indoposnews.co.id – Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) optimistis menatap target kinerja di masa depan. Itu setelah perseroan merambah bisnis pasar shipyard, dan petrokimia. Apalagi, saat ini perseroan telah mengambil 5 persen dari pasar liquid di Kalimantan Timur (Kaltim).
Kondisi itu, diestimasi akan terus meningkat setiap bulan. Selain itu, saat ini perseroan telah mengambil lebih dari 50 persen pasar untuk penjualan tabung di Minerba, lebih dari 40 persen sektor migas, dan lebih dari 60 persen bidang Petrokimia. ”Sedang dari penjualan tipe bulk mencapai 20 persen untuk Shipyard, dan masing-masing 5 persen untuk migas, dan Petrokimia. Nah, dari sini, kami menarget peningkatan penjualan bulk dengan investasi baru,” tutur Rini Dwiyanti Direktur Utama Surya Biru Murni.
Sepanjang 2023, perseroan mengalokasikan capex Rp6,2 miliar. Selama 2 tahun terakhir, perseroan telah melakukan pembelian aset mencapai Rp38 miliar untuk proyek pengembangan pabrik. Di mana, Rp35 miliar dialokasikan untuk pengembangan air separation plant sudah beroperasi secara komersial pada 27 Juni 2023
Baca juga: Satgas BLBI Tagih Piutang Negara, Ini Penjelasan Panin Sekuritas
Perusahaan menyadari tantangan di masa depan akan selalu ada. Menghadapi perubahan pasar, dan dinamika industri, perusahaan berkomitmen tetap beradaptasi dan melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk berkembang. Perusahaan memiliki rencana kerja solid dalam pengembangan operasional untuk mengejar target. Berbagai kunjungan bisnis dilakukan yang menghasilkan berbagai kontrak
”Rencana perseroan ke depan membuat kontrak jangka panjang pengembangan penjualan liquid, menyiapkan sarana, dan prasarana untuk menunjang penjualan liquid manufaktur, dan meningkatkan penjualan di Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan untuk semua jenis gas,” ujar Rini.
Dari sisi bisnis, sebelumnya perseroan telah melakukan commercial start up air separation plant pada 27 Juni 2023. Saat ini, produksi liquid perseroan mencapai kapasitas 50 ton per hari. Namun, produksi dan penjualan mulai terasa pada Juli dan akan tampak pada kuartal III-2023. Proyek itu, merupakan realisasi atas penggunaan dana IPO.
Baca juga: Utang Bengkak 62.280 Persen, Provident Investasi Tekor Rp1,59 Triliun
Rini menambahkan, perseroan memiliki market share stabil, dan peluang bssnis luas. Di mana, perseroan menerima banyak permintaan liquid. Di antaranya proyek Kawasan Industri Kalimantan, proyek pemerintah. Perseroan mengalami peningkatan pada sektor manufaktur liquid 5 persen, dan akan terus meningkat setiap bulan. Sedang peluang ke depan, saat ini perseroan tengah memasuki pasar shipyard, dan petrokimia untuk kebutuhan liquid ymeningkat. ”Kami telah mengambil 5 persen dari pasar liquid Katlim, dan diestimasi terus meningkat setiap bulan,” tutup Rini.
Research Analyst Panin Sekuritas Aqil Triyadi menjelaskan perseroan tengah berada di demand area. Perhatikan level support Rp136 selama mampu bertahan di atas level support ada potensi ke resistance Rp150 dan bila tembus menuju ke Rp163. (abg)