• Redaksi
Senin, November 17, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Headline Utama

Bawang Yawuyoko

abu by abu
30 Oktober 2022 05:27
Pemuda Disway

Dahlan Iskan bersama bersama pemuda Disway. FOTO - ISTIMEWA

Share on FacebookShare on Twitter

indoposnews.co.id – TERBAYAR kemarin. Kangen saya ke Wamena. Anak Wamena itu ke Jakarta. Sudah tambah dewasa. Sudah menjadi pemuda Disway. Lima tahun tidak bertemu dengannya. Dulu ia sekolah di Parung, Bogor, lalu kuliah di Pamulang, Jakarta. Ia sudah sarjana teknik informatika.

Ketika pulang ke Wamena. Ibunya sakit. Dia janda. Sejak pemuda Disway itu berumur 3 tahun. Ia harus menemani ibunya. Tiga tahun kemudian ibunya meninggal dunia. “Sekarang di Wamena kerja apa?” tanya saya. “Mencangkul,” jawabnya. Saya kaget. Tapi senang juga. Pribadinya begitu kuat. Ia tidak canggung tetap bertangan kotor meski sudah menjadi sarjana di Jakarta.

Ia memang mewarisi tanah ladang dari ayahnya. Di pegunungan Jayawijaya. Seluas sekitar 1 hektare. Letaknya di celah gunung, di pedesaan, sekitar 1,5 jam naik sepeda motor dari Kota Wamena. Sangat di pedalaman Papua. Saya pernah ke area desa itu 10 tahun lalu. “Sekarang menanam apa?” tanya saya. “Tanam bawang,” jawabnya. “Bawang merah?” “Daun bawang. Yang kami panen daunnya. Dijual ke pedagang. Dibawa ke luar daerah,” jawabnya.

Baca Juga

BTN Ajak Arsitek, Pengusaha, dan Mahasiswa Surabaya Tawarkan Ide Hunian Masa Depan

IHSG Turun Tipis, Dana Asing Kabur Rp34 Triliun

Keren! Multi Bintang Tabur Dividen Rp190 per Lembar

Dapat Restu, META Angkat Dua Direktur Baru

Baca juga: Pembaca Disway : Entahlan

Meski kerja di ladang kulitnya tidak lebih hitam dan rambutnya tidak lebih lurus. Wajahnya tetap wajah cendekia seperti umumnya orang Papua dari Wamena. Bicaranya lirih, tutur katanya lembut, tangannya terus seperti ngapurancang dan sesekali tersenyum. Ia lebih lembut dari orang Jawa masa kini. Tanah 1 hektare itu digarap sendirian tanpa alat mekanis seperti traktor. 

Ups, tidak sendirian. Ia dibantu sejumlah orang di kampungnya. Dibantu. Bantu tenaga. Untuk mencangkul. Bentuk cangkul di Wamena seperti skop. Gagangnya panjang sekali. Mereka mencangkul sambil berdiri tegak. Skopnya yang dihunjamkan ke tanah. Lalu diungkit. Setiap tiba saatnya mengolah tanah pemuda Disway ini keliling ke rumah-rumah tetangga. Ia minta bantuan tenaga untuk mencangkul. Saat itu juga tetangga menjawab: bisa atau tidak. Umumnya bisa.

Kalau sudah mendapat 10 kesanggupan ia tidak minta yang lain lagi. Cukup. Keesokan harinya 10 orang itu turun ke ladang milik pemuda Disway itu. Mereka ramai-ramai mencangkul. Sampai tuntas. Kalau hari itu tidak selesai dilanjutkan keesokan harinya. Tidak lebih dua hari. Pemuda Disway itu juga sering didatangi tetangga. Untuk dimintai tolong mencangkul di tanah tetangga. Ia juga selalu menyediakan diri untuk itu.

Baca juga: Harian Disway Adakan Donor Konvalesen

Tidak ada upah yang harus dibayarkan. Cukup diberi minum, dan makan siang. Minumnya pun cukup air putih. Diambil dari sungai terdekat. Tidak perlu direbus. Untuk makan siang mereka disediakan ubi. Bukan ubi jalar atau singkong. Ubi Jayawijaya. Orang di Jakarta menyebutnya talas. Di Wamena disebut hepuru atau hepiri. Talas Wamena enaknya luar biasa. Saya suka kangen talas Jayawijaya.

Kerja tanpa upah di tanah tetangga sebelah seperti itu sudah berlangsung turun-temurun. Tidak ada perasaan apa pun di antara mereka kecuali hidup harus saling membantu. Gotong royong yang asli justru masih hidup di Wamena. Di sana tidak disebut gotong royong. Mereka menyebutnya yawuyoko. “Sampai kapan yawuyoko akan bertahan? Sampai traktor masuk Wamena?” tanya saya. 

