indoposnews.co.id – Kinerja PT Timah (TINS) semester pertama tahun ini tampak membaik. Itu terefleksi dari performa finansial terus tumbuh dibanding periode sama tahun sebelumnya. Di pasar komoditas dunia, logam timah menjadi salah satu komoditas dengan performa terbaik tahun ini.
Itu menjadi kontribusi positif terhadap pencapaian finansial perseroan. Pandemi berkepanjangan membuat operasional perseroan tidak berjalan normal. Itu kemudian berdampak terhadap penurunan performa produksi. Baik itu produksi bijih timah, dan logam timah. Pada kuartal dua 2021, Timah membukukan produksi bijih timah 11.457 ton. Menukik 54 persen dari periode sama 2020 25.081 ton. Nah, dari jumlah itu, bijih timah laut berkontribusi terbesar. Produksi logam timah 11.915 ton atau turun 57 persen dibanding periode sama 2020 sebesar 27.833 ton.
Baca juga: Lepas Saham Mitrabahtera, Lo Kheng Hong Raup Dana Rp67,19 Miliar
Penjualan logam timah tercatat 12.523 ton atau turun 60 persen dibanding periode sama tahun lalu sebanyak 31.508 ton. Perseroan terus melakukan pengawasan terhadap IUP, sehingga risiko terjadi kebocoran timah di lapangan bisa ditekan. Dengan penertiban berkelanjutan, ruang gerak penambang timah ilegal di IUP TINS menjadi terbatas. Pada kuartal dua 2021, Timah berhasil membukukan laba operasi Rp630 miliar, melesat 377,53 persen dari periode sama 2020 minus Rp227 miliar. Laba tahun berjalan menanjak 169,23 persen menjadi Rp270 miliar, dari periode sama 2020 dengan minus Rp390 miliar. EBITDA melesat 198,85 persen menjadi Rp1,04 triliun dari periode sama 2020 sejumlah Rp348 miliar.
Arus kas operasi naik 315 persen menjadi Rp2,58 triliun dari periode sama 2020 sejumlah Rp620 miliar. Pada periode sama, pendapatan Timah turun 27 persen menjadi Rp5,87 triliun dari Rp8,03 triliun. Rasio profitabilitas sehat, nampak dari rasio GPM (Gross Profit Margin) 19 persen dari triwulan dua 2020 sebesar 3 persen, dan rasio NPM (Net Profit Margin) 5 persen dari periode sama 2020 minus 5 persen.
Baca juga: Kuartal I-2021, Indoritel Makmur Cetak Pendapatan Rp135,32 Miliar
Adapun rasio DER (Debt to Equity Ratio) 103 persen berhasil menyusut dibanding periode akhir 2020 sebesar 142 persen. Utang bank jangka pendek berhasil diturunkan menjadi Rp2,2 triliun, dari posisi akhir 2020 sejumlah Rp3,8 triliun.
Sementara itu, performa anak usaha terus bertumbuh. Diharap menopang pencapaian kinerja perseroan hingga pengujung akhir 2021. ”Peningkatan permintaan logam seiring meredanya pandemi Covid-19 mendorong stabilitas harga logam berdampak pada perkembangan industri hilir logam timah. Itu diharap menjadi salah satu motor pendongkrak kinerja Timah pada tahun pemulihan ini,” tutur Wibisono, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah. (abg)