• Redaksi
Senin, Juni 9, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Headline Utama

Para Pengabdi

abu by abu
21 November 2022 05:27
Muktamar

AKLAMASI - Haedar Nashir kembali terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah. FOTO - ISTIMEWA

Share on FacebookShare on Twitter

indoposnews.co.id – SISTEM Pemilu di Muhammadiyah makin teruji –baiknya. Kemarin sore Muktamar Muhammadiyah ke-48 itu bisa berakhir seperti biasanya: sangat damai. Tidak ada kubu-kubuan. Tidak ada tim sukses. Tidak ada kampanye terselubung. Dan jelas: tidak ada serangan fajar. Politik uang sama sekali tak tercium. Yang terpilih menjadi ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anda sudah tahu: Prof Dr Haedar Nashir. 

Sosok lama terpilih kembali. Untuk periode kedua. Saya merenungkannya: mungkinkah sistem Pemilu Muhammadiyah ini diadopsi pilpres tingkat negara Indonesia. Kita tahu pemilu dan pilpres kita itu terlalu berdarah-darah. Terlalu mahal. Terlalu memecah belah masyarakat. Kita bangga pada sistem demokrasi Amerika tapi kita tidak siap menirunya apa adanya. Saya dikirimi foto dari Solo, tempat Muktamar Muhammadiyah itu berlangsung. 

Sidang plenonya dilakukan di auditorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Sahabat Disway itu menyebut inilah auditorium terbesar, termegah, dan terbaik di seluruh Jawa Tengah. Di situlah peserta muktamar terpusat. Di luarnya puluhan ribu warga Muhammadiyah menyaksikann lewat pikiran masing-masing. Mereka datang dari berbagai wilayah dengan status khusus: penggembira. Mereka bukan utusan. Mereka bukan peserta.

Baca Juga

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional

Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 

Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar

Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar

Baca juga: Cadaver Plus

Mereka bukan pendukung salah satu calon ketua. Mereka tidak punya hak suara. Mereka tidak punya hak bicara. Mereka hanya punya hak untuk bergembira. Dan mereka gembira dengan budaya bersih dan damai di Muktamar Muhammadiyah. Termasuk tahun ini bersih secara fisik: tidak ada sampah di tengah puluhan ribu masa. Mereka sudah tahu itu. Sebelum berangkat ke Solo mereka sudah harus membawa misi inilah green Muktamar.

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) salah satu dari 4 universitas terbesar milik Muhammadiyah. Tiga lainnya: UMM (Malang), UMY (Yogyakarta), dan UMSU (Medan). Di luar itu Muhammadiyah masih punya lebih 180 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Bahkan sekarang Muhammadiyah sudah punya 6 SMA di wilayah mayoritas masyarakatnya Kristen atau Katolik. Di Flores. Di Timor. Di Papua. Di pedalaman Kalbar. 

Kebanyakan siswa sekolah Muhammadiyah di situ beragama Kristen/Katolik. Mereka mendapat pelajaran agama Kristen/Katolik. Tidak mendapat pelajaran agama Islam. Mereka mendapat pelajaran tambahan ke-Muhammadiyah-an. Sekjen Muhammadiyah selama ini Prof Dr Abdul Mu’ti dikenal sebagai pendiri Krismuha –Kristen Muhammadiyah. Ia orang Kudus. Kelahiran Kudus, Jateng. Doktornya dari Adelaide, Australia. Ia mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca juga: Wishnu! Bintangnya Bintang 

Saya menghubungi beliau kemarin siang. “Masih rapat,” katanya. Saya menghubungi Prof Dr Anwar Abbas. “Lebih tepat wawancara Prof Mu’ti,” katanya. Maka saya wawancara dengan penggembira. Banyak di antara mereka saya kenal. Para penggembira itu tidak perlu kemrungsung menanti siapa yang terpilih jadi ketua umum baru. Proses pemilihan pimpinan pusat di Muhammadiyah sangat rasional. Setahun lalu sudah dibentuk panitia pemilihan. 

