• Redaksi
Senin, November 17, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Opini

Durian Nitrogen

Sandy H by Sandy H
24 April 2021 06:05 - Updated on 27 April 2021 06:22
dahlan iskan
Share on FacebookShare on Twitter

oleh : Dahlan Iskan

dahlan iskan

indoposonline.net – Dahlan Iskan – SAYA sengaja berbuka puasa sedikit saja kemarin: satu liter air-putih-hangat dan pisang kepok masak yang saya panggang di teflon.

Baca Juga

Ujung Tombak Apple

Amarah Beliung

Akhirnya Prabowo!

Emas Crazy

Target setiap hari membaca Alquran 1 juz sudah selesai sebelum azan magrib. Lalu akan ada buka puasa besar setelah itu: pesta durian.

Teman saya, pengusaha sandal, baru saja membuka Rodjo Durian di Duta Mas, Angke, Jakarta Barat. Saya diantar teman saya, Liong, yang sengaja datang dari Surabaya: keluarga pabrik sepatu yang memproduksi sepatu AZA –singkatan Azrul Ananda, anak saya.

Belum lagi durian dibuka datang pula teman saya yang asal Medan. Namanya Venus Jong. Yang usahanya impor durian. Lalu datang lagi petani durian dari Tegal: Yanto Sodri. Ia pakai kaus hitam dan sandal butut. Di kausnya tertulis: Durian vs Everybody.

Lalu datang lagi teman baru, juga Tionghoa, asal Singkawang. Ia memperkenalkan diri: Ong Aman, pengusaha onderdil mobil mewah di Pluit. Lalu memperkenalkan wanita berjilbab di sebelahnya: “ini istri saya,” katanya.

Kami menarik tiga meja untuk dijadikan satu. Meja-meja lain sudah diduduki penikmat durian lainnya.

Pemilik Rodjo Durian, Yayang (Thio Hok Liang), membacakan tata-tertib yang harus kami setujui. Pertama, protokol kesehatan. Waktu berfoto kami boleh buka masker tapi tidak boleh bicara.

Tata-tertib utama: kami harus makan durian lokal lebih dulu. Tidak boleh langsung Musangking.

Ia punya tiga jenis durian lokal: Palu, Padang, dan Bali. Kelak ia pengin jualan segala jenis durian lokal pilihan dari segala daerah.

Dengan aturan itu nafsu saya untuk segera makan Musangking saya tekan. Harus sabar. Orang puasa harus sabar –kecuali soal Vaksin Nusantara.

Peraturan lainnya: makan duriannya tidak boleh ngawur. Harus satu jenis dulu diselesaikan. Baru boleh ke jenis berikutnya.

Ada lagi peraturan khusus: setiap menyelesaikan satu jenis, harus diselingi minum. Jenis minumannya pun khusus. Yakni yang bisa menghapus ingatan akan rasa durian yang baru saja dimakan. Itu untuk menyiapkan mulut: agar siap menghadapi rasa durian berikutnya.

Minuman penyela itu adalah kopi. Tidak boleh pakai gula. Tidak boleh pakai susu. Hanya kopi hitam. Maka, kalau Anda melihat foto ada cangkir di sela-sela durian, itulah kopi yang dimaksud.

Tidak ada demokrasi di pesta ini: pemilik Rodjo Durian yang menentukan. Maka kami menerima saja ketika durian pertama yang disajikan adalah ini: durian dari Padang. Tanpa nama.

Enak sekali. Tapi tidak boleh emosi. Daftar durian yang harus dimakan masih panjang. Sambil makan durian Padang saya lihat suami-istri di meja sebelah. Kok makan duriannya kurang semangat. Saya datangi meja itu. Saya tanya kenapa. Saya sakit hati kalau melihat orang makan durian tanpa semangat yang menyala-nyala.

“Tidak enak,” kata sang suami.

“Pilih durian apa?” tanya saya.

“Padang.”

Lalu saya ambil durian Padang di meja saya yang sebagiannya baru saja saya makan. Saya sodorkan padanya.

“Coba rasakan ini. Juga durian Padang. Tapi enak sekali,” kata saya.

Semula ia tidak mau. Saya lihat wajah sungkan di mimiknya. Pemilik Rodjo Durian berdiri di sebelah saya. Ia ikut mendesak konsumennya untuk mau menerima tawaran saya.

Sang suami mengambil satu ruas. Memakannya. “Iya. Enak sekali,” katanya. Sang istri ikut mengambil. Saya pun bertanya pada sang istri. “Bumi langit,” katanyi.

Sang pemilik memanggil manajernya: untuk mengetatkan seleksi durian yang dikirim oleh pemasok. Sang pemilik pun tidak mau kalah. Ia mengambil durian Musangking untuk diberikan kepada yang baru kecewa tadi. Puas. Mereka pulang dengan senyum.

