Indoposonline.NET – Indeks saham Asia pagi ini, Kamis (24/6) dibuka variatif (mixed). Itu mengekor pergerakan indeks saham utama Wall Street semalam. NASDAQ kembali mencatat rekor penutupan tertinggi. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan S&P 500 mengalami koreksi.
Investor mencerna pernyataan terkini pejabat bank sentral AS (The Federal Reserve). Sehari setelah ketua the Fed Jerome Powell mengabaikan tekanan harga semakin besar, dua pejabat the Fed, yaitu Presiden Dallas Fed Robert Kaplan, dan Presiden Atlanta Fed Raphael Bostic mengatakan periode dengan laju inflasi tinggi dapat berlangsung lebih lama dari antisipasi. Keduanya merupakan anggota FOMC yang tidak mempunyai hak pilih (non-voting member).
Baca juga: Ledakan Covid-19 Gerogoti Konfidensi Pelaku Pasar
Selain itu, investor juga mencerna pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa Kementerian Keuangan AS telah melakukan semua langkah darurat demi untuk menghindari melebihi batas penarikan utang Pemerintah AS (U.S. debt limit) hingga bulan Agustus. Kecuali Kongres beraksi cepat untuk menghindari potensi gagal bayar (default) yang dapat berakibat sangat buruk.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (U.S. Treasury) bertenor 10 tahun bertahan di bawah 1,5 persen karena data ekonomi yang keluar cukup baik. Perhitungan awal (Flash) data Manufacturing PMI AS di bulan Juni naik ke level tertinggi dalam sejarah. Namun perusahaan manufaktur masih kesulitan mencari bahan mentah dan pekerja yang berkualitas sehingga menambah biaya dan harga bagi produsen dan konsumen.
Baca juga: Wall Street Datar, IHSG Kembali Monoton
Selanjutnya, penjualan rumah baru (New Home Sales) di AS selama bulan Mei turun ke level terendah dalam setahun di picu oleh mahalnya bahan baku seperti kayu sehingga membuat harga rumah baru menjadi jauh lebih mahal.
Di Eropa, perhitungan awal (flash) data Composite PMI memperlihatkan bahwa dunia usaha tumbuh pada laju tercepat dalam 15 tahun di bulan Juni seiring dengan dihapusnya kebijakan Lockdown dan pembatasan sosial.
Baca juga: MNC Pictures dan Temata Studio Bergabung ke APFI
“Untuk hari ini, investor menantikan rilis data mingguan Jobless Claims dan Durable Goods Orders bulan Juni di AS. Dari Eropa, investor menantikan kebijakan suku bunga acuan oleh bank sentral Inggris (Bank of England) dan rilis data Ifo Business Climate bulan Juni Jerman,” kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Ia memprediksi perdagangan di BEI hari ini IHSG bergerak bearish moderat dengan support di level 6002 dan resistance: 6098. (abg)