kuat. Meski begitu, kemampuan emiten mungkin akan terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi, dibanding emiten dengan peringkat lebih tinggi. Tanda tambah (+) menunjukkan peringkat relatif kuat, dan di atas rata-rata kategori bersangkutan.
Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar kuat segmen operasional utama Barito Pacific pada bisnis petrokimia melalui Chandra Asri Petrochemical (TPIA), dan bisnis energi panas bumi melalui Star Energy Group Holdings (SEGH), pembagian dividen baik dari anak-anak usaha utama, dan arus pendapatan stabil dari segmen energi panas bumi.
Baca juga: Rekor! Indo Premier Catat Transaksi Saham IPO Gojek Tokopedia Rp5,8 Triliun
Namun, peringkat tersebut dibatasi leverage keuangan moderat, akses tidak langsung terhadap arus kas operasional anak perusahaan, dan risiko melekat dengan segmen operasi utama perusahaan. Peringkat akan dinaikkan kalau kinerja Barito Pacific membaik tercermin dengan perbaikan profil keuangan secara berkelanjutan, terutama leverage finansial sebagai hasil dari upaya penurunan utang, dan kemampuan menghasilkan arus kas lebih tinggi dari anak-anak perusahan.
Namun, peringkat akan diturunkan kalau ada penurunan berkelanjutan dalam profil keuangan karena selisih menipis pada bisnis petrokimia dan/atau utang lebih besar dari proyeksi tanpa diiringi kemampuan menghasilkan arus kas lebih kuat. Peringkat juga bisa tertekan kalau ada penurunan aliran arus kas dari anak-anak usaha, dapat dipicu pandemi terus berlangsung, dan menyebabkan pelemahan lebih lanjut pada sektor petrokimia, dan/atau bencana alam sangat memperburuk segmen panas bumi.
Baca juga: Wow, Laba Bersih Bumi Minerals Menanjak 1.625 Persen Jadi USD69 Juta
Peringkat juga belum memperhitungkan belanja modal tambahan didanai dari utang untuk pembangunan kompleks petrokimia kedua di bawah Chandra Asri, karena keputusan investasi final belum difinalisasi. Berdiri pada 1979, Barito Pacific, perusahaan holding investasi milik Prajogo Pangestu. Saat ini, perusahaan beroperasi pada dua segmen utama, petrokimia, dan energi panas bumi, melalui kepemilikan saham mayoritas pada Chandra Asri, dan SEGH.
Perusahaan juga beroperasi pada segmen minor lain seperti pengolahan produk kayu, dan properti. Per 31 Desember 2021, pemegang saham perusahaan terdiri dari Prajogo Pangestu 70,85 persen, PT Barito Pacific Lumber 1,20 persen, PT Tunggal Setia Pratama 0,34 persen, saham diperoleh kembali 0,60 persen, dan lainnya 27,01 persen. (abg)