Setelah menyelesaikan sesi durian Padang itu berarti saya harus minum kopi. Wah, bagaimana ini. Saya tidak terbiasa minum kopi. Tapi saya sudah telanjur sepakat menerima tata-tertib. Ya sudah. Seruput saja. Sedikit.

Ups…. Kopi hitam ini ternyata enak sekali. Saya kaget-kaget senang. Rupanya durian membawa pengaruh kepada rasa kopi.

Maka mulailah sesi durian Bali. Rasanya setara dengan yang dari Padang. Demikian juga durian Palu –yang sebenarnya datang dari luar kota Palu. Dagingnya lebih tebal. Tebal sekali. Sampai saya takut kekenyangan.

Tidak terasa kopi saya tinggal setengah gelas. Rupanya minum kopi terbaik itu di sela-sela makan durian. Atau makan durian terbaik itu di sela-sela kopi.

Lalu datanglah sesi yang dinanti-nanti: Musangking. Yang diimpor dari Malaysia. Sesi ini ternyata masih terbagi dalam dua sub-sesi.

Yang pertama, Musangking yang fresh. Yang didatangkan dari negara bagian Pahang. Rasanya, jangan ditanya lagi. Kita bisa langsung menyenangi apa yang harusnya kita benci: barang impor.

Kenyataan inilah yang harus membangkitkan semangat bersaing. Sudah 20 tahun durian kita dijatuhkan martabatnya oleh Malaysia. Kita harus bangkit mengejar.

Keinginan untuk bangkit itu saya lihat mulai ada. Di Bangka mulai ada perkebunan durian unggulan (Lihat Disway 30 April 2020). Petani Tegal berkaus “Durian vs Everybody” tadi juga mulai tanam Musangking di kebunnya. Yanto Sodri, petani Tegal itu, menanam 80 pohon durian di situ. Dari 80 pohon sudah ada Musangkingnya: dua pohon. Selebihnya durian lokal jenis Bawor.

“Kenapa tidak tanam Musangking semua?” tanya saya.

“Dapat bibitnya ya Bawor itu,” jawabnya. “Musangkingnya hanya dapat dua pohon,” tambahnya.

Yanto sudah panen 4 kali. Termasuk yang Musangking. Harga jual Bawor Rp 300.000/kg. Musangking Rp 450.000/kg.

Meski hanya tamatan SD, Yanto pintar berhitung bisnis. Bawor adalah durian lokal termahal. Ia tidak mau tanam Montong. Yang harga jualnya hanya Rp 130.000/kg.

Saya jadi ingin tahu seperti apa jenis Bawor itu. Tapi tidak dijual di Rodjo Durian. Musimnya sudah lewat.

Dari pengalaman Yanto itu kita menjadi tahu: kita punya problem bibit dan problem musim. Di samping banyak problem lainnya.

Yanto berumur 40 tahun. Begitu tamat SD ia merantau ke Jakarta. Jualan koran. Lalu jualan sandal murah. Bertahun-tahun. Akhirnya punya toko sandal. Kian tahun toko sandalnya kian banyak.

“Berarti sudah punya tabungan? Sudah bisa beli rumah?” tanya saya.

“Saya belum pernah bisa beli rumah,” jawabnya.

Hah?

“Mertua sudah membelikan rumah,” jawabnya.

Tabungan yang punya: cukup untuk membeli tanah 1.600 m2 dan bibit durian 80 batang. “Saya tidak membayangkan kalau masih perlu biaya pemeliharaan. Ternyata mahal,” katanya.

Yanto mempekerjakan 10 orang untuk 80 batang itu. Untuk gaji mereka saja sudah Rp 20 juta sebulan. Belum pupuknya.

Kita masih begitu jauh dari yang harus kita kejar: Malaysia. Apalagi durian kita terlalu banyak ragamnya. Pembeli masih harus berjudi: dapat enak atau tidak.

Padahal yang kita kejar juga terus berlari. Mereka terus menemukan penyempurnaan jenis Musangking yang ada sekarang. Bukan hanya bibitnya tapi juga teknologi pasca panennya.

Teknologi itu disebut nitrogen. Itulah yang ingin saya lihat. Tapi saat berbuka puasa kemarin yang disajikan lebih dulu adalah Musangking yang segar. Artinya: durian yang dikirim langsung dari kebun. Baik lewat kapal maupun pesawat.

Tidak perlu saya ceritakan enaknya. Anda lebih tahu dari saya.

Yang ini yang mungkin Anda perlu tahu: durian Musangking Nitrogen. Ini dia.

Pemilik Rodjo Durian mengeluarkan dua buah durian. Yang satu kulitnya hijau segar. Hijau sekali. Seperti durian mentah yang masih agak muda.

