Indoposonline.NET – PT Astra Graphia (ASGR) semester pertama 2021 mencatat pendapatan bersih konsolidasian Rp1,257 triliun. Hasil itu, menukik dari periode sama tahun lalu Rp1,45 triliun. Pendapatan itu, dari lompatan unit usaha Solusi Teknologi Informasi (STI). Sedang pendapatan bersih unit usaha Solusi Dokumen, dan Solusi Perkantoran menurun.
Penguatan penetrasi pasar dan percepatan realisasi peluang bisnis pada area IT Services sukses mendongkrak pendapatan bersih unit usaha STI dijalankan entitas anak PT Astra Graphia Information Technology (AGIT). Pada unit usaha Solusi Dokumen, tingkat aktivitas lingkungan perkantoran rendah. Itu kemudian berdampak pada penurunan volume cetak, mengakibatkan pendapatan berulang (annuity) masih belum bertumbuh.
Baca juga: Melambung 709 Persen, Laba Bersih Jasa Marga Terkumpul Rp855,6 Miliar
”Namun, secara perlahan aktivitas pencetakan sektor Graphic Art pulih dibandingkan semester pertama tahun lalu,” tutur Hendrix Pramana Presiden Direktur PT Astra Graphia, Rabu (28/7).
Melalui unit usaha Solusi Dokumen, Astragraphia sebagai distributor eksklusif Fujifilm Business Innovation (sebelumnya dikenal Fuji Xerox), terus memperkuat, memperluas penetrasi pasar, dan menciptakan inovasi relevan terhadap kebutuhan pelanggan. PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI), anak usaha menjalankan unit usaha Solusi Perkantoran, meneken kontrak sebagai penyedia Katalog Elektronik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada 14 Juni 2021.
Baca juga: Kocok Ulang, Ini Formasi Terlengkap Penghuni LQ45
Menghadapi ketidakpastian ekonomi, Astragraphia melakukan adaptasi, mitigasi, dan mengedepankan operational excellence setiap proses seluruh lini bisnis. Per 30 Juni 2021, Astragraphia telah memperbaiki beberapa pos pengeluaran, dan mampu mengefisienkan biaya operasional 4 persen.
Sementara, laba bruto tercatat Rp248,19 miliar, turun dari edis sama 2020 di kisaran Rp269,18 miliar. Sedang laba sebelum pajak tercatat Rp23,49 miliar, menukik dari periode sama 2020 sejumlah Rp25,62 miliar. Laba bersih tercatat Rp18,05 miliar, anjlok dari periode sama tahun lalu senilai Rp20,94 miliar. Total aset mencapai Rp2,25 triliun, turun dari total aset akhir Desember 2020 di kisaran Rp2,29 triliun. (abg)