Indoposonline.NET – PT Martina Berto (MBTO) menilai sepanjang tahun ini potensi pasar dan bisnis masih belum normal. Betul, indeks keyakinan konsumen membaik seiring program vaksinasi, dan pelonggaran aturan PPKM.
Menilik kendisi itu, perseroan memproyeksi laba usaha bersih Rp87 miliar, dan laba sebelum pajak Rp71 miliar. Proyeksi laba itu, tertinggi dalam sejarah perseroan. Lalu, return on capital employed (ROCE) 14,53 persen, return on assets (ROA) 8,51 persen, dan return on equity (ROE) 13,70 persen. Proyeksi itu diharap tercapai dengan meningkatkan pertumbuhan net sales 20 persen dibanding tahun lalu.
Baca juga: Nyungsep, Laba Indofood CBP Tersisa Rp3,22 Triliun
Langkah strategis dilakukan untuk memacu penjualan antara lain adaptif, fokus pada digital channel, peremajaan design kemasan, perbaikan laba, pengembangan distribusi, perbaikan supply chain, dan cash flow. Tidak kalah penting tahun ini, Martina Berto mendapat kontribusi penjualan dari produk herbal (Berto Imunku) baru rilis tahun ini. Soal itu, Martina Berto menarget segmen herbal dapat berkontribusi sebesar 5 persen atau Rp 5 miliar dari total penjualan tahun ini. ”Kontribusi segmen herbal masih belum signifikan tapi punya potensi baik. Kontribusi utama tetap produk skin care, hair care, makeup base, dan lainnya,” tutur Direktur Utama Martina Berto Bryan David Emil Tilaar, Kamis (26/8).
Strategi penting lain, memacu penjualan online dengan harapan berkontribusi 7 persen dari total penjualan tahun ini. Selain itu, pengembangan multidistribusi dalam menggarap channel pharma (Apotek dan Toko Obat), mengembangkan pasar Indonesia Timur. ”Pengembangan channel pharma agar produk herbal berkembang terutama produk baru Berto Imunku. Melalui strategi multidistributor, perseroan bisa lebih leluasa mengembangkan pasar Sulawesi dan Kalimantan,” harapnya.
Baca Juga: Menantang, Indofood Cetak Laba Bersih Rp3,4 Triliun
Sekadar informasi, tahun lalu Martina Berto fokus pada channel digital. Itu berhasil membuat merek perseroan dipercaya dengan menyabet penghargaan Digital Popular Brand Award dari Info Brand untuk 4 kategori, yaitu masker wajah, krim pemutih, pelembab wajah, dan bedak muka padat.
Sementara penjualan, kala pandemi Covid-19, dan PPKM membuat daya beli pasar akan produk-produk kosmetik cukup tertekan. Efeknya, perseroan membukukan penjualan Rp297 miliar, menurun 44,69 persen dari periode sama 2019 dengan penjualan bersih Rp537 miliar. Perseroan sukses mengendalikan inventori dari Rp104 miliar menjadi Rp 96 miliar.
Baca Juga: EIGER Keluarkan Produk Baru
Lalu, piutang turun 62,77 persen menjadi Rp67 miliar dari periode sama 2019 di kisaran Rp180 miliar. Discount juga mengalami perbaikan menjadi 20,26 persen dari periode sama 2019 di level 22,99 persen. Mengenai utang bank, untuk memperkuat kepercayaan bank, selain membayar kewajiban kepada bank, perseroan juga melakukan revaluasi aset sehingga dapat menaikkan ekuitas berdampak pada perbaikan signifikan terhadap quick ratio, current ratio, total liability/equity, total liability/total asset, debt/total assets, debt/equity tahun lalu. (abg)