Indoposonline.net – PT Astra International (ASII) sepanjang kuartal pertama 2021 pendapatan bersih konsolidasian Rp51,7 triliun. Mengalami koreksi 4 persen dibanding kuartal pertama 2020 sebesar Rp54 triliun. Laba bersih Rp3,7 triliun, menukik 22 persen dibanding periode sama 2020 sejumlah Rp4,81 triliun. Nilai aset bersih per saham Rp3.971, meningkat 3 persen dibanding posisi akhir 2020 senilai Rp3.845.
Koreksi kinerja kuartal pertama 2021 menyusul kontribusi lebih rendah dari hampir seluruh segmen bisnis. Laba bersih divisi bisnis otomotif menyumbang Rp1,43 triliun atau turun 26 persen dari periode sama tahun lalu. Laba bersih bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi berkontribusi Rp1,09 triliun atau meningkat 3 persen. Itu disebabkan peningkatan penjualan alat berat Komatsu, harga emas dan batubara lebih tinggi. Sebagian terpengaruh volume kontrak penambangan lebih rendah akibat kondisi cuaca kurang mendukung.
Baca juga: Keren, Adhi Karya Operasikan LRT Jabodebek Medio 2022
Kemudian, laba bersih divisi jasa keuangan Rp985 miliar, atau tekor 30 dari periode sama 2020. Divisi agribisnis menyumbang laba bersih Rp129 miliar, turun 56 persen dari periode sama tahun lalu. Laba divisi infrastruktur dan logistik menyumbang Rp42 miliar, anjlok 42 persen, dan laba divisi properti Rp49 miliar atau naik 23 persen dari kuartal pertama tahun lalu.
Selanjutnya, kas bersih (tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup) mencapai Rp15,9 triliun, dibanding periode alhier 2020 di kisaran Rp7,3 triliun. Arus kas lebih tinggi pada kuartal pertama tahun 2021 disebabkan kinerja bisnis membaik, belanja modal, dan modal kerja lebih rendah.
Baca juga: Superrr! Kartini Zaman Now Pemborong Utama Obligasi Pemerintah
Jika volume bisnis terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja kemungkinan akan meningkat. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat dari Rp39,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp40,3 triliun pada 31 Maret 2021.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan pendapatan dan laba bersih grup Astra kuartał pertama 2021 lebih rendah dibanding periode sama 2020, karena pandemi baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara substansial pada Maret 2020. ”Sepanjang tahun ini, prospek kinerja dibayangi ketidakpastian akibat dampak pandemi masih berlanjut,” tutur Djony, di Jakarta, Rabu (21/4).
Baca juga: Keren, Emak-Emak Direksi Borong Saham Bank Mandiri
Kontribusi meningkat sektor alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi naik 3 persen dan sektor properti naik 23 persen. Kontribusi laba bersih konsolidasian paling anjlok datang dari sektor agribisnis turun 56 persen menjadi Rp129 miliar dari tahun sebelumnya Rp296 miliar. Sedangkan sektor teknologi informasi turun 50 persen, infrastruktur dan logistik turun 42 persen.
Sementara itu, laba bersih konsolidasian dari sektor otomotif menurun 26 persen menjadi Rp1,43 triliun dibanding periode sama 2020 di level Rp1,93 triliun. Jasa keuangan turun 30 persen menjadi Rp985 miliar dari kuartal sama tahun lalu Rp1,41 triliun. (abg)