Indoposonline.NET – PT Waskita Karya (WSKT) bakal mendapat suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sejumlah Rp7,9 triliun. Dana tersebut akan dimaksimalkan untuk menuntaskan pengerjaan tujuh ruas tol. Enem tol berada di Pulau Jawa, dan sisanya di Pulau Sumatera. Penyelesaian tujuh ruas tol itu, akan meningkatkan arus pergerakan barang dan manusia. Dengan begitu, bakal berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah. ”Ya, kami manfaatkan untuk mengebut perampungan proyek tujuh ruas jalan tol,” tutur Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono, Senin (23/8).
Tujuh ruas tol akan memakai PMN di antaranya Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Tol Cimanggis-Cibitung, Tol Ciawi-Sukabumi, Tol Pejagan-Pemalang, Tol Pasuruan-Probolinggo, Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, dan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung. Penuntasan tol itu, akan meningkatkan konektivitas dari kawasan produksi ke kawasan distribusi, memudahkan akses ke daerah pariwisata, dan membuka akses ke kawasan ekonomi baru. Selain itu, proyek tersebut akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja konstruksi, pemberdayaan pemasok lokal, dan UMKM.
Baca juga: Konsolidasi, Wijaya Karya Kantongi Aset Rp65,32 Triliun
Sepanjang semester pertama 2021, kendaraan melintasi tujuh ruas tol itu, mencapai 97 ribu per hari. Angka itu, akan naik selaras dengan penyelesaian proyek, dan pandemi Covid-19 mereda. Maklum, saat ini kebutuhan infrastruktur makin besar, terutama untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional terdampak pandemi. ”Kami terus berkomitmen mendukung pemerintah mengakselerasi pembangunan infrastruktur,” ucapnya.
Perusahaan memprediksi penyelesaian seluruh ruas tol hingga 2025. Penuntasan proyek itu, tergantung pada kecepatan progres pembebasan lahan masing-masing ruas. Injeksi PMN Waskita akan dilakukan melalui penerbitan saham baru berskema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Stau rights issue. Melalui rights issue itu, Waskita berharap mendapat tambahan dana dari pemegang saham publik senilai Rp4 triliun pada pengujung tahun ini. Perusahaan pelat merah itu, tengah mempertimbangkan jumlah saham baru akan diterbitkan via rights issue. Manajemen berharap, rights issue dapat dilakukan dengan harga pelaksanaan melebihi atau setidaknya sama dengan nilai buku ekuitas perusahaan saat ini. (abg)