Indoposonline.net – PT Pelita Samudera Shipping (PSSI) sepanjang 2020 mencatat total pendapatan USD68,4 juta atau sekitar Rp0,96 triliun. Turun 9 persen dari periode sama 2019 senilai USD75,3 juta. Tarif angkutan rata-rata naik 10 persen menjadi USD2,74 per metrik ton (MT) dari periode sama 2019 di kisaran USD2,49 per MT, dan total volume pengangkutan terakumulasi 24,9 juta MT.
Pendapatan Sewa Berjangka meningkat 35 persen menjadi USD13,3 juta dari edisi sama 2019 di level USD9,9 juta. ”Seluruh segmen bisnis mengalami peningkatan. Mulai Floating Loading Facility (FLF), Kapal Tunda dan Tongkang (TNB), dan Kapal Curah Besar (MV),” tutur Direktur Utama PSSI Iriawan Älex Ibarat, di Jakarta, Senin (26/4).
Baca juga: Bank Maspion, Milik Alim Markus Catat Laba Bersih Rp66,99 Miliar
Beban pokok pendapatan turun menjadi USD55,9 juta dari periode sama 2019 di kisaran USD56,2 juta. Kontribusi terbesar peningkatan biaya depresiasi kapal namun diimbangi penurunan biaya bahan bakar. Perseroan banyak melakukan perbaikan dan pemeliharaan kapal (docking) di semester pertama. Kondisi itu,dapat mengejar kebutuhan volume pengangkutan pada semester kedua. ”Terbukti dengan mulai menguatnya harga batubara menjelang awal kuartal empat tahun lalu,” imbuh Alex.
Perseroan mencatat marjin laba kotor 18 persen atau USD12,5 juta. Marjin EBITDA berhasil mencapai 35 persen atau USD24,3 juta, menunjukkan cash cost cukup stabil dari 2019 margin di 40 persen atau EBITDA USD29,9 juta.
Baca juga: Bukan Main, Bank BTPN Syariah Guyur Dividen Rp254,15 Miliar
Utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada Kapal Curah Besar (MV) mencapai hampir 25 persen untuk volume pengangkutan freight charter komoditas di luar batubara. Misalnya, nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir silika, billet baja, dan produk besi.
Medio 2020, Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) berekspansi ke segmen nikel terutama area Sulawesi Tenggara, dan membuka kantor perwakilan di Kendari pada akhir kuartal empat 2020. Memperluas pangsa pasar dan optimisasi aset membantu Pelita Samudera meraih laba bersih tahun berjalan USD8,4 juta.
Baca juga: Mantul, Pandemi Trisula Koleksi Laba Bersih Rp1,14 Triliun
Jumlah aset meningkat 3 persen menjadi USD146,8 juta dari periode sama 2019 di level USD143,2 juta. Jumlah ekuitas naik7 persen menjadi USD94,5 juta dari periode sama 2019 di level USD88,6 juta, terutama dari saldo laba (retained earnings) meningkat 18 persen menjadi USD39,4 juta dari edisi sama 2019 di posisi USD33,4 juta. Untuk periode sama, perseroan memiliki kas dan setara kas USD14 juta (termasuk kas dibatasi penggunaan USD1,3 juta).
Rasio utang terhadap aset 0,24 kali lebih rendah dari edisi sama 2019 di posisi 0,28, dan rasio utang terhadap ekuitas 0,37 kali, lebih rendah dari 2019 0,45 kali, merupakan kontribusi pembayaran penuh pinjaman bank jangka panjang UOB, dan cicilan pokok pinjaman bank ICICI dan Citibank dengan total pembayaran pinjaman USD30,5 juta.
Baca juga: Besarkan Matahari, Multipolar Rela Lakukan Tindakan Ini
Pembayaran pinjaman bank juga berkontribusi pada posisi rasio gearing lebih baik 0,22 kali dari periode sama 2019 di level 0,37 kali. Itu menunjukkan perseroan memiliki struktur modal terjaga dengan baik dan kapasitas keuangan solid. Rasio harga saham terhadap pendapatan (Price Earning Ratio) juga meningkat lebih tinggi 7,7 kali dari 2019 di level 5,3 kali.
Menyusul perusahaan berhasil mengamankan kontrak senilai USD164,6 juta 2020 kontrak baru, dan perpanjangan kontrak jangka panjang 1-3 tahun ke depan, perusahaan optimistis akan bertumbuh dengan diversifikasi bisnis, optimalisasi aset, dan ekspansi armada sebagai strategi berkelanjutan. Alokasi belanja modal tahun ini, ditarget sekitar USD21 juta untuk rencana strategi ekspansi armada. ”Pertumbuhan pendapatan tahun ini ditarget meningkat 15-20 persen dari 2020, dengan target lebih tinggi dari 2019 atau pre-pandemi,” tegas Alex. (abg)