indoposnews.co.id – PT Bank Tabungan Negara (BBTN) sepanjang Januari-September 2021, laba bersih Rp1,52 triliun. Melesat 35,32 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp1,12 triliun. Lompatan itu, ditopang pertumbuhan penyaluran kredit, dan efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF). ”Kami optimistis kinerja positif ini berlanjut hingga pengujung 2021 dengan beragam inovasi, dan transformasi bisnis perseroan,” tutur Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, di Jakarta, Kamis (21/10).
Distribusi kredit, dan pembiayaan Rp270,27 triliun, naik 6,03 persen dibanding episode sama tahun lalu Rp254,91 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi menjadi penopang utama pertumbuhan kredit dengan kenaikan 11,74 persen menjadi Rp129,98 triliun. Kenaikan penyaluran KPR subsidi itu, membuat perseroan mendominasi pangsa KPR subsidi 86 persen.
Baca juga: Lunasi Utang ke KB Bukopin, Bukit Darmo Pinjam Fasilitas Rp150 Miliar
KPR Non-subsidi juga naik 2,11 persen menjadi Rp81,88 triliun. Segmen non-perumahan, kredit konsumer naik 21,28 persen menjadi Rp5,79 triliun, dan kredit korporasi surplus 89,77 persen menjadi Rp12,15 triliun. Total pertumbuhan kredit, dan pembiayaan perseroan berada di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia (BI) merekam pertumbuhan kredit industri perbankan nasional naik 2,21 persen per September 2021.
Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat 3,94 persen, lebih baik dari periode sama tahun lalu 4,56 persen. Perseroan meningkatkan rasio pencadangan (coverage ratio) 1.410 basis points (bps) menjadi 125,46 persen dari periode sama tahun lalu 111,36 persen. Komposisi dana murah atau Current Account and Savings Account (CASA) menjadi 41,53 persen dari periode sama yahun lalu 36,96 persen. Total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,56 persen menjadi Rp291,26 triliun.
Baca juga: Spin-off Beres, Pelita Samudera Optimistis Tabulasi Pendapatan USD97,8 Juta
Giro tumbuh 16,81 persen, dan tabungan 24,55 persen secara tahunan. Komposisi CASA meningkat itu, membuat perseroan berhasil menekan Cost of Fund 170 bps smenjadi 3,28 persen dari periode sama tahun lalu 4,98 persen. Kenaikan kredit, dan DPK itu, mendongkrak aset 3,10 persen menjadi Rp368,05 triliun. ”Kinerja positif perseroan tidak lepas dari dukungan semua stakeholder terutama pemerintah,” tegas Haru.
Pertumbuhan sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari sukses pemerintah melakukan program vaksinasi nasional, dan pemberian stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi. Stimulus pemerintah seperti insentif PPN 0 persen sektor properti, dan kebijakan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.
Baca juga: Mau Jatuh Tempo, Obligasi Bank Mayapada Sandang Rating idBBB-
Seiring pertumbuhan bisnis konvensional, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) perseroan juga tumbuh positif. Laba bersih UUS BTN tercatat Rp141,74 triliun. Melonjak 26,17 persen dari periode sama tahun lalu Rp112,34 miliar. Hasil positif itu, didukung pertumbuhan bisnis stabil. Pembiayaan syariah tercatat Rp27,35 triliun alias tumbuh 12,27 persen.
Kualitas pembiayaan membaik dengan non-performing financing (NPF) gross menjadi 4,96 persen dari periode sama tahun lalu 6,51 persen. Penghimpun DPK Rp27,92 triliun, naik 23,24 persen dari periode sama tahun lalu Rp22,65 triliun. Aset UUS BTN terkumpul Rp36,51 triliun alias naik 11,62 persen. (abg)