indoposnews.co.id – Jhonlin Agro Raya (JARR) akan merger dengan Jhonlin Agro Lestari (JAL). Itu dilakukan untuk menciptakan sinergi, efisiensi, dan meningkatkan skala ekonomi perusahaan. Peningkatan skala bisnis lebih terintegrasi, diversifikasi produk, dan peningkatan posisi bersaing.
Merger mendorong integrasi dan optimalisasi lebih baik dari rantai pasok, terutama karena lokasi perkebunan JAL berada di satu hamparan dengan perkebunan, dan pabrik PKS milik perseroan. Dengan penggabungan usaha itu, perseroan dapat menggabungkan logistik, jaringan distribusi, kemampuan produksi, dapat menyederhanakan proses, mengurangi biaya transportasi, dan mencapai efisiensi rantai pasok lebih baik diharap menghasilkan nilai bagi pemegang saham.
Merger pada skala usaha akan mendongkrak aset perseroan, aspek administrasi seperti perizinan, aspek keuangan termasuk proses akuntansi, perpajakan dan struktur permodalan pada akhirnya meningkatkan kinerja operasional, finansial sehingga menciptakan perusahaan lebih sinergis dan lebih efisien.
Baca juga: Moncer, Tahun Lalu Laba Bersih Jhonlin Agro Tumbuh 162 Persen
Mendukung pasokan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, dan meningkatkan pengelolaan minyak mentah kelapa sawit alias Crude Palm Oil (CPO) akhirnya akan diproses menjadi produk biodiesel. Itu akan membantu mengurangi pembeliaan bahan baku CPO dari pihak eksternal. Merger memungkinkan perseroan meningkatkan skala ekonomis dengan mengonsolidasi operasi, dan sumber daya perseroan dengan JAL.
Merger untuk diversifikasi produk, dan peningkatan posisi saing perseroan. Secara nasional, penyaluran biosolar sepanjang 2023, akan mencapai 37.567.411 KiloLiter (kL). Di mana, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan alokasi biodiesel 2023 sebesar 13.15 juta kL atau meningkat 19 persen dibanding alokasi 2022 sebesar 11,02 juta kL. Dengan penggabungan usaha itu, diharap berdampak pada peningkatan posisi bersaing perseroan terutama dalam memastikan ketersediaan bahan baku untuk memproduksi biodiesel guna memenuhi lonjakan kebutuhan biodiesel dalam negeri.
Penggabungan itu, mendorong perseroan mendongkrak produksi produk biodiesel dari hasil CPO dikelola perseroan di samping CPO dari pihak eksternal. Saat ini, perseroan telah mengembangkan produk minyak goreng dengan merek “JAR”, dan dipasarkan secara komersial dengan bahan baku CPO.
Baca juga: Sukses Debut, Saham Perdana Jhonlin Agro Mantap ARA
Sinergi bisnis hasil merger, perseroan tengah dalam proses pembangunan pabrik kelapa sawit akan selesai pada kuartal IV-2023. Setelah pembangunan pabrik kelapa sawit rampung, perseroan butuh suplai TBS lebih banyak, dan perseroan akan mengalihkan sebagian pembelian bahan baku TBS eksternal dengan TBS hasil produksi sendiri. So, sinergi bisnis melahirkan entitas usaha lebih kuat, dan efisien melalui integrasi pabrik minyak kelapa sawit perseroan dan perkebunan kelapa sawit milik JAL.
Luas perkebunan hasil merger yaitu 27.936,72 hektare (ha). Itu terdiri dari milik perseroan 17.020,26 ha, dan perkebunan JAL 10.916,46 ha. Rincian luas area milik perseroan meliputi tanaman menghasilkan 4.070,83 ha, dan tanaman belum menghasilkan 6.516,02 ha. Areal dapat dikembangkan yaitu areal nursery 221,71 ha, dan areal dapat ditanam 2.177,80 ha. Pabrik kelapa sawit 29,91 ha. Jalan, perumahan, dan drainase 563,06 ha. Lalu, areal tidak dapat ditanam, dan lainnya 3.440,93 ha.
Sementara rincian luas area perkebunan milik JAL meliputi tanaman belum menghasilkan 1.250,17 ha, dan tanaman menghasilkan 5.475 ha. Areal belum ditanami 1.747,63 ha, dan areal tidak bisa ditanami seluas 2.443,66 ha. Setelah merger, luas area tanaman menghasilkan 9.545,83 ha, dan tanaman belum menghasilkan 7.766,19 ha. Areal Nursery 221,71 ha, dan areal dapat ditanami 3.925,43 ha, pabrik kelapa sawit 29,91 ha. Jalan, perumahan, dan drainase 563,06 ha. Areal tidak dapat ditanami, dan lainnya 5.884,59 ha. (abg)