Indoposonline.NET – Proses pengiriman vaksin Covid-19, berbentuk barang jadi, dan bulk terus berlanjut. Sejak 6 Desember 2020 hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin masuk Indonesia, kurang lebih 151,9 juta dosis. Berbentuk bulk 123,5 juta dosis dari Sinovac, dan 22,4 juta berbentuk finish product dari AstraZeneca, dan Moderna.
Proses karantina vaksin itu, tidak hanya berbentuk finish product, tetapi juga bulk vaksin. Bulk vaksin, menjalani proses karantina lebih panjang, dibanding vaksin dalam kemasan finish product. Dan, Bio Farma tidak bisa langsung mengirimkan vaksin kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Baca juga: Sorong ESG, Insan Pasar Modal Gelar Ini
”Jenis vaksin Bulk, harus melakukan karantina seperti uji internal oleh Quality Control (QC) Bio Farma, dan perlu mendapat izin rilis Quality Assurance Bio Farma. Selanjutnya, masuk proses fill and finish fasilitas produksi Bio Farma,” tutur Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto.
Setelah selesai proses fill and finish, produk vaksin Covid-19 yang sudah jadi, masih harus melalui proses karantina, sambil menunggu lot rilis, dikeluarkan Badan POM. Berbeda dengan vaksin jenis finish product, tidak memerlukan COR untuk dapat digunakan masyarakat. Vaksin dalam bentuk finish product ini, akan menjalani proses sampling Badan POM sebelum digunakan masyarakat.
Baca juga: Garuda-Bank Ina Masuk Radar Pansus BEI
Setiap proses fill and finish bulk vaksin Covid-19, ada yang harus menjadi catatan. Yaitu, mengenai penyusutan setiap proses pembuatan vaksin Covid-19. Itu menyebabkan jumlah dosis diterima berbentuk bulk, tidak sama dengan jumlah dosis saat menjadi finish product (produk jadi). Biasanya 10-15 persen lebih rendah dari jumlah bulk diterima, jadi dari target 140 juta dosis bulk vaksin akan diterima Bio Farma, diperkirakan akan menjadi kurang lebih 122.5 juta dosis produk jadi siap pakai.
Penyusutan itu, merupakan hal normal setiap proses pembuatan vaksin jenis apapun, dan terjadi pada manufaktur manapun. Itu disebabkan banyak faktor. Mulai saat proses produksi manufaktur maupun saat proses pemberian vaksin di masyarakat. ”Itu karena dalam proses produksi mulai homogenisasi, filling, dan packing, akan ada vaksin hilang selama proses. Tentu pada proses ini ada wastage. Itu proses ini normal dan tidak bisa dihindari. Misalnya, di selang ada yang tersisa, tangki ada tersisa itu juga ada wastage. Termasuk juga terjadi dalam proses packaging,” “tegas Bambang.
Baca juga: Hari Ini, Pemerintah Lelang Sukuk Negara Rp12 Triliun
Selain itu, vaksin Sinovac produksi Bio Farma, ada overfill atau ekstra volume vaksin untuk mengantisipasi proses filling dalam kemasan vial multidose. Vaksin Covid-19 dikemas dalam kemasan 5 mililiter (ml) untuk 10 penerima. Itu artinya setiap orang akan menerima 0,5 ml. Tetapi pada kenyataannya, Bio Farma tidak akan memasukkan larutan vaksin tepat 5 ml dalam vial, melainkan diberi tambahan volume antara 5,9-6 ml.
Pada praktik di lapangan saat pengambilan satu dosis, biasanya dilebihkan sedikit untuk mendapat genap 0,5 ml per dosis vaksin ketika disuntikkan. Dengan begitu, dari bulk telah diterima Bio Farma 123,5 juta dosis, diperkirakan akan dapat menghasilkan vaksin Covid-19 sekitar 99.5 juta dosis vaksin jadi.
Baca juga: Garudafood Borong Saham Mulia Boga Rp162,56 Miliar
Per 26 Juli 2021, jumlah bulk 123.5 juta dosis, baru diproses 110,7 juta dosis, dan menghasilkan produk jadi sekitar 90,1 juta dosis, dengan jumlah produk jadi rilis pada Juli diperkirakan 16,6 juta dosis, dan siap didistribusikan Agustus 19,8 juta dosis.
”Terhitung 26 Juli 2021 kemarin, total vaksin Covid-19 sudah jadi kurang lebih 90,1 juta dosis, 65,8 juta dosis diantaranya sudah memperoleh lot rilis. Sedang sisa 24,3 juta dosis, masih menunggu lot rilis dari Badan POM,” ucap Bambang.
Total vaksin rilis baik Covid-19 produksi Bio Farma dan vaksin jadi (AZ dan Moderna) 87 juta dosis. Sedang vaksin sudah terdistribusi, secara akumulasi total 77,9 juta dosis. Itu terdiri dari CoronaVac 3 juta dosis, AstraZeneca 9.2 juta dosis, Covid-19 BioFarma 65,7 juta dosis. Proses distribusi dari Bio Farma terus berjalan sesuai alokasi dari Kementerian Kesehatan menggunakan stok yang sudah mendapat lot rilis BPOM. (abg)