indoposnews.co.id – PT Jababeka (KIJA) semester pertama 2021 mencatat pendapatan Rp1,11 triliun. Menukik 11 persen dibanding periode sama 2020 sebesar Rp1,25 triliun. Itu tersebab pilar land development & property anjlok 34 persen menjadi Rp436,3 miliar dari periode sama tahun lalu Rp663,1 miliar.
Penurunan itu, terutama disebabkan penurunan penjualan produk industri. Meliputi tanah matang Rp217,5 anjlok 58,87 persen dari periode sama tahun lalu Rp528,9 miliar. Lalu, tanah dengan bangunan pabrik tercatat Rp19,1 miliar alias susut 37,98 persen dari periode sama 2020 di level Rp30,8 miliar. Sebagai tambahan, penjualan tanah matang dari Cikarang Rp37,8 miliar atau naik 19,62 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp31,6 miliar. Sementara dari Kendal tercatat Rp185,2 miliar atau turun 62,61 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp495,4 miliar.
Baca juga: Pasar Bergairah, Satroni Saham-Saham Ini
Pendapatan pilar infrastruktur naik 15 persen menjadi Rp630,4 miliar dibanding periode sama 2020 di kisaran Rp548,1 miliar. Seluruh segmen infrastruktur meningkat dibanding periode sama 2020. Bekasi Power sebagai kontributor utama, dengan peningkatan pendapatan Rp53,8 miliar karena pembangkit listrik beroperasi lebih banyak pada semester pertama 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Selanjutnya, volume peti kemas ditangani dry port, naik 17 persen menjadi 36.717 TEU dari periode sama 2020 di kisaran 31.506 TEU. Selain itu, penyediaan volume air bersih dari layanan infrastruktur perseroan meningkat 5 persen menjadi 6,9 juta meter kubik dari periode sama 2020 di level 6,6 juta meter kubik. Sedang volume pengolahan air limbah menurun 2 persen pada periode sama, namun menunjukkan tren positif.
Baca juga: Kelebihan Iphone 13
Pilar leisure & hospitality membukukan pendapatan Rp49,7 miliar, meningkat dari edisi 2020 sebesar Rp40,3 miliar. Peningkatan itu, terutama hasil kinerja subsegmen golf, dan pariwisata. Segmen golf berkontribusi 65 persen terhadap total pendapatan pilar leisure & hospitality semester pertama 2021. Pendapatan berulang dari bisnis infrastruktur 56 persen dari total pendapatan, dibanding periode sama 2020 dengan 44 persen. Kontribusi lebih tinggi itu, disebabkan berkurangnya kontribusi pilar land development & property pada semester pertama 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Laba kotor turun 12 persen menjadi Rp435,9 miliar dari periode sama 2020 sejumlah Rp495,56 miliar, seiring penurunan pendapatan. Saat bersamaan, marjin laba kotor konsolidasi paruh pertama 2021 tercatat 39 persen sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya 40 persen. Perseroan membukukan rugi bersih Rp105,6 miliar, meroket 751,61 persen dibanding periode sama 2020 dengan koleksi rugi bersih Rp12,4 miliar. Penyebab utama kerugian itu, pergerakan selisih kurs. Di mana, perseroan membukukan rugi selisih kurs Rp112,5 miliar atau melesat 70,19 persen dibanding periode sama 2020 dengan rugi selisih kurs Rp66,1 miliar.
Baca juga: Market Bergerak Monoton, Koleksi Saham Argo Pantes
Ebitda perseroan tercatat Rp330,5 miliar, turun 12 persen dibanding periode sama 2020 di kısaran Rp375,2 miliar, sebagian besar sejalan dengan penurunan pendapatan, dan laba kotor. Total liabilitas naik 4,38 persen menjadi Rp6,19 triliun dari periode Desember 2020 sebesar Rp5,93 triliun. Total ekuitas perseroan turun 1,75 persen menjadi Rp6,15 triliun dari Desember 2020 sebesar Rp6,26 triliun. Total aset naik menjadi Rp12,35 triliun dari Desember 2020 sebesar Rp12,20 triliun. Perseroan mengantongi kas dan setara kas Rp1,15 triliun pada 30 Juni 2021.
Untuk penjualan real estat secara marketing, perseroan mencatat Rp526,0 miliar atau naik 105,87 persen dibanding periode sama 2020 di kisaran Rp255,5 miliar. Marketing sales Cikarang menyumbang 74 persen, Kendal dan lain-lain 26 persen. ”Penjualan produk industri (tanah dan tanah dengan standar bangunan pabrik) berkontribusi 73 persen, sedang segmen residensial atau komersial, dan lainnya berkontribusi 27 persen,” tutur Muljadi Suganda, Corporate Secretary Jababeka, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan lalu. (abg)