Indoposonline.net – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melabeli peringkat idAA PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth). Prospek untuk peringkat korporasi tersebut stabil. Perusahaan asuransi berperingkat idAA memiliki karakteristik keamanan keuangan sangat kuat.
Peringkat itu, mencerminkan dukungan kuat dari Bank Mandiri (BMRI) -peringkat idAAA/stabil-, sebagai pemegang saham utama. Posisi bisnis kuat, permodalan sangat kuat, dan likuiditas tidak kalah solid. Peringkat itu, dibatasi kinerja operasional moderat dan potensi pertumbuhan terbatas pada segmen asuransi kesehatan.
Baca juga: Wow Mantap, Asuransi Central Asia Sandang Rating idA+
Peringkat dapat dinaikkan kalau ada dukungan lebih tinggi dari Bank Mandiri. Namun, peringkat Mandiri Inhealth dapat diturunkan kalau ada bukti penurunan tingkat dukungan dari Bank Mandiri. Misalnya, penurunan material dalam jumlah kepemilikan, atau menurunnya tingkat kepentingan bank terhadap Bank Mandiri secara substansial.
Inisiatif pembatasan sosial di tengah pandemi masih akan menekan pendapatan bisnis baru industri asuransi jiwa. Daya beli konsumen lebih rendah, dipengaruhi perlambatan ekonomi di tengah pandemi, dan melemahnya kepercayaan pasar akibat beberapa kasus asuransi jiwa.
Baca juga: Jangan Ketinggalan, Astra International Obral Dividen Rp4,615 Triliun
Kondisi itu, mengurangi dampak permintaan akan asuransi jiwa dan produk terkait investasi. Terutama karena mayoritas masyarakat tidak mempertimbangkan asuransi jiwa sebagai kebutuhan primer. Dampak pandemi signifikan membatasi kemampuan perusahaan asuransi jiwa mendapat bisnis baru atau perpanjangan polis, memperburuk profil keuangan, terutama kinerja operasi, dan likuiditas.
Perusahaan asuransi jiwa juga secara konstan menghadapi volatilitas pasar modal, terutama yang memiliki porsi tinggi pada produk yang dijaminkan. Kondisi makroekonomi tidak menguntungkan dapat memperburuk kinerja investasi. menyebabkan tekanan likuiditas bagi perusahaan asuransi kalau perlu memonetisasi investasi untuk membayar kewajiban kepada pemegang polis.
Baca juga: Gilaa! Bos Satu Ini Borong Terus Saham Pelita Samudera
Pandemi Covid-19 dapat dikelola pada profil kredit Mandiri Inhealth. Itu mengingat posisi kuat di industri asuransi kesehatan, likuiditas, permodalan, dan cadangan kuat. Kondisi itu, didukung besarnya aset likuid dalam bentuk deposito berjangka, dan surat-surat berharga serta rasio modal berbasis risiko (RBC) tinggi 647 persn akhir 2020.
Pefindo berpandangan perolehan premi kesehatan substansial 96,9 persen dapat menutupi dampak pandemi pada pendapatan dan arus kasnya. Karena itu, Pefindo akan terus mewaspadai kondisi ini, menilai bagaimana dampak pandemi berkembang. Kalau terjadi perubahan material, Pefindo akan melakukan tindakan pemeringkatan yang diperlukan.
Baca juga: Bank Jago Menumpuk Utang Rp1,101 Triliun
Mandiri Inhealth menawarkan produk asuransi kesehatan dan jiwa. Didukung 13 kantor pemasaran, 10 kantor operasional, dan 50 kantor pelayanan seluruh Indonesia. Per 31 Desember 2020, pemegang saham perusahaan Bank Mandiri (idAAA/stabil, 80 persen, PT Kimia Farma idAA-/stabil, 10 persen, dan PT Asuransi Jasa Indonesia idAA/stabil, 10 persen. (abg)