Saya membayangkan kalau suatu saat traktor masuk ke lahan perladangan Jayawijaya polusi pun merambat ke sana. Juga suara bising. Pegunungan sejuk nan damai itu pun terusik. “Rasanya yawuyoko akan langgeng. Sampai orang Papua hilang” katanya. Pemuda Disway itu dulu hanya menanam ubi atau kol. Ia baru mulai menanam bawang dua tahun lalu, 2020. “Saya mendapat pengetahuan dari orang Jatim. Pak Sumadi. Guru SD,” ujarnya.

Baca juga: Saham Sedekah

Daun bawang itu sudah bisa dipanen di umur 3 minggu. “Kabarnya untuk dikirim ke Timika. Untuk masakan karyawan di Freeport,” ujar pemuda Disway itu. Kini banyak petani sekitarnya ikut menanam bawang. Selebihnya masih menanam hepuru. Atau kol. Atau selada. Bayam. Dan hortikultura lainnya. Sejak pulang ke Wamena ia sudah enam kali panen daun bawang. “Mohon doa restu kami lagi bangun rumah di kota Wamena,” ujarnya. Ia sudah membeli tanah 22 x 22 meter di kota. Bangun rumah dari bata.

“Dari hasil pertanian?” tanya saya. “Iya….,” katanya lirih, lantas tersenyum menunduk. “Sampai kapan tanam bawang?” “Sampai tidak laku lagi,” katanya. Habis menanam bawang ini ia akan menanam bawang lagi. Dan lagi. Dan lagi. Di sekeliling bawang itu ia tetap menanam hepuru. Itu bahan makanan pokok di sana. Tidak boleh tidak punya hepuru. “Kalau persediaan beras di rumah akan habis kita tidak punya rasa waswas. Tapi kalau hepuru akan habis kita cemas,” katanya.

Ia dan umumnya orang Wamena, lebih memilih makan hepuru daripada nasi. Nasi hanya dimakan sesekali. Siang hari. Pagi dan malam lebih enak makan hepuru. Terutama makan malam. Tanpa lauk apa pun. Bagaimana bisa; habis tanam bawang tanam bawang lagi? Sampai enam kali berturut-turut? Dan masih akan bawang lagi? Tidakkah hasilnya kian menurun? “Hasilnya tetap sama. Tidak ada penurunan,” katanya.

Baca juga: Kongres Dawet

“Diberi pupuk apa?” tanya saya. “Tidak diberi pupuk apa-apa,” katanya. “Tidak ada yang jual pupuk di Wamena,” tambahnya. “Diberi pupuk kotoran hewan?” tanya saya lagi. “Juga tidak”. Itulah tanah Wamena. Tanah Jayawijaya. Yang umumnya di ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut. Atau lebih tinggi lagi. Petaninya tidak mengenal pupuk. Tidak ada yang jual pupuk. Tanamannya tetap tumbuh subur. Juga tidak ada saluran irigasi. Curah hujan cukup sekali. Sepanjang tidak ada perubahan iklim. 

Mungkin sampai traktor masuk Wamena. Atau mobil bensin kian banyak di sana. Tambah lagi pembangkit listrik fosil. Maka baiknya mobil listrik dimulai dari Wamena. Sekalian sepeda motornya. Tidak boleh lagi ada penjualan mobil dan motor bensin di sana. Mumpung listriknya juga dari tenaga air. Kalau kelak tidak lagi cukup masih bisa membendung sungai Wamena. Bisa menghasilkan listrik sebesar berapa mega pun pun. Cukup untuk 9 kabupaten di Jayawijaya. Lebih satu jam saya ngobrol asyik dengannya.

Pemuda Disway itu pamit. Senin besok mau kembali ke Wamena. Lewat Jayapura. Namanya: Faruq Aten Asso. Umur 27 tahun. Ia Islam sejak lahir, di pegunungan Jayawijaya. Demikian juga kakak perempuan dan adik laki-lakinya. SD-nya pun di madrasah ibtidaiah di kampung itu. Lalu dapat beasiswa ke pesantren di Parung. Dari Parung ia kuliah di UIN Syarif Hidayatullah. Tidak tamat. Lalu menyelesaikan kuliah di universitas swasta dengan mahasiswa terbesar di Indonesia: Universitas Pamulang.

Baca juga: Karakter Kepercayaan

Di Jayawijaya ia punya masjid. Kalau Jumat ia yang berkhotbah. Waktu peringatan Maulid Nabi dua minggu lalu ia menyelenggarakan acara adat setempat: bakar batu. Di sana, acara bakar batu sangat spesial. Natal bakar batu. Kematian, bakar batu. Perkawinan bakar batu. Iduladha bakar batu. Ada yang untuk ulang tahun pun bakar batu. Saya pernah disambut acara bakar batu di sana. Orang sekampung berkumpul. Di tanah ladang yang lapang. Tanpa peduli agamanya apa. 