Di tingkat pusat. Diketuai Dahlan Rais. Panlih itu mengirim surat ke pengurus wilayah (tingkat provinsi) seluruh Indonesia. Masing-masing wilayah diminta mengusulkan 13 nama calon pimpinan pusat. Yang dicalonkan boleh dari mana saja asal memenuhi syarat seperti diatur anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga. Panlih lantas mentabulasi nama-nama yang diusulkan itu. Tahun ini terkumpul 200 lebih nama. 

Pekerjaan Panlih berikutnya: meneliti 200 nama itu. Apakah ada yang tidak memenuhi syarat administrasi seperti disebut dalam AD/ART. Ternyata banyak juga wilayah mengusulkan tanpa melihat persyaratan di AD/ART. Setelah diteliti, Panlih mendapat 90 nama calon. Mereka itu dikirimi surat. Harus menyatakan bersedia atau tidak. Harus mengisi daftar riwayat hidup. Termasuk hidupnya di Muhammadiyah. Pernah jadi pengurus apa saja.

Baca juga: Para Bintang KTT G20

Jumlah 90-an itu kemudian dibawa ke sidang Tanwir pengurus pusat Muhammadiyah. Sidang Tanwir adalah sidang yang tingkatnya di bawah Muktamar. Sidang Tanwir ini berlangsung Jumat lalu, dua hari sebelum Muktamar. Majelis Tanwir mengerucutkan 90 nama menjadi 39 calon. Caranya sangat demokratis. Masing-masing anggota majelis memilih nama. Terpilihlah 39 nama dengan suara terbanyak. Sejak sidang majelis Tanwir itu, aktivis Muhammadiyah sudah tahu.

Siapa saja 39 nama calon pimpinan pusat Muhammadiyah mendatang. Nama 39 orang itu kemarin dibawa ke Muktamar Solo. Peserta Muktamar tidak memilih ketua umum, tapi memilih 13 nama akan menjadi pengurus pusat Muhammadiyah. Terserah pada 13 orang itu: siapa yang salah satunya akan menjadi ketua umum. Yang 12 orang mendampingi sebagai pengurus pusat lainnya. Kenapa 13 nama? Bukan 17 atau 9 atau 5 atau 45?

Saya pernah membaca keterangan Prof Dr Din Syamsuddin, orang Sumbawa yang pernah jadi ketua umum pengurus pusat Muhammadiyah. Katanya: tidak ada alasan khusus. Menetapkan jumlah itu bisa menimbulkan perdebatan panjang. Apalagi kalau harus dikait-kaitkan dengan kekeramatan sebuah angka. Justru misi Muhammadiyah harus melakukan dekramatisasi angka. Maka dipilihlah angka 13. 

Baca juga: Drama KTT G20

Sekalian jadi lambang dekramatisasi angka 13 yang dianggap sebagai angka sial. Dan ternyata Muhammadiyah tidak pernah sial. Sudah sekian kali muktamar dengan angka itu tetap saja lancar jaya. Kenyataannya 13 orang itu sebenarnya kurang. Pengurus pusat Muhammadiyah perlu lebih dari 20 orang. Ya ditambah saja. Yang 13 orang itu diberi wewenang untuk menambahnya. Di Pemilu kemarin malam itu lancarnya bertambah-tambah: pakai komputer. 

Ini untuk kali pertama pemilihan pakai e-voting. Memang belum sepenuhnya elektronik. Belum pakai HP masing-masing. Peserta Muktamar masih harus maju ke suatu bilik suara. Di dalam bilik itu ada komputer. Peserta tinggal klik untuk pilih siapa. Beberapa bilik disediakan di bagian depan ruang muktamar. Cepat sekali. Langsung tertabulasi. Terpilihlah 13 nama. Acara berikutnya: 13 nama itu bersidang. Singkat sekali. 

Penyebabnya: salah satu dari 13 nama tersebut adalah ketua umum incumbent: Prof Dr Haedar Nashir. Maka aklamasi terjadi. Beliau terpilih kembali. Selesai. Dengan sistem pemilu seperti itu, Muhammadiyah bisa menghindari banyak virus yang merusak organisasi. Termasuk tidak mungkin terjadi, misalnya, seseorang tokoh tiba-tiba jadi pimpinan, hanya bermodalkan popularitas atau kekuasaan. Pernah seorang tokoh Muhammadiyah dicoret dari daftar calon.

