Indoposnews.co.id – Setelah sukses dengan beberapa single. Penyanyi asal Yogyakarta, Ndarboy Genk akhirnya merilis album.
Bertajuk Cidro Asmoro, sedikitnya 10 lagu disuguhkan kepada pendengarnya. ” 10 lagu ini menjadi suatu kisah dan dirilis mulai dari 2022,” ujarnya dalam jumpa pers virtual dari Yogyakarta, baru-baru ini.
Album Cidro Asmoro dikemas berbeda, Ndarboy Genk mengemasnya dalam bentok box Set. “Menurut saya, ini proses pembelajaran saya yang baru. Setelah digital, saya tahu bagaimana rilis karya,” katanya.
Baca Juga : Selebgram Meysa Han Unjuk Kebolehan di Panggung Musik
Tidak sekadar kemasan, dalam proses pembuatan setiap single lagu pun memiliki perjalanan yang menarik. Satu demi satu single lagu yang ada dalam Album Cidro Asmoro lahir dari setiap bulan. Lagu pertam lahir di Januari selanjutnya disusul trek berikutnya.
“Januari dari trek pertama, Februari kedua, Maret ketiga, dan seterusnya. Sampai lagu terakhir ‘Selamat Tinggal Kekasih’. Rilisnya akan jadi video klip series 10 lagu di Youtube,” ujar Ndarboy Genk.
“(Dengan kesuksesan yang diraih), perasaan saya bangga dan gelisah. Gelisah apa yang harus saya lakukan, apa setelah ini. Di situ saya terus mantep (rilis album),” katanya.
Selain keunikan dari 10 lagu yang berkesinambungan itu, album Cidro Asmoro juga akan menawarkan pengalaman audio visual secara maksimal. Rencananya 10 lagu tersebut akan dirilis menjadi video klip berseri yang akan dirilis mulai Januari 2022 hingga Oktober 2022 (satu bulan satu lagu), sekaligus diedarkan satu per satu lagu setiap bulannya di gerai-gerai musik digital seperti Spotify dll.
“Nanti setiap sebulan sekali akan dirilis satu lagu beserta video klipnya, konsepnya music video series. Beberapa lagu bocorannya ada ‘Dalan Gronjal’, ‘Selamat Tinggal Kekasih’, dan ‘Koyo Jogja Istimewa’. Jujur tiga lagu itu jadi lagu yang paling berkesan dan membekas di album Cidro Asmoro,” kata Ndarboy.
Baca Juga : SRN Entertainment Hadirkan kembali Program Musik Pop Party
Melalui album Cidro Asmoro itu, Ndarboy juga punya pesan khusus kepada masyarakat Indonesia, bahwa dangdut zaman sekarang sudah saatnya lebih dihargai karena bukan musik yang segmented lagi, terutama dangdut pop Jawa yang selama ini dia usung. Selain itu, menurutnya eksistensi musisi juga harus diwujudkan dengan
“Saya ingin dangdut tak cuma harus dikenal cuma gara-gara viral di sosmed dan berdasarkan view di YouTube melulu. Menurut saya, seniman yang baik adalah seniman yang tetap harus punya ‘karya jadi’, monumental, dan bisa disimpan dengan baik oleh masyarakat, terutama penggemar. Intinya melalui Cidro Asmoro ini saya ingin membuktikan kepada siapa saja, Jowo iso! Sekaligus jadi saksi perjalanan karier berkesenian saya selama ini,” papar pria asli Pandak, Bantul, ini.
“Menurut saya, dangdut itu ‘blues-nya Jawa’, musik asli masyarakat kita, tak pernah pudar dan akan selalu mengakar. Udah nggak waktunya lagi bilang dangdut itu kampungan. Intinya, ‘Ojo isin ndangdutan! Senajan lagune ambyar, ojo nangis. Lara atimu tak kancani’,” pungkas Ndarboy. (ash)