Indoposonline.NET – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat. Secara teknikal penguatan tertahan dengan menguji kembali moving average 20 hari di kisaran 6.110. Indeks bertahan di atas level 6.100 secara psikologis berpotensi membuat dorongan positif.
Artinya, akan uptrend jangka menengah terbentuk setelah berhasil whipsaw pada level support MA200. Indikator stochastic dan RSI memberi sinyal bullish momentum. Indikator MACD bergerak terkonsolidasi positif. ”Indeks sepanjang perdagangan akan mengitari support 6.070, dan resisten 6.156,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia.
Baca Juga: Calvin Klein Suguhkan Koleksi Ramah Lingkungan
Saham-saham dapat dicermati antara lain Astra Agro Lestari (AALI), Adhi Karya (ADHI), Aneka Gas Industri (AGII), Aneka Tambang (ANTM), Adaro Energy (ADRO), HM Sampoerna (HMSP), Vale Indonesia (INCO), Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), United Tractor (UNTR), Wijaya Karya (WIKA), dan Waskita Karya (WSKT).
Pada perdagangan Rabu (25/8), Indeks menguat 0,39 persen atau 23,74 poin ke level 6.113.,4. Indeks sektor kesehatan surplus 1,40 persen, dan indeks sektor industrial melesat 1,13 persen memimpin penguatan sektoral. Saham DCII, BMRI, ARTO, UNVR, dan BINA menjadi leader pergerakan mampu mendorong Indeks tutup di zona hijau. Kekhawatiran investor terhadap dampak tapering tantrum meluruh setelah Bank Indonesia siap menghadapi capital outflow untuk menyeimbangkan nilai tukar.
Baca Juga: Martina Berto Optimistis Raih Laba Rp87 Miliar, Ini Strateginya
Sementara itu, bursa Asia bersiap terkonsolidasi karena investor menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai prospek peraturan Tiongkok, dan indikasi pengurangan stimulus The Fed. Tindakan keras Beijing terhadap industri swasta terus mewarnai sentimen, dan memperumit prospek ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Di sisi lain, pidato Ketua The Fed Jerome Powell Jumat di Jackson Hole akan memberi panduan lebih jelas kapan, dan bagaimana The Fed akan mengurangi stimulus. Futures naik di Jepang tetapi merosot di Australia, dan Hong Kong. Kontrak AS berfluktuasi setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 naik tipis ke rekor baru. Harga komoditas energy, dan logam mayoritas menguat. Minyak mentah WTI meroket 1,21 persen, Batubara surplus 1,26 persen, Timah melesat 0,50 persen, dan Nikel menanjak 0,64 persen. (abg)