Yang penting sama-sama berkulit hitam dan berambut keriting. Pun kalau ada pendatang. Yawuyoko lebih penting dari perbedaan keyakinan. Mereka saling bantu. Upacara bakar batu tidak bisa dilakukan sendirian. Harus orang banyak. Pekerjaan pertama: menggali tanah. Bikin kubangan. Cukup dalam. Lebih 1 meter. Lalu mengumpulkan kayu kering. Bahan bakar itu ditumpuk di bagian paling bawah kubangan. Di atas hamparan tumpukan kayu bakar itu ditumpuki batu. Berlapis. 

Sampai rapat. Kayu pun dibakar. Sampai batunya berwarna merah –saking panasnya. Di atas batu panas itulah daging di-jejer-jejer. Lalu ditimbun alang-alang. Tebal. Barulah ditutup dengan tanah. Setengah jam kemudian tanah penutup disingkirkan. Alang-alang setengah terbakar disibak. Terlihatlah daging yang sudah masak. Siapa saja boleh ambil daging itu. Dimakan. Sambil duduk di atas rumput. Atau sambil berdiri. Terserah saja. Rasanya luar biasa.

Baca juga: Semen Drum 

Steak paling enak di Texas pun kalah. Daging panas. Dimakan di udara yang sangat sejuk. Ketika tambah lagi pun dagingnya masih panas. Bakar batu yang asli adalah babi. Utuh. Beberapa ekor sekaligus. Tapi di kampung Faruq bakar batunya pakai sapi, domba, atau ayam. “Waktu Maulid Nabi yang lalu kami masukkan 300 ekor ayam ke lubang bakar batu,” ujarnya.

Pernah juga seekor sapi. Dalam satu lubang. Sapinya sudah dipotong-potong. Rasanya, steak paling enak di Texas pun kalah. Kadang ubi hapuru atau talas itu ikut dimasukkan ke dalam kubangan. Ikut dimasak. Dimakan bersama daging. Duh, upacara bakar batu itu, meriah, rukun, bahagia, dan lezatnya luar biasa. (Dahlan Iskan)

 

Tags: bawangBertanidahlan iskanHarian DiswayPemuda DiswayWamenaYawuyoko

Berita Terkait

BTN Ajak Arsitek, Pengusaha, dan Mahasiswa Surabaya Tawarkan Ide Hunian Masa Depan
Ekonomi

BTN Ajak Arsitek, Pengusaha, dan Mahasiswa Surabaya Tawarkan Ide Hunian Masa Depan

2025/11/15
IHSG Turun Tipis, Dana Asing Kabur Rp34 Triliun
Ekonomi

IHSG Turun Tipis, Dana Asing Kabur Rp34 Triliun

2025/11/15
Keren! Multi Bintang Tabur Dividen Rp190 per Lembar
Ekonomi

Keren! Multi Bintang Tabur Dividen Rp190 per Lembar

2025/11/15
Dapat Restu, META Angkat Dua Direktur Baru
Ekonomi

Dapat Restu, META Angkat Dua Direktur Baru

2025/11/15
Gandeng IKAHI, BTN Fasilitasi Kredit Perumahan Para Hakim
Ekonomi

Gandeng IKAHI, BTN Fasilitasi Kredit Perumahan Para Hakim

2025/11/12
Apresiasi Investor, META Gulirkan Dividen Interim Rp45,56 Miliar
Ekonomi

Apresiasi Investor, META Gulirkan Dividen Interim Rp45,56 Miliar

2025/11/10

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Drop 4.184 Persen, Inti Bangun Boncos Rp2,02 Triliun

Drop 4.184 Persen, Inti Bangun Boncos Rp2,02 Triliun

14 Oktober 2024 07:27
Ngebound Bank Ina, Entitas Bhuwanatala Jaminkan Aset Rp74 Miliar 

Ngebound Bank Ina, Entitas Bhuwanatala Jaminkan Aset Rp74 Miliar 

17 Desember 2024 11:27
Pengelola RS Hermina Lanjutkan MESOP Rp81,47 Miliar

Pengelola RS Hermina Lanjutkan MESOP Rp81,47 Miliar

24 Oktober 2023 11:27
Dea 'OnlyFans' (Foto: Istimewa)

Dea OnlyFans Penuhi Wajib Lapor

28 Maret 2022 17:15
Badai Pasti Berlalu

Sinopsis Badai Pasti Berlalu, 26 Juli 2021 : Bonie Menghilang Semua Panik

26 Juli 2021 20:23
Dian Swastatika

Sulap Utang Jadi Saham, Dian Swastatika Kuasai 23 Persen Saham Smartfren

14 Juli 2022 12:40
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi

Kemenkes : Kasus Konfirmasi COVID-19 di 10 Provinsi Terus Menurun

24 Februari 2022 23:49
Delta Dunia

Ekspansif, Delta Dunia Makmur Dirikan Bukit Teknologi Digital

24 Januari 2023 14:27
Jokowi

Jokowi Berlakukan PPKM Darurat di Jawa dan Bali

1 Juli 2021 11:40
IHSG

Perpanjang PPKM Darurat, IHSG Bergerak Datar

21 Juli 2021 08:17

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu