Indoposonline.NET – Pelaku industri kreatif kuliner Bandung menginisiasi pendirian wadah usaha bersama berbadan hukum koperasi. Pelaku kuliner dalam Komunitas Kuliner Bandung itu, ingin koperasi mempermudah pembiayaan usaha para anggota.
”Ide mendirikan koperasi sudah lama tercetus. Saat ini, kita sudah ada di tahap pembenahan dan manajemen koperasi akan kita bangun,” tutur Meizan (Ican), pemilik brand Keukeun, House The House, dan Rotor, di hadapan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung, saat berdiskusi dengan Komunitas Kuliner Bandung, di Orbital Dago, Kota Bandung, Jumat (11/6).
Baca juga: Sri Mulyani : Dunia Dihadapkan pada Ancaman Catastropic
Pembentukan koperasi, ibarat gayung bersambut saat mendapat kepercayaan mengelola Teras Cihampelas. Ada sekitar 162 kios namun tidak berjalan. Ini langkah konkret meningkatkan kapasitas usaha pelaku usaha mikro di Teras Cihampelas. ”Kita membangun Laboratorium Kuliner, semacam satu kolektif kuliner. Namun, output-nya bukan produk kuliner, melainkan berupa riset dan literasi dalam bentuk buku dan film,” tambah Pemilik merek Parti Gastronomi, Cupola.id, dan 347, Arifin Windarman.
Merespons itu, MenkopUKM Teten Masduki menekankan pentingnya sebuah bisnis masuk dalam skala ekonomi agar lebih memiliki daya saing. ”Di era digital ini dengan pasar terbuka lebar, kita harus siap bersaing dalam arti unggul produk dan meningkat kapasitas usaha agar sanggup memenuhi permintaan pasar,” tegas Teten.
Baca juga: Bukan Main, Layar Mini-LED iPad Pro M1 Tahan Jilatan Api
Teten menyarankan industri kreatif Bandung melakukan konsolidasi dalam satu payung brand bersama. ”Kalau bergabung dalam satu brand bersama akan memiliki kekuatan lebih dalam bersaing. Ketimbang jalan sendiri-sendiri dengan brand kecil,” urai Teten.
Teten mencontohkan Dapur Bersama (Rumah Produksi Bersama) di Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), dalam memproduksi rendang, makanan khas Sumbar. ”Bila seperti itu, otomatis konsolidasi usaha dan brand akan tercipta. Dan, merger usaha akan menghasilkan kekuatan besar dalam bisnis modern seperti sekarang ini,” ucap Teten.
Pemerintah, lanjut Teten, terus menyiapkan ekosistem bisnis agar para pelaku usaha memiliki akses ke pasar digital dan pembiayaan. Porsi kredit perbankan untuk UMKM akan ditingkatkan 30 persen hingga akhir 2024 mendatang. Begitu juga dengan KUR terus dipermudah untuk perkuatan permodalan UMKM.
Baca juga: Waw, Bumi Resources Sabet Top Mid Cap Industri Pertambangan
Selain itu, ada juga kebijakan pemerintah, di mana 40 persen belanja pemerintah harus menyerap produk UMKM dengan nilai Rp460 triliun per tahun. ”Kami juga mendorong produk UMKM untuk bisa masuk rantai pasok industri,” ucapnya. (abg)