Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal bergerak terkonsolidasi. Menguji resistance moving average 5 hari, dan moving average 20 hari. Indeks akan berayun di kisaran support 6.030, dan resisten 6.040 sebagai konfirmasi arah penguatan selanjutnya.
Lanjar Nafi Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia menyebut indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area dekat overbought. Lalu, MACD bergerak bearish dalam histogram negatif. Dengan begitu, Indeks berpeluang bergerak mendatar dengan percobaan menguat awal pekan.
Baca juga: Inspiratif, ini Perjalanan Peter Then Taklukan Amerika dengan Rasa
Saham-saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Astra Agro Lestari (AALI), Ace Hardware (ACES), Adaro Energy (ADRO), AKR Corporindo (AKRA), Astra International (ASII), Gudang Garam (GGRM), HM Sampoerna (HMSP), Vale Indonesia (INCO), Indika Energy (INDY), Japfa Comfeed (JPFA), Medco Energy (MEDC), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Salim Ivomas Pratama (SIMP), Timah (TINS), dan United Tractors (UNTR).
Akhir pekan lalu, Indeks surplus 0,17 persen atau 10,34 poin ke level 6.022,40. Saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) menguat 12,8 persen, HM Sampoerna (HMSP) naik 3,1 persen, dan Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) melesat 3,1 persen menjadi penopang pergerakan.
Baca juga: First Look Series Paradise Garden Dirilis, Berikut Ketegangan Vanesha Prescilla dan Jefri Nichol
Saat bersamaan saham Bank Jago (ARTO) minus 2,2 persen, Bank Mandiri (BMRI) tekor 1,3 persen, Bank Central Asia (BBCA) turun 0,3 persen, Barito Pacific (BRPT), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) menjadi penekan hingga akhir sesi perdagangan. Indeks sektor energi menguat 0,97 persen signifikan mengiringi penguatan komoditas batubara, dan minyak. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp45,98 miliar.
Sementara itu, awal pekan ini, bursa Asia diperkirakan dibuka dengan hati-hati. Maklum, investor menilai laju pemulihan ekonomi. Investor akan fokus pada bursa saham Australia setelah Sydney melakukan lockdown selama dua minggu untuk membendung kebangkitan Covid-19.
Baca juga: Bermasalah, Ribuan Mobil Tesla Model 3 dan Model Y ditarik
Saham global berakhir pekan lalu dengan rekor tertinggi. Pasalnya, kecemasan tentang kemiringan hawkish Federal Reserve (the Fed) mereda. Investor membalas kekhawatiran kalau pembuat kebijakan Amerika Serikat (AS) dinilai terburu-buru meningkatkan suku bunga meski tekanan inflasi meningkat.
Minyak membukukan kenaikan mingguan kelima berturut-turut. Kenaikan beruntun terpanjang sejak Desember. Itu karena permintaan pulih dan pasokan terus mengetat di AS dan China. Harga Timah naik 0,24 persen, dan Nikel bertambah 0,65 persen. Secara sentimen Indeks bergerak mendatar mencoba menguat awal pekan. (abg)