indoposnews.co.id – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengerek peringkat PT Integra Indocabinet (WOOD), dan obligasi berkelanjutan I Tahun 2021 menjadi idA dari idA-. Saat bersamaan, Pefindo juga menaikkan peringkat Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahun 2021 menjadi idA(sy) dari idA-(sy).
Tindakan itu, mencerminkan ekspektasi perusahaan dapat memperbaiki profil kredit, terutama struktur permodalan, dan rasio perlindungan arus kas lebih baik. Itu dipicu peningkatan pendapatan, dan EBITDA berkelanjutan di masa depan. Prospek peringkat perusahaan stabil.
Baca juga: Jajakan Harga IPO Rp100-125 per Lembar, Adaro Mineral Listing 30 Desember 2021
Obligor berperingkat idA memiliki kemampuan kuat dibanding obligor lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor mungkin mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibanding obligor dengan peringkat lebih tinggi. Akhiran (sy) bermakna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip syariah.
Peringkat itu, mencerminkan posisi pasar perusahaan kuat dalam bisnis manufaktur furnitur kayu, operasi terintegrasi vertikal dengan baik, dan marjin profit stabil. Peringkat itu, dibatasi kebutuhan modal kerja tinggi, struktur permodalan moderat, persaingan ketat bisnis furniture global, dan eksposur perusahaan terhadap permintaan furniture global.
Baca juga: Caplok ConocoPhillips, Medco Energi Segera Gelar RUPSLB
Peringkat dapat dinaikkan kalau perseroan makin memperkuat profil bisnis tercermin dari pertumbuhan pendapatan, margin profit, seiring struktur permodalan lebih konservatif, dan proteksi arus kas lebih kuat. Peringkat dapat diturunkan kalau pendapatan dan/atau EBITDA jauh di bawah target, dan/atau perusahaan menambah lebih banyak utang dari proyeksi, yang akan memperburuk struktur permodalan, dan proteksi arus kas.
Perusahaan berdiri pada 1989 dengan memproduksi berbagai jenis produk berhubungan dengan kayu. Seperti furniture, dan komponen bangunan. Produk 80 persen diekspor, sedang sisanya didistribusikan secara lokal. Perusahaan memiliki empat fasilitas produksi berlokasi di Jawa Timur. Pada 30 September 2021, pemegang saham perusahaan terdiri dari PT Integra Indo Lestari 71,89 persen, dan publik 28,11 persen. (abg)