Durian ini baru dikeluarkan dari freezer. Lalu dipanasi di dalam microwave selama 20 menit. Ketika dibuka isinya masih dingin. Masih setengah beku. Warna yellowis.

Saya mencomot satu ruas. Saya makan. Seperti es krim legit yang baru diambil dari lemari pendingin.

Musangking yang satu lagi masih dibungkus aluminium foil warna kuning. Belum dipanaskan. Isinya masih beku. Masih keras seperti es batu. Karena itu tidak dibuka di situ. Hanya untuk dilihat.

Itulah durian Musangking Nitrogen. Di Malaysia, begitu dipanen, durian itu dimasukkan lemari pendingin dengan suhu minus 110 derajat. Selama dua jam. Beku. Pendinginnya nitrogen. Setelah itu baru dipindah ke ruang freezer penyimpanan. Untuk diekspor ke Jakarta. Terutama ke Tiongkok.

Dengan perlakuan seperti itu durian nitrogen bisa disimpan sampai 1 tahun. Diekspor lewat kapal pun tidak akan rusak.

Untuk pasar Indonesia importernya ada 4 perusahaan. Salah satunya teman baru saya itu. Tionghoa yang dari Medan itu: Venus Jong. Umur 33 tahun.

Awalnya ia bisnis di bidang keuangan. Sejak SD sekolahnya sudah di Singapura. Sampai tamat perguruan tinggi.

Teman bisnisnya orang Malaysia. Yang punya keluarga pemilik kebun durian di Pahang. Dari pertemanan itulah lantas Venus terjun ke bisnis durian.

Ia juga buka puasa kemarin. Venus ikut Islam sejak tiga tahun lalu. Pasar Musangking di Indonesia memang kian besar. Dulu kedatangan Musangking hanya seminggu sekali. Kini 4 kali seminggu.

Mengapa pasar Musangking membesar?

“Orang Indonesia itu suka durian. Tapi banyak yang takut. Akhirnya terjadi kompromi. Makan duriannya jangan banyak-banyak tapi harus yang istimewa,” ujar Yayang.

Pesta durian pun selesai.

Begitu kenyang malam kemarin. Saya ragu apakah masih perlu makan sahur. Tapi saya tetap mampir resto yang banyak di sekitar pecinan itu: take away. Saya beli menu sahur malam itu: nasi putih, kerapu lada hitam dan telur sadar oyster. (Dahlan Iskan)

Sumber : disway

 

 

 

 

 

Tags: dahlan iskan

Berita Terkait

Ujung Tombak Apple
Headline Utama

Ujung Tombak Apple

2024/09/22
Amarah Beliung
Headline News

Amarah Beliung

2024/05/25
Akhirnya Prabowo!
Headline Utama

Akhirnya Prabowo!

2024/02/15
Fokus Eksplorasi Emas, Aneka Tambang Bakar Duit Rp38,90 Miliar 
Ekonomi

Emas Crazy

2024/01/20
Buya Syakur
Headline Utama

Buya Syakur

2024/01/19
Aneka Tambang
Headline Utama

Bara Emas Antam 

2023/12/15

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

konser virtula

Gelar Konser Virtual, ini Harga Tiket Pertunjukkan Rossa dan Afgan

17 Februari 2020 20:55 - Updated on 2 April 2021 21:05
CTRA

Hadapi Gugatan Yayasan Walhi, Ciputra Development Ikuti Aturan Hukum

1 Desember 2021 23:27
Eksekusi Private Placement Bank CIMB Niaga, Lo Kheng Hong Guyur Dana Segini

Eksekusi Private Placement Bank CIMB Niaga, Lo Kheng Hong Guyur Dana Segini

4 Februari 2024 17:27
Krakatau Steel

Sinergi, Krakatau Steel Rampungkan Transaksi Lintas Grup Rp88,14 Miliar

31 Maret 2022 11:30
Joanna Alexandra

Raditya Oloan, Suami Joanna Alexandra Meninggal Dunia

6 Mei 2021 19:19 - Updated on 7 Mei 2021 04:51
IHSG

IHSG Rabu Dibuka menguat 19,55 poin

24 November 2021 09:12
Rapper Young Thug (indoposnews/instagram/thuggerthugger1)

Terlibat Kasus Geng Kriminal, Rapper Young Thug Ditangkap

11 Mei 2022 11:34
Bayan Resources

Royal, Bayan Resources Obral Dividen Rp4.350 per Lembar

21 Mei 2022 13:27
BRI Guyur Kredit Garuda Maintenance Rp2,24 Triliun, Telisik Alokasinya

BRI Guyur Kredit Garuda Maintenance Rp2,24 Triliun, Telisik Alokasinya

8 Desember 2024 15:27
imun

Simak ! Berikut Ciri-ciri Anda Mengalami Insomnia

18 Maret 2022 12:00 - Updated on 20 Maret 2022 08:49

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu