indoposnews.co.id – PT Waskita Karya (WSKT) bakal menggelar rapat umum pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB). Berlokasi di Hotel Pullman Jakarta, rapat digelar tepat pukul 10.00 WIB. Salah satu agenda rapat persetujuan rights issue. Sekadar informasi, Waskita Karya berencana menerbitkan maksimal 24,56 miliar saham seri B melalui mekanisme penawaran umum terbatas (PUT) II. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada, Selasa, 21 September 2021 mengenai penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue tersebut.
Panggilan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) telah dilakukan, pada 30 Agustus 2021, kemudian penyelenggaraan RUPSLB pada 21 September 2021. Adapun tanggal daftar pemegang saham yang berhak mengikuti RUPSLB (recording date) pada 27 Agustus 2021. Emiten BUMN konstruksi itu bakal mengumumkan lebih lanjut mengenai harga pelaksanaan rights issue. Sebelumnya, perseroan mengusulkan rights issue bernilai jumbo, yaitu Rp11,9 triliun. Nah, dari jumlah tersebut, sebesar Rp7,9 triliun merupakan penyertaan modal negara (PMN). Sisanya Rp4 triliun dari investor publik.
Baca juga: Wall Street Merosot, Pemodal Cermati Krisis China Evergrande Group
Sesuai rencana, dana hasil rights issue dialokasikan untuk penyelesaian proyek jalan tol, modal kerja proyek konstruksi, dan investasi pengembangan anak usaha. Aksi korporasi ini sekaligus memperkuat struktur permodalan untuk melanjutkan proses konstruksi pada proyek berjalan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Perseroan telah menetapkan strategi transformasi bisnis secara menyeluruh untuk mendukung pemulihan kinerja dan kondisi keuangan terdampak Covid-19. Di antaranya mengembangkan portofolio dan inovasi, implementasi lean construction, digitalisasi proses bisnis, serta restrukturisasi dan pengelolaan keuangan berkelanjutan.
Sejalan transformasi itu, perseroan mematok pengembangan, dan penguatan portofolio konstruksi, termasuk di antaranya menjadi national champion di infrastruktur sumber daya air, bandara, dan menjadi tiga besar kontraktor untuk proyek jalur perkeretaapian. Selain itu, untuk restrukturisasi keuangan, perseroan fokus pada percepatan divestasi konsesi jalan tol. Kini, perseroan memiliki 14 konsesi jalan tol, dengan tiga ruas yang beroperasi penuh. Sisanya 11 ruas beroperasi parsial atau masih dalam tahap pembangunan. (abg)