indoposnews.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi belum bisa keluar tekanan. Secara teknikal, Indeks melemah namun tetap tertahan pada level support moving average 200 hari. Itu menjadi sinyal pergerakan masih cenderung berada pada tren positif.
Namun, indikator RSI, dan stochastic memberi momentum telah jenuh pada area overbought, dan memberi sinyal akan adanya tekanan aksi jual lanjutan. ”Secara teknikal kami perkirakan Indeks akan bergerak cenderung tertekan dengan support 6.035, dan resisten 6.098,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia.
Baca juga: Berkat Merger, Indosat Ooredoo Hutchison Kantongi Valuasi USD6 Miliar
Sejumlah saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Aneka Tambang (ANTM), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Erajaya Swasembada (ERAA), Indofood CBP (ICBP), dan Solusi Bangun Indonesia (SMCB).
Kemarin, indeks minus 0,93 persen atau 56,93 poin ke level 6.076,31. Koreksi indeks sektor teknologi 2,55 persen, material dasar minus 1,78 persen, dan konsumer primer turun 1,67 persen memimpin pelemahan. Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp242,90 miliar. Investor berhati-hati dalam risiko penularan krisis utang pengembang Tiongkok evergrade group pada pertumbuhan ekonomi negara ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sementara itu, bursa Asia berpotensi melanjutkan aksi jual pada perdagangan hari ini, Selasa (21/9). Karena peningkatan kekhawatiran tindakan keras Tiongkok terhadap sektor real-estate, dan krisis utang pengembang Evergrande Group. Pergolakan sektor properti, bagian tindakan keras Presiden Xi Jinping yang lebih luas terhadap industri swasta di bawah inisiatif kemakmuran bersama untuk mengurangi ketidaksetaraan ekonomi. Investor sedang menunggu kejelasan tentang bagaimana kekacauan utang Evergrande akan diselesaikan. (abg)