indoposonline.net – Emiten kemasan plastik, PT Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) bakal menebar dividen tunai Rp5 per lembar atau senilai USD2,214 juta. Dividen itu setara 28,08 persen dari laba bersih 2020 tercatat USD7,885 juta.
Pembayaran dividen dijadwalkan pada 28 Mei 2021. Tanggal pencatatan terakhir bagi para pemegang saham untuk menerima dividen pada 7 Mei 2021. ”Pemegang saham telah merestui alokasi dividen melalui rapat umum pemegang saham (RUPS),” tutur Wakil Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Jeffrey Halim, usai RUPS dan paparan publik, di Jakarta, Selasa (21/4).
Baca juga: IHSG Kembali Loyo, Pemodal Bule Lepas Saham Rp38,9 Miliar
Selain untuk dividen, sisa laba bersih USD100 ribu atau 1,27 persen laba bersih 2020 sebagai dana cadangan. Sementara USD5,570 juta atau 70,65 persen laba digunakan sebagai laba ditahan untuk ekspansi.
Perusahaan berencana meningkatkan kapasitas pabrik. Itu menyusul permintaan kemasan terus meningkat. Saat ini, kapasitas tiga pabrik 100 ribu ton per tahun. Kapasitas pabrik di Purwakarta 65 ribu ton per tahun, Suzhou China 25 ribu ton per tahun, dan Yunnan China 10 ribu ton per tahun.
Baca juga: Pelita Samudera Optimistis Pendapatan Tahun Ini Naik 20 Persen
Perusahaan sudah mengkaji rencana ekspansi pabrik dengan menambah sejumlah mesin baru. Hanya, investasi, dan waktu pelaksanaan belum bisa dipastikan. ”Yang pasti kami perlu meningkatkan kapasitas produksi,” tegas Jeffrey.
Peningkatan kapasitas menyasar produk kemasan ramah lingkungan atau sustainable. Permintaan pasar terhadap kemasan itu meningkat. Dan, pada 2023 mendatang circular economy dipatok tuntas. Karena itu, sejumlah konsumen korporasi sudah mulai beralih memakai kemasan ramah lingkungan. ”Kami memberi high value product. Menguntungkan pelanggan,” ucapnya.
Baca juga: Bank Maspion, Milik Alim Markus Catat Laba Bersih Rp66,99 Miliar
Indopoly melaporkan laba bersih sepanjang 2020 meningkat 86,7 persen menjadi USD7,885 juta dari periode sama 2019 di kisaran USD4,222 juta. Sepanjang tahun ini, Indopoly menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sejumlah USD1,5 juta untuk pemeliharaan mesin (maintenance) dan peralatan. Adapun sumber pendanaan capex dari kas internal. (abg)