indoposonline.NET – PT Pertani (Persero) berkolaborasi dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Kementan memproduksi biosilika cair nanoteknologi dari limbah sekam yang berpotensi meraup Rp504 miliar saat dikomersialisasikan.
Direktur Utama Pertani Maryono dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan potensi pendapatan hingga Rp504 miliar tersebut dihasilkan dari limbah sekam yang diproses menjadi pupuk biosilika.
“Pada tahun 2021, dari 13 RMU (rice milling unit) yang dioperasikan Pertani akan menghasilkan limbah sekam padi sebesar 26.429 ton per tahun. Potensi limbah sekam sebanyak itu bila diproses menjadi pupuk biosilika akan mendapatkan pupuk sebesar 10 juta liter per tahun dengan potensi pendapatan sebesar Rp504 miliar per tahun,” ujarnya.
Produk pupuk biosilika tersebut merupakan produk yang memiliki spesifikasi nanoteknologi yang dapat menaikkan produktivitas tanaman hingga tiga ton per hektare.
Untuk memastikan tingkat ketersediaan bahan baku, Maryono memastikan bahwa pupuk biosilika cair ini akan memakai limbah dari pabrik beras atau RMU yang dimilikinya.
Baca juga : Catut Nama Jokowi, Artis Fahri Azmi Tertipu Rp74 Juta
Selain itu, ia juga telah menyiapkan sejumlah strategi terkait rencana distribusi dan pemasaran.
“Dalam pendistribusiannya kami memiliki jejaring yang kuat, karena kantor cabang dan unit pemasaran serta gudang kami tersebar hampir di seluruh provinsi dan sejumlah kota besar di Tanah Air. Ditambah kami merupakan anggota BUMN klaster pangan yang akan bersinergi nantinya,” katanya.
Untuk pemasaran produk nantinya juga akan disiapkan untuk para petani penangkar padi yang selama ini sudah lama bekerja sama dengan Pertani yang berjumlah sekitar 7.800 petani.
Sementara itu, Kepala Balai Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Fadjry Djufry mengatakan jajarannya sudah melakukan demonstration plot di lahan 2.000 hektare.
Dari lahan tersebut, tanaman yang diberi perlakuan biosilika memiliki perbedaan produktivitas yang signifikan dengan peningkatan hasil sampai tiga ton per hektare serta bermanfaat untuk memacu ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.
“Kami berterima kasih kepada PT Pertani atas terlaksananya perjanjian pralisensi ini, karena bagi kami ini merupakan terobosan inovasi produk dan bisnis yang bagus dari sebuah BUMN khususnya bidang pertanian,” kata Fadjry.
Dia mengungkapkan pihaknya bersama jajaran akan terus bersinergi dengan Pertani untuk terus mengembangkan produk-produk yang dimiliki oleh Balai Besar Pascapanen termasuk untuk bersama-sama mencari peluang pemasaran ke luar negeri.