Baca juga: Jenny Mei

Padahal ia seorang menteri. Ia harus menerima itu. “Padahal saya ini kurang Muhammadiyah apa?” keluh tokoh tersebut. Ternyata ia belum pernah menjadi ketua wilayah Muhammadiyah. Atau ketua majelis otonom di kepengurusan pusat. Ia adalah: Menteri Agama Tarmizi Taher. Tentu iklim di Muhammadiyah sendiri juga memungkinkan sistem tersebut bisa dilaksanakan. Tertib administrasi, dan tertib organisasi di Muhammadiyah terkenal sangat disiplin. 

Pun dalam hal keuangan. Tidak ada keuntungan finansial apa pun untuk menjabat ketua umum Muhammadiyah. Juga tidak mendapat fasilitas. Termasuk tidak bisa ”menjual” Muhammadiyah dalam pemilu atau pilpres. Maka Muhammadiyah lebih sebagai kumpulan para pengabdi. Tidak terpilih pun apa susahnya. Mengabdi bisa di mana saja. Akhirnya siapa jadi pimpinan Muhammadiyah sudah terseleksi secara ketat. Berjenjang. Transparan. Hampir tidak mungkin terjadi kasus ”salah pilih”. (Dahlan Iskan)

 

Tags: Dua PeriodeHaedar NashirKetua UmummuhammadiyahMuktamarPara PengabdiPP MuhammadiyahsoloUMS

Berita Terkait

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional
Ekonomi

Akuisisi BVIS Beres, BTN Sulap BTN Syariah Jadi Nomor Dua Nasional

2025/06/05
Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 
Ekonomi

Kinerja Oke, Daaz Bara Obral Dividen Rp249,62 Miliar 

2025/06/02
Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar
Ekonomi

Tumbuh 18 Persen, Tower Bersama Catat Laba Rp413 Miliar

2025/06/02
Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar
Ekonomi

Cum Date 4 Juni, Emiten Busi Grup Lippo Tabur Dividen Rp19 Miliar

2025/06/02
Cair 19 Juni, Bisi Tebar Dividen Rp84 Miliar
Ekonomi

Cair 19 Juni, Bisi Tebar Dividen Rp84 Miliar

2025/06/02
Bidik Industri Fesyen, BTN IFW 2025 Sukses Besar  
Ekonomi

Bidik Industri Fesyen, BTN IFW 2025 Sukses Besar  

2025/06/02

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Waskita Beton

Wow! Melangit 1.026 Persen, Waskita Precast Catat Laba Rp1,42 Triliun 

12 Agustus 2022 15:27
Wika Gedung

Terseret Kasus Nasdem Tower, Wijaya Karya Berkilah Begini

24 November 2023 13:27
Konferensi pers film Ranah 3 Warna di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (23/6). (foto : indoposnews)

Sempat Tertahan Pandemi, Film Ranah 3 Warna Tayang Juni

24 Juni 2022 06:20
Konten Negatif

Sepanjang 2022, Kominfo Blokir 437.741 Konten Negatif

12 Januari 2023 19:27
Bakrie Sumatera

Melangit 831 Persen, Laba Bakrie Plantations Sentuh Rp228 Miliar

9 Juli 2023 11:27
GTS Internasional

Kerek Efisiensi, Emiten Asuhan Tommy Soeharto Jual Kapal Tug Boat USD3,3 Juta

23 Oktober 2023 14:57
Ekspansi Kredit, Bank Neo Godok Right Issue 5 Miliar Lembar

Laba Melesat 120 Persen, Bank Neo Defisit Rp2,3 Triliun

22 Mei 2024 22:24
Kurangi Pengaruh! Harita Jayaraya Lego 1,66 Miliar Saham Cita Mineral Investindo

Kurangi Pengaruh! Harita Jayaraya Lego 1,66 Miliar Saham Cita Mineral Investindo

9 November 2023 11:27
Lyodra Ginting - indoposnews

Lyodra Ginting Berkolaborasi dengan Calum Scott

10 Juni 2022 11:32
Park Ju Hyun positif terpapar COVID-19

Park Ju Hyun Positif Covid-19

31 Januari 2022 08:27

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu