Indoposonline.NET – PT Telkom Indonesia (TLKM) membukukan penurunan nilai atas penyertaan jangka panjang pada PT Tiphone Mobile Indonesia (TELE) Rp1,17 triliun pada 2019, dan pada 2020 sejumlah Rp485 miliar hingga nilai investasi menjadi nihil.
Merespons itu, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) manajemen Telkom menyebut perseroan menjadikan harga pasar saham Tiphone sebagai acuan utama dalam mengkalkulasi pencatatan nilai wajar investasi pada 2019. Lalu, untuk periode 2020, Telkom menyebut penurunan nilai penuh sebagai dampak persaingan pasar.
Baca juga: Modal Minimum Tekor, OJK SP3 Intan Baruprana
Dampak pada kinerja yaitu pencatatan penurunan nilai pada 2019, dan 2020 pada laba bersih konsolidasi Telkom. Namun, secara total Telkom tetap mencatatkan laba bersih Rp18,663 triliun pada 2019 atau tetap tumbuh 3,5 persen. Demikian juga pada 2020, Telkom mencatat laba bersih Rp20,804 triliun atau tumbuh 11,5 persen.
Menyusul penghentian sementara perdagangan efek Tiphone sejak 10 Juni 2020, tidak terdapat dampak terhadap kinerja operasional dan keuangan Telkom. Sementara itu, kinerja saham (TLKM) di bursa mengalami kenaikan sepanjang semester 2 tahun 2020 sekitar 8,5 persen.
Baca juga: BPS : Perekonomian Indonesia pada Triwulan II-2021 Tumbuh Positif 7,07 Persen
Telkom terus berupaya menjajaki berbagai alternatif solusi terbaik. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan adanya pertemuan dengan pihak-pihak eksternal berkepentingan seperti calon pembeli saham atau pihak lain, yang tentu dilaksanakan dengan itikad baik, tetap berpegang pada integritas, dan prinsip good corporate governance. Per 31 Desember 2020, nilai goodwill atas penyertaan saham Tiphone sudah nihil karena telah dilakukan impairment seluruhnya. Mengenai sebagian dana hasil penyertaan modal anak usaha PINS Indonesia di Tiphone, Telkom mengaku digunakan untuk melakukan akuisisi perusahaan distributor voucher untuk memperbesar pangsa pasar Tiphone.
Selanjutnya, keputusan mengakuisisi 99,5 persen saham PT Simpatindo Multi Media merupakan keputusan bersama para pemegang saham Tiphone. Sementara itu, pertimbangan bisnis melatari Telkom melakukan investasi penyertaan jangka panjang pada Tiphone periode 2014, kala itu Tiphone merupakan salah satu authorized dealer voucher pulsa terbesar Indonesia dengan coverage cukup luas dengan memiliki 98 cabang, 146 outlet, 92 service center, dan 180 ribu reseller.
Baca juga: BRIN Dukung Penguatan Modal dan Peningkatkan Riset Energi Ramah Lingkungan
Selain itu, Kinerja dan cakupan bisnis Tiphone termasuk paling sesuai (fit) dengan strategic initiatives Telkom Group untuk memperkuat Telkomsel. Saat itu, Tiphone juga termasuk perusahaan publik cukup besar dibanding perusahaan sejenis. Nah, untuk mencapai tujuan di atas sekaligus menurunkan tingkat risiko, Telkom tidak perlu menjadi pemegang saham pengendali atau pemegang saham mayoritas.
Setelah pembelian saham Tiphone oleh Telkom Group, sepanjang 2014-2018, Tiphone mampu berkontribusi terhadap Telkomsel baik melalui peningkatan penjualan pulsa, dan peningkatan penetrasi smartphone. Di samping itu, jalur distribusi Tiphone juga meningkat, sehingga pada 2018 menjadi salah satu distributor utama, dan terbesar Telkomsel. Bagi Telkomsel, berkat berbagai langkah TelkomGroup termasuk investasi pada Tiphone telah berhasil memantapkan diri sebagai market leader di industri sampai sekarang.
Baca juga: Wall Street Memburuk, IHSG Orbit Zona Hijua
Telkom mengetahui ketidakberesan Tiphone kala pelaksanaan audit konsolidasi Telkom Group tahun buku 2019. Saat itu, auditor melihat ada keraguan substansial tentang kemampuan Tiphone untuk melanjutkan kelangsungan usaha. Antara lain Tiphone mengalami defisiensi modal, dan total liabilitas lancar telah melebihi total aset. Tiphone gagal bayar atas pokok pinjaman dan/atau bunga pada saat jatuh tempo, dan adanya tuntutan dari salah satu kreditor Tiphone atas Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Menindaklanjuti temuan itu, sejak investasi pada 2014, Telkom telah melakukan upaya maksimum dalam pengawasan, dan monitoring baik secara langsung maupun tidak langsung melalui PINS atas kinerja dan performansi Tiphone, termasuk memastikan terwujudnya sinergi dengan Telkomsel yang telah memberikan benefit bagi TelkomGroup dengan nilai lebih besar dari nilai investasi awal.
Baca juga: PDB Positif, Investor Sikat Saham-Saham Berikut
Mengenai hubungan bisnis Telkom dengan Tiphone melalui Telkomsel berjalan sesuai mekanisme perjanjian. Di antaranya mempertimbangkan kinerja dari mitra distributor tersebut. Bagi mitra distributor dengan kinerja kurang baik, berpeluang untuk dievaluasi lebih lanjut sesuai kontrak kerja sama. (abg)