indoposnews.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rebound. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat (3/9) indeks akan berayun pada kisaran support 6.072, dan resisten 6.130. Secara teknikal, Indeks bergerak melemah di bawah level MA20, namun tertahan di atas MA50 pada pergerakan sebelumnya.
Itu akan menjadi sinyal pembalikan arah pergerakan yang berpotensi cukup kuat kembali pada tren positif. Meski begitu, momentum indikator stochastic, dan RSI menjenuh pada area dekat overbought akan menjadi penahan pergerakan. ”Kami prediksi Indeks berpotensi mencoba rebound pada perdagangan akhir pekan ini,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Jumat (3/9).
Baca juga: Jadi Mitra Strategis, Himbara Tegaskan Komitmen Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional
Sejumlah saham laik koleksi antara lain Bank Tabungan Negara (BBTN), Barito Pacific (BRPT), Charoen Pokphand (CPIN), Vale Indonesia (INCO), Medco Energi (MEDC), Sarana Menara (TOWR), United Tractors (UNTR), Unilever (UNVR).
Pada perdagangan kemarin, Indeks minus 0,21 persen atau 12,70 poin ke level 6.078,23. Saham-saham sektor teknologi turun 2,03 persen, dan konsumer nonprimer tekor 1,55 persen menjadi penekan indeks. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih Rp91,64 miliar. Data awal bulan masih menjadikan investor bersikap hati-hati setelah data Indeks Kinerja Manufaktur (IKM), dan Inflasi titan sesuai ekspektasi.
Baca juga: Pemodal Waswas Penyebaran Varian Baru Covid-19 Mu
Sementara itu, bursa Asia berpotensi bergerak moderate. Itu setelah Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi dengan nilai tukar rupiah jatuh menjelang laporan pekerja Amerika Serikat (AS). Laporan pekerja AS diekspektasi naik menjadi 725 ribu pekerjaan pada Agustus 2021.
Imbal hasil Treasury 10 tahun AS turun tipis dan nilai tukar dolar mencapai level terendah empat minggu. Harga minyak mentah mendekati USD70 per barel di tengah taruhan bahwa pasar dapat menyerap pasokan tambahan dari OPEC+ karena Teluk AS bergulat dengan dampak Badai Ida. Tambang logam mayoritas naik dengan Timah naik 0,30 persen, dan Nikel melesat 0,52 persen. (abg)