indoposnews.co.id – Prodia Widyahusada (PRDA) pada kuartal III-2021 mencetak pendapatan bersih naik 65,6 persen menjadi Rp1,99 triliun. Lalu, laba bersih tumbuh 318 persen menjadi Rp511,08 miliar. Margin laba bersih naik jadi 61,9 persen, dan margin Ebitda 37,4 persen.
Rasio lancar 736,1 persen, dan rasio cepat 709,1 persen. Rasio total utang terhadap Ebitda operasional 0,63 kali, dan total utang terhadap ekuitas 0,22 kali. Prodia telah melayani 13,7 juta pemeriksaan kesehatan dengan komposisi lebih dari 80 persen. Terdiri dari tes esoterik (tes khusus/baru), tes rutin, dan 18 persen pemeriksaan Covid-19, serta pemeriksaan kesehatan lain.
Baca juga: Sold Out, 486 Hunian Summarecon Agung di Bogor Ludes Dua Hari
Pendapatan tes esoterik melonjak 110,7 persen menjadi Rp828,69 miliar. Pendapatan tes rutin meningkat 45 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan pelanggan meningkat 37,6 persen menjadi lebih dari 2.683.905 orang.
Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih itu, ditopang peningkatan permintaan pemeriksaan kesehatan terutama pemeriksaan tes rutin untuk cek kesehatan secara umum, dan tes esoterik termasuk tes genomik, mengalami pertumbuhan cukup baik. ”Kami fokus pada pencapaian kinerja profitabilitas, keunggulan operasional bisnis inti, optimalisasi penggunaan sistem teknologi informasi, dan mengembangkan layanan berbasis digital dengan memperhatikan customer experience melalui patient centric model,” tutur Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, Selasa (2/11).
Baca juga: Indo Tambangraya Obral Dividen Interim Rp1,33 Triliun
Perseroan terus berusaha berkontribusi dalam membangun ekosistem kesehatan berkualitas sehingga memberi nilai tambah berkelanjutan bagi pelanggan, dan pemangku kepentingan. Total aset meningkat menjadi Rp2,61 triliun dibanding tahun sebelumnya. Aset lancar menjadi Rp1,72 triliun, dan aset tersendat menjadi Rp890,88 miliar. Total liabilitas meningkat menjadi Rp470,99 miliar. Liabilitas jangka pendek mencapai Rp233,81 miliar, dan liabilitas jangka panjang menjadi Rp237,19 miliar. Total ekuitas naik menjadi Rp2,14 triliun dibanding periode sama tahun lalu mencapai Rp1,78 triliun.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi surplus menjadi Rp591,73 miliar atau meningkat 119,17 persen dibanding periode sama tahun lalu. Peningkatan itu, disebabkan penerimaan kas dari pelanggan Rp1,98 triliun. Kas dan setara kas Rp679,21 miliar, perseroan memiliki posisi keuangan solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis.
Baca juga: Divestasi Saham Kapuas Prima Coal, Sarana Inti Raup Duit Rp9,72 Miliar
Per September 2021, telah meluncurkan pemeriksaan genomik. Di antaranya Leukemia Phenotyping untuk mendeteksi tipe kanker darah pada pasien leukemia akut. NEUROgenomics, pemeriksaan genomik untuk mengidentifikasi kerentanan genetik seseorang terhadap penyakit dengan gangguan saraf seperti alzheimer, skizofrenia, dan stroke.
Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan 257 outlet, pada 127 kota, dan 34 provinsi seluruh Indonesia. Di antaranya Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic berbasis personalized medicine, dan specialty clinics terdiri dari Prodia Children’s Health Centre (PCHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC), dan Prodia Senior Health Centre (PSHC). (abg)