indoposnews.co.id – Pelita Samudera Shipping (PSSI) merancang pemisahaan (spin off) segmen usaha pengangkutan kapal kargo curah. Itu menyusul pemisahan enam unit kapal kargo curah besar (MV) berikut persediaan, dan pinjaman. Pinjaman didapat dari Citibank N.A. Di mana per 30 April 2021, pinjaman tersebut tersisa USD16 juta.
Selanjutnya, perseroan akan membentuk anak usaha dengan kepemilikan 99 persen sebagai perusahaan penerima pemisahaan. Saat pemisahan akan dilakukan melalui penyerahan (inbreng) sesuai dengan penilaian konsultan independen. Dan, berdasar penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Kusnanto & Rekan (KR) transaksi itu wajar.
Baca juga: Bank Capital Rights Issue 20 Miliar Saham
Karena transaksi itu bersifat material dan afiliasi yang dikecualikan, permohonan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dimohonkan untuk memenuhi ketentuan pasal 127 Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007. RUPS Luar Biasa untuk menyetujui usulan pemisahan segmen usaha pengangkutan Kapal Kargo Curah akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2021. Bagi pemegang saham tidak setuju spin off akan diberi kesempatan untuk menjual saham kepada perseroan pada harga Rp259 per saham, merupakan harga wajar dari harga penutupan rata-rata dalam 90 hari sebelum pengumuman.
Sementara itu, ada dua faktor pendorong spin off dilakukan baik aspek eksternal dan internal. Aspek eksternal Indonesia sebagai negara kepulauan sangat butuh transportasi antarpulau, dan antarnegara melalui pengangkutan Kapal Kargo Curah. Pembangunan dan pendistribusian bahan-bahan diperkirakan naik dengan tajam. Diharapkan kondisi perekonomian Indonesia juga makin menguat di tengah perlambatan ekonomi, dan ketidakpastian akibat pandemi. Peningkatan pendapatan masyarakat dipastikan mendorong konsumsi. Salah satunya kebutuhan barang-barang konsumsi. Itu menjadi potensi besar bagi sektor pengangkutan antarpulau, dan antarnegara dengan Kapal Kargo Curah. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga mendorong tingginya permintaan akan produk-produk pembangunan, dan pengembangan industri.
Baca juga: Gara-gara Ini, Kapuas Serok Laba Bersih Rp89,5 Miliar
Faktor eksternal, segmen usaha pengangkutan Kapal Curah memiliki kelebihan berupa sinergi dengan perseroan dalam efisiensi biaya produksi atau pengembangan proyek. Selain itu, jaringan bisnis sudah mapan milik perseroan juga mendukung pengangkutan antarpulau, dan antarnegara dengan Kapal Kargo Curah potensial memperoleh berbagai proyek. Pengelolaan lebih fokus pada segmen usaha pengangkutan Kapal Kargo Curah melalui pemisahan itu, akan membuka ruang bagi peningkatan kinerja keuangan perseroan dengan menciptakan nilai tambah secara optimal.
Lalu, ada sejumlah alasan spin off dilakukan. Pertama, memanfaatkan kondisi perekonomian Indonesia. Sebagai negara kepulauan, kondusif bagi pengembangan pengangkutan antarpulau. Meningkatnya perekonomian, dan daya beli masyarakat menjadi potensi besar untuk menyediakan jasa pengangkutan antarpulau. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga mendorong tingginya permintaan akan pengangkutan antarpulau untuk berbagai kebutuhan pembangunan.
Baca juga: Perkuat Modal, Panorama Sentrawisata Gelar Rights Issue 1,2 Miliar Saham
Kedua, membuka ruang nilai tambah secara optimal. Sepanjang periode 2019-2020, segmen pengangkutan Kapal Kargo Curah menghasilkan rata-rata margin laba kotor sebelum depresiasi relatif tinggi dibanding segmen usaha perseroan lain yaitu 34 persen. Proporsi pendapatan segmen pengangkutan Kapal Kargo Curah terhadap pendapatan usaha perseroan dibanding segmen usaha lain 30 persen. Ketiga, pemisahan segmen usaha pengangkutan Kapal Kargo Curah akan membuka ruang untuk memanfaatkan aset secara optimal. Dan, terakhir dengan pemisahan itu, diharap entitas anak penerima spin off dapat lebih nilai tambah bagi perseroan. (abg)