indoposnews.co.id – PT Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) sepanjang 2021 mencatat total dana kelolaan Rp39,6 triliun atau USD2,8 miliar. Hasil itu, melesat 2,7 persen dari periode sama 2020. Pertumbuhan dana kelolaan dari Rp3,3 triliun atau USD0,23 miliar didorong arus dana masuk Rp2,8 triliun ata USD0,20 miliar.
Selanjutnya, kinerja positif investasi Rp0,5 triliun (USD0,03 miliar). Tema investasi saham secara khusus mengalami arus masuk dana kuat. Sementara pertumbuhan produk lain seperti Reksadana pasar uang mendapat manfaat dari kerja sama strategis dengan Bukalapak.
Baca juga: Kerek Kinerja, Sinergi Inti Kantongi Restu Right Issue 640,34 Juta Lembar
Pasar saham, dan obligasi Indonesia membukukan kinerja baik pada kuartal terakhir 2021. Meski penyebaran cepat varian omicron baru Covid-19, dampak awal terhadap harga aset dari kemunculan varian baru itu, tidak senegatif munculnya varian sebelumnya. ”Itu karena efektivitas vaksinasi, dan pasar modal didukung indikator ekonomi makro Indonesia kuat,” tutur Ronaldus Gandahusada, Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia, Senin (17/1).
Angka inflasi bertahan pada level tinggi mendorong bank sentral global mulai memperketat kebijakan atau memberi sinyal tingkat lebih tinggi pada 2022. Efeknya, pasar saham mengungguli kelas aset pendapatan tetap. Pertumbuhan Ashmore Indonesia selama kuartal terakhir menggambarkan itu, dengan aliran dana ke tema Investasi saham menggembirakan untuk kelas aset dengan pengembalian lebih tinggi.
Baca juga: Genjot Modal Inti Rp3 Triliun, Bank Mas Puasa Dividen Edisi 2022
Seiring pemulihan ekonomi, dan pasar berlanjut pada 2021, Ashmore Indonesia mencapai tonggak baru dalam jumlah dana kelolaan. Bersandar pada reputasi baik kuat, strategi bisnis juga berhasil mendiversifikasikan tipe nasabah, dan dana kelolaan, dengan pertumbuhan aset kuat pada tema Investasi saham ekuitas, dan momentum positif melalui kemitraan dengan Bukalapak.
Pada semester dua 2021 varian baru Covid-19, kondisi likuiditas lebih ketat, dan tekanan regulasi lebih lanjut di China, merupakan beberapa tantangan bagi Indonesia. Namun, banyak dari hambatan itu, diperkirakan mereda pada 2022, dan prospek pertumbuhan ekonomi berkelanjutan tetap positif.
Baca juga: Seluruh Dana IPO Emiten Milik Kaesang, Panca Mitra Tidak Tersisa
”Nah, dengan latar menggembirakan itu, pendekatan pengelolaan dana secara aktif Ashmore Indonesia dapat terus mencari peluang investasi menarik untuk memberikan kinerja lebih baik bagi klien,” imbuh Ronaldus. (abg)