Indoposonline.NET – PT Bentoel Internasional Investama (RMBA) mantap go private. Untuk itu, perseroan merayu pemegang saham untuk melepas saham publik Rp1.000 per lembar. Tawara harga itu, klaim manajemen lebih seksi dari harga pasar.
Perseroan menilai harga penawaran secara signifikan lebih menarik dibanding harga penawaran yang disyaratkan POJK Nomor 3/2021 dan Peraturan BEI Nomor I-I. Bahkan banderol harga dalam penawaran tender itu, 356,21 persen lebih tinggi dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian pada tempo 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private pada 20 Agustus 2021 yaitu Rp281 per saham. ”Penawaran harga itu, 571,43 persen lebih tinggi berdasar hasil penilaian independen yaitu di kisaran Rp175 per saham,” tulis manajemen Bentoel kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/8).
Baca juga: GMF AeroAsia Maksimalkan Bisnis Industri Pertahanan, dan Kelistrikan
Sekadar informasi, rencana go private, dan penghapusan pencatatan (delisting) saham Bentoel akan ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada, Selasa 28 September 2021. Alasan Bentoel meninggalkan ingar bingar pasar modal karena jumlah saham publik relatif kecil yaitu kurang lebih 7,52 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Di mana, 7,29 persen dimiliki satu pihak. Praktis hanya 0,23 persen dimiliki pemegang saham publik lain. Saat ini, jumlah pemegang saham publik kurang lebih 2.385 pemegang saham. Saham perseroan juga relatif tidak likuid. Lalu, setelah rights issue pada 2016, perseroan tidak melakukan penggalangan dana (capital raising) dari pasar modal, dan tidak ada rencana melakukan di masa depan.
Baca juga: Persada Capital Borong 550 Ribu Saham Emiten Milik Sandiaga Uno
Berikutnya, kinerja keuangan perseroan merugi berpengaruh pada kinerja harga saham. Perseroan tidak memberi dividen kepada pemegang saham setelah tahun buku 2010 karena posisi saldo laba negatif. Saham tidak aktif diperdagangkan di BEI. Sejalan perdagangan saham tidak aktif, tidak mudah bagi pemegang saham untuk melakukan transaksi. Nah, dengan rencana go private, pemegang saham akan memiliki kesempatan untuk menjual kepemilikan saham pada harga premium terhadap harga pasar